Brakkk!!!
"Hai lo,,anak pungut keluar lo! Jangan jadi pengecut lo! Sini gua hajar lo!" teriak Sofi dan adiknya Fia beserta gengster terkenal di sekolahnya itu.
Geng Soulshy adalah geng terkenal di sekolah. Terdiri dari 6 anggota yang paling brutal tapi terkenal di mata guru karena kecantikan dan kepintarannya.
Kenapa dinamakan soulshy? Karena mereka paling demen yang namanya K-pop dan menganggap dirinya seperti cahaya yang selalu bersinar terang di sekolahnya. Dengan kata lain mereka adalah orang-orang hits.
Dimata Kinta ,mereka bukanlah apa-apa. Dia tetaplah preman sekolah yang harus dibasmi dari sekolahnya. Mungkin karena itulah Sofia and the geng menjadi benci dan geram dengan Kinta.
Hoammm...
Kinta terbangun dari tidur panjangnya. Yahh tidur selama 3 jam pelajaran menurut Kinta sudah termasuk tidur panjang. Ia mendongakkan kepala sebab ia masih di posisi tidur di bawah meja ,pojok belakang dengan sapu sebagai gulingnya.
"Aduhhh..."
Kepalanya kepentok di meja. Seketika satu kelas menertawakanya. Tak ada seorangpun yang menghiraukan keberadaan Sofi and the geng yang masih berdiri di tengah pintu sambil berkacak pinggang.
"Heh budeg,,dengar gak sih gua ngomong!" bentak Fia.
"Iyahhh denger." jawab Kinta dengan santainya. Ia lagi lagi menguap.
Brakkkkk...
Sekarang gantian Sofi yang menggebrak mejanya Kinta. Mengacak-acak buku yang ada di meja dan membanting tas Kinta seakan ia sedang mencari sesuatu namun tidak menemukannya.
"Whoiii santai dong!" Kinta mulai angkat bicara.
"Mana hp lo! Sini mau gua ancurin seancur-ancurnya,sampai lo gk berani bercuit di sosmed dan gak ganggu hidup gua lagi!!" jelas Sofi sambil berjalan menuju kearah kinta. Tangannya mengepal erat dan mungkin sedikit lagi mendarat di wajah Kinta.
"Ohh" jawab kinta singkat sambil menepis tangan Sofi yang mau menamparnya. Tersenyum kecut dan menatap mata sofi tajam.
"Bisa-bisanya lo gituin kakak gua hah!!!" teriak Fia.
"Apa? Gak terima?" balas Kinta.
"Gue disini mau negasin ke kalian semua. Gue benci orang yang hidup curang dan gak adil. Gue benci kalian yang sok sokan di depan guru,di puji bak seorang malaikat. Disanjung dan di perhatiin karena kepintaran dak kecantikan kalian. Gue gak suka karena itu semua fake. Lo semua tuh curang dan gue wajib berantas hama hama yang gak berguna kayak kalian di sekolah ini!" tegas Kinta dengan nada yang santai namun penuh penekanan.
Satu kelas seketika hening. Sofi dan Fia hanya diam tak menyaut satu kata pun. Wajahnya mulai memerah menandakan ada beberapa dari penjelasan Kinta yang benar.
"Oh ya gue tegasin sekali lagi. Lo semua itu jangan pernah nyebar berita yang gak bener tentang gue. Toh gue gak pernah ganggu lo. Berita tentang lo tuh bukan gue yang nyebar. Gue gak sekejam itu. Gue masih punya hati dan fikiran,gak kayak lo. Dan satu hal lagi.
Hidup hidup gue jadi urus hidup lo sendiri. Gue merasa kasihan sama lo!" . tegas Kinta yang membuat seisi kelas bertepuk tangan ."Awas ya!! Gue bakal hancurin hidup lo! Liat aja nanti." ancam Fia.
"Makasih atas perhatiannya,kalian boleh beraktifitas kembali." perintah kinta dengan santainnya dan tak menghiraukan SoFia and geng.
SoFia and geng langsung pergi dan membanting pintu kelas Kinta.
Terlihat sulut api kemarahan di wajah SoFia and geng. Mereka tak tinggal diam dengan apa yang telah dilakukan kinta terhadapnya. Rencana mulai disusun untuk membalaskan demdam mereka karena telah di tertawakan seisi kelas.
"AWAS KAU KIN!!!" ancam Sofi dalam hati.
.
.
.Dari arah ruang guru ,Pak Bima sudah berjalan menuju kelas Kinta.
Yah hari ini ada pelajaran pak Bima. Guru paling care sama Kinta. Dalam tanda kutip care kalau menghukum Kinta. Walaupun sebenarnya kinta tak melakukan kesalahan apapun.
Kinta mulai menunduk lemas. Ia tahu hukuman sudah berjalan menghampirinya. Setiap pelajaran Pak Bima ,ia harus menemani Pak bima di lab. Komputer untuk membantu Pak Bima sampai sore dan terkadang sampai gerbang sudah ditutup oleh satpam.
"Kinta...." panggil Pak Bima dengan raut wajah datar dan suara cemprengnya itu.
"Asiyappp pak." jawab Kinta sambil hormat ke Pak Bima.
Teman teman kinta pun sudah hafal dengan trandisi tersebut. Tak ada yang heran dengan hal itu.
Tradisi yang sudah ia lakoni sejak kelas 10. Dan sialnya dia harus bertemu guru itu 3 tahun.
"Ayok ikut saya."
"Kemana pak?"
"Ke pelaminan"
"Ciee cieee " seisi kelas langsung menyoraki mereka berdua.
"Ke lab. Kinta.." ucap Pak Bima yang berjalan keluar kelas menuju ke lab. Komputer.
.
.
.---
.
.
.Kinta mulai mengetik beberapa soal ulangan yang diberikan oleh pak Bima. Sedangkan Pak Bima sedang sibuk membuat nilai karena sudah mendekati akhir semester satu.
Suasana hening sampai beberapa detik."Kamu cari masalah lagi?" tanya pak Bima
"Kali ini bukan aku yang nglakuin itu." jelas Kinta dengan nada kesal.
"Kenapa yah orang selalu berfikir aku tuh salah,nakal,bandel,pembuat onar dan bodoh. Sekali kali gitu si Sofi sama Fia yang di gituin!" tambah Kinta . ia meremas kertas yang ada di hadapannya. Sesekali mengusap matanya yang mulai berkaca-kaca.
"Malah nangis." goda pak Bima sambil tertawa khas dirinya.
"Gak nangis kok,,cuma tadi ada lalat masuk ke mata." jawab Kinta kesal.
"Apa dia musuhmu?" tanya Pak Bima.
"Nggk juga!" jawab Kinta menepis pertanyaan Pak Bima.
"Dia aja yang nganggep aku musuh! So whatever and I dont Care" imbuh Kinta dengan nada rada sombong.
"Ya jelas toh, dia aja cantik makannya dia hits. Pinter lagi" goda Pak Bima.
"Cantikan juga aku" gerutu Kinta. Namun pak Bima masih dapat mendengarnya.
"Kin.."
"Apa?"
"Berhenti jadi admin akun gosip itu. Berhenti cari masalah sama murid murid." nasihat pak Bima. Tiba-tiba nadanya menjadi formal.
"Haruskah?" tanya Kinta sambil menaikkan alisnya.
"Dasar bandel,,,sekarang Selesaikan tugas kamu sampai jam 6 sore, nanti pulang dan kunci pintunya. Saya mau ke ruang waka kesiswaan tambah pak Bima.
" syuh syuhhh " usir Kinta.
Dalam hati Kinta sadar itu semua salah. Tapi apa daya dia gak bisa berhenti begitu saja kalau di sekolahnya masih banyak orang orang yang curang dan suka menindas yang lemah.
"Yah nikmatin alurnya saja lah " batin Kinta.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA LUAR BIASA
Teen FictionKINTA- Apakah aku bisa melupakan dia setelah aku mulai memiliki rasa kepadanya? Tidakkah dia memiliki perasaan sedikitpun kepadaku? Apa aku yang terlalu berharap? Apakah rasa sayang ini harus terbuang sia-sia?