"Shei, kamu masih chattingan sama dia ya?" Kinta bertanya pada Sheina yang lagi sibuk membalas chat dari seseorang. Sedangkan Kinta yang penasaran mulai clingukan karena kepo pada Si Sheina temannya itu.
"Shei!!" Di ajak ngomong kok gak dijawab!" gertak Kinta membangunkan imajinasi Shei.
"Apa sih! Kepo ya kamu? Hahaha.." jawab Shei dengan nada santai.
"Btw Gue mau curhat nih." setelah beberapa menit hening,Shei memulai pembicaraan lagi.
"Ya, curhat apa?" nada Kinta sedikit kesal
"Emm..."
"Cepetan rese!"
"Hahaha selow mbak."
"Aku jadian sama cowok."
"Yang bener! Siapa?" tanya Kinta antusias.
"Chahaha kepo ya." goda Shei
"Gak mau ngaku gue buang lo!"
"Silahkan." Shei tersenyum geli melihat Kinta yang begitu penasaran.
"Gue kasih klu. Dia itu tampan,putih,kekar,gak terlalu tinggi,maco,ber alis tebal,rada sombong tapi baik,cuek tapi akunya sih yang terlanjur sayang jadi ya mau gak mau aku terima cintanya hehe." jelas Shei
"Namanya deh cepetan,gak usah banyak klu. Aku kagak faham!." pinta Kinta yang masih penasaran.
"Dia..."
"Ehh bentar aku ada telepon." potong Shei ketika Hpnya berdering.
"Oke."
"Hallo Brandon ada apa kamu nelfon. Tumben amat." ucap Shei yang langsung mengagetkan lamunan Kinta.
" lo ada dimana? Gue susul ya sekarang." ucapan Brandon terdengar samar di telinga Shei.
"Iya yang ... Apaan sih? " tanya Shei yang mencoba memahami ucapan Brandon dari telepon.
"Kamu dimana?" Tanya Brandon lagi.
"Di taman sekolah. Emangnya ada apa sih?"
"Aku mau menyatakan sesuatu."
"Iya. Ngomong sekarang aja."
"Kamu tunggu disitu ,,aku susul sekarang."
"Terserah deh!" putus Shei akhirnya. Ia sebenarnya sedang malas untuk bertemu siapapun kali ini. Walaupun itu orang yang spesial sekalipun.
"Katanya udah gak chattingan lagi sama si Buaya itu?! Kok masih telfonan?!" Tanya Kinta dengan nada sedikit cemburu.
"Buaya? Siapa sih?"
"Brando, sheina yang cantik!"
"Hehehe maaf aku bohong sama kamu. Tapi sebenarnya itu...." belum habis menjelaskan Kinta sudah memotong pembicaraan.
"Apa!!! Kalau sebenarnya kamu pacaran sama Brando?! Jawab Shei jawab!!" bentak Kinta tiba-tiba hingga mengejutkan Sheina.
Memang ia sudah melupakan Brandon, tapi tidakkah terlalu tega fikirnya kalau teman dekatnya sendiri yang mengkhianatinya. Kinta tak habis fikir dengan kelakuan Shei yang diluar batas. Makannya ia meluapkan amarahnya itu sekarang.
"Kenapa kamu jadi marah gini Kin? " nada Shei gemetar,ia takut kalau Kinta bakalan memutuskan hubungan pertemanan hanya karena masalah cowok.
"Gue benci sama kalian,gue benci!!" teriak Kinta sekencang kencangnya. Air matanya menyalir deras bak air hujan.
Plakkkk....
Sebuah tamparan mendarat di pipi Shei.
Amarah Kinta tak tertahankan lagi. Ia secara reflek menampar Sheina.
"Kinta kamu kenapa hah?!" sekarang nada Shei mulai meninggi.
"Kamu kan tau kalau aku ini pernah suka sama Brando, tapi malah Brandon pergi ninggalin aku. Gak pernah sedikitpun dia peduli dengan perasaanku. Dia ketus dan cuek sama aku. Dulu kamu nasehatin aku buat ngelupain dia. Tapi sekarang buktinya kamu malah pacaran sama dia! Apa setega itukah kamu kepada sahabatmu ini? Dimana janji kamu dulu kalau kamu gak bakalan lagi suka sama dia?! Penghianat!" umpat Kinta di akhir kemarahannya itu.
Hatinya sekarang beku,hancur,dan mati. Tiada lagi energy untuk dia marah. Sekarang ia hanya bisa menangis menyesal karena telah mempercayai janji temannya itu.
Tiba-tiba dari arah belakang tubuh semampai Sheina ada seorang cowok berambut tebal,kekar nan ganteng berjalan menuju ke arah Sheina.
Cowok itu menarik tangan Sheina dari belakang dan membalikkan tubuh Shei kemudian didaratkannya tubuh tersebut ke pelukannya.
Shei terkejut.
Sontak mata Shei terbelalak,heran dengan apa yang dilakukan Brandon. Ia lebih terkejut lagi saat Brandon mengungkapkan bahwa ia pacarnya di depan Kinta.
"Ya dia pacar aku. Jadi stop bikin dia nangis karena egomu. Emang kamu pikir aku peduli kalau kamu bersikap begini? Nggak akan pernah Kin! Camkan kata-kataku ini!" ucap Brandon.
Sebisa mungkin Kinta mencoba tidak menangis. Ia mengambil permen dan memakannya kalau ia lagi sedih. Ini sering ia lakukan agar kesedihannya hilang.
"Owhh jadi kalian udah resmi pacaran! Oke selamat telah berhasil bikin hati aku hancur. Sekarang aku mau pergi,takut ganggu." ucap Kinta. Senyum sinis ia berikan untuk meyakinkan pada Brandon kalau ia sudah move on.
Namun tetap saja tangannya mengepal erat. Matanya mengisyaratkan kemarahan. Wajahnya terlihat memerah karena marah.Brando hanya tersenyum melihatnya.
Kinta langsung meninggalkan Shei dan Brandon yang masih berpelukan. Ia berjalan cepat dengan hentakan kaki yang begitu keras sambil merobek-robek kertas soal yang seharusnya ia kerjakan untuk ulangan nanti dan sesekali mengusap air matanya menggunakan kertas yang ia sobek-sobek itu.
Tiba-tiba ...
Ada seseorang yang menarik tangan Kinta dari belakang dan memeluknya.....Kinta kaget!
Ia seperti kenal dengan postur tubuh ini.
Dan suara ini.
Dan parfum ini.
Tidak salah lagi!!
Dia adalah.....Bersambung ......
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA LUAR BIASA
Teen FictionKINTA- Apakah aku bisa melupakan dia setelah aku mulai memiliki rasa kepadanya? Tidakkah dia memiliki perasaan sedikitpun kepadaku? Apa aku yang terlalu berharap? Apakah rasa sayang ini harus terbuang sia-sia?