Chapter 36 : Halilintar Biru, Lan Sen

299 23 1
                                    

[  Author POV ]

Ibu, apa tempat kita bisa lebih baik?

Kenapa tiba-tiba bertanya?

Karena pemberontak maupun Astrea yang semestinya yang melindungi kita, mereka terus bertempur tanpa henti. Menunggu kedamaian datang tempat yang kita tanggali bakal hancur terlebih dulu.!

Anakku sudah dewasa ternyata, ibumu terharu T~T

Ibu, aku serius!

Iya, ibu tahu. Kita hanya bisa menunggu selama itu kita tidak boleh kalah oleh keputusasaan. Apapun yang terjadi!

Itu lama! Aku ingin memiliki teman!

Haha. Kau benar juga. Andai... Andai saja ada seseorang yang memiliki pilihan ketiga, kita pasti...

Bzt.! Dar!

Halilintar biru menyambar Yuliana ditempatnya, sosoknya melakukan backlip berulangkali hingga sangat jauh dari hadapan lawannya, Maxwell(?).

"Aku hidup dilingkungan yang setiap harinya terjadi pembunuhan, kekerasan dan ketidakadilan. Hidup ditengah keputusan hampir membuatku menyerah tapi aku tidak mau kalah dengan hal yang semacam itu. Aku... Akan membuat pilihan ketiga itu! Maka dari itu apapun dan siapapun yang berani menghalangi jalanku, akan kumusnahkan!"

Dash!!

Maxwell melesat sangat cepat ke tempat Yuliana, kuku panjangnya tertahan oleh mata kodachi musuhnya.

"Salah satu sihir alternatif tipe hewan, 'Beast Fang'. Sesuai rumor kau menggunakannya dengan sangat baik. Tidak banyak orang yang dapat melakukannya dengan 'benar'.."

"Kau tahu diriku.?"

"Kau mempunyai kuku yang cantik... Lan Sen!"

Orang yang mengaku Maxwell menyeringai, sentakkan halilintar menggetarkan tempat keduanya.

Tarian Burung Gagak :
Surai Hitam

Thurst.. Thurst!

Lan Sen menusukkan kedua tangannya secara acak ke depan saking cepatnya seperti handuk hitam yang dikibaskan kuat. Yuliana mengaktifkan akselerasi menangkis tusukan Lan Sen.

"Kurgh?!" kuku Lan Sen menggores pipi kanannya, jeritan petir menyelimuti satu tangan Lan Sen lainnya dan tanpa jeda ia hantamkan ke wajah Yuliana. Yuliana terpental jauh ke belakang sambil memuntahkan banyak darah.

Lan Sen tiba-tiba hadir di hadapan Yuliana, refleks bola ungu terhempas ke segala arah dan Yuliana berhasil lolos dari tangan Lan Sen yang 'menusuk' tanah itu.

"Ah, ah, hah.." Yuliana muncul di arah jarum jam 6 Lan Sen.

"Aku baru ingat.." cetus Lan Sen. "Kau yang mengaku sebagai adiknya Iksan, bukan?"

"Apa yang lucu?"

"Tidak-tidak. Hanya saja kau terlalu lemah, bahkan tidak sebanding dengan Iksan.."

"Sudah wajar, dia adalah 'kakakku'.."

"Percuma berbohong. Aku bisa melihat chi dalam diri orang lain, setiap keluarga memiliki chi yang sama tapi kau tidak sama dengan chi Iksan. Namun.." selidiki Lan Sen mengamati chi Yuliana yang bercampur. "Entah bagaimana ada 'sesuatu' yang mirip dengan Iksan."

[2]IKSAN : Astrea Power Academy[END+Crosscover]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang