• Takdir Cinta •
Jadilah wanita yang sholehah, karna wanita cantik sudah banyak di jumpai
•
•
•Naya melihat jam melalui ponselnya. Menunjukkan pukul 12:30 suasana yang riuh dengan orang berlalu lalang menunjukkan kelas telah usai.
Waktu jam makan siang telah tiba, Naya mencoba mencari tempat duduk kosong agar ia bisa segera makan siang. Setelah lama akhirnya ia menemukan kursi yang yang bisa ia duduki.
"Akhirnya gue dapet kursi juga," batin nya mengeluh.
Sambil menghela nafas Naya mengeluarkan bekal dari dalam tas yang berkesan mewah, dengan warna putih dan tali rantai emas. Meskipun dengan harga yang dapat dia beli di pedagang kaki lima.
"Ya Tuhan, kenapa harus ada pemandangan seperti ini, mana matahari lagi terik-teriknya. Sampe buat mata gue jadi sipit. Di tambah lagi depan gue ada sepasang kekasih," keluhnya sambil menyuap makanan yang telah ia bawa dari rumah tadi.
"Awas aja nanti gue bales." batinnya melanjutkan
"Pengen pacaran." Naya mengerucutkan bibirnya. Dia mengaduk-aduk nasi yang ia bawa tadi. Hatinya serasa dongkol melihat sepasang kekasih ini. Benar-benar tidak tau tempat.
Setelah sepasang kekasih itu pergi barulah Naya bernafas lega. Sebenarnya ia berniat untuk bolos hari ini. Membosankan, di tambah dia tidak menemukan pria yang dia idam-idamkan dari tadi.
"Aduh Daffa mana sih, susah amat gue nemu ni anak." Naya melirik kesana kemari untuk memastikan bahwa Daffa benar-benar tidak ada. Setelah beberapa menit berkeliling. Naya memutuskan untuk duduk di bawah pohon belimbing.
"Dah ah capek, Daffa gatau kemana juga." Keluh Naya sembari memegang kedua lutut nya yang terasa lemas. Bisa-bisa dia jatuh di jalan kalau terus mencari Daffa.
Naya diam sesaat mencoba untuk berpikir. "Harus semangat!! Dalam kamus seorang Inayah tidak ada kata Lelah ataupun Capek. Semangatt!!!" sambil menyemangati dirinya sendiri Naya tersenyum senang.
Baru juga ngeluh beberapa saat, eh orang yang di keluhin muncul. Dengan gaya jalan ciri khas nya. Daffa menghampiri Naya. Kali ini Daffa menggunakan hodie berwarna hijau Army. Bau maskulin menyeruak di indera penciuman Naya. Membuat Naya enggan untuk pergi dari sana.
Benar-benar sempurna. Kulit sebening susu, hidung mancung bak perosotan, bibir merah bagaikan harumnya bunga Mawar, rahang tegas nan indah, bola mata coklat pekat yang menambah kesan agak sedikit bule.
"Perkuat ilmu agama. Karna yang saya cari bukan wanita cantik, wanita cantik sudah banyak. Bahkan sekali klik di internet sudah muncul. Tapi wanita sholehah sangat langkah. ia begitu misterius dan tersembunyi. Kamu tidak akan mendapati satu pun fotonya di sosmed." Jelas Daffa panjang lebar yang membuat Naya terkagum-kagum.
Sebenarnya Naya menyukai Daffa karna wajahnya yang indah. Tapi kayaknya Naya juga mulai menyukai sudut pandang Daffa.
"Hah? Apa? Kamu ngomong apa barusan?" Tanya Naya linglung. Dia masih terpaku akan keindahan wajah Daffa. Benar-benar sempurna. Tentu saja Naya tidak akan pernah menyesal pernah menyukai Daffa.
"Tidak ada kata pengulangan. Jauh-jauh dari Saya. Saya tidak suka dengan kamu. Jadi jangan usik kehidupan Saya."
Setelah mengatakan itu Daffa pergi dengan wajah datarnya. Huh ekspresi begitu saja tampan. Apalagi tersenyum. Bisa-bisa pingsan sih Naya.
"Ya Allah Daffa ... Itu tadi kamu? Ngomong ke Naya? OMG dia bilang itu ke gue? What?? Seriously???"
Dengan segera Naya mengejar Daffa, walaupun kakinya terasa lemas saat ini. Dengan nafas ngos-ngosan akhirnya Naya sampai di hadapan Daffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA [TERBIT]
Short StorySEBAGIAN PART DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT "Kalau seandainya kita tidak berjodoh, apa kamu masih mau nunggu aku?" "Aku akan menunggu mu jika benar kamu adalah jodohku." lelaki itu tersenyum selepas membaca surat dari orang yang paling dia b...