Meet

215 41 6
                                    

"Kau bisa mencoba melamar kerja di tempatku" tawar Taeyeon.

"Baiklah akan kucoba"

===

"Annyeonghaseyo, apa disini membutuhkan tenaga kerja? " kataku pada pria yang sedang duduk membelakangi ku.

"Apa kau berniat kerja disini?" tanya pria itu tanpa menatapku.

"Nde"

"Aku tidak punya waktu untuk basa basi, jadi sekarang kau boleh kerja disini!" kata pria itu yang masih tidak menatapku.

"Terima kasih, tuan"

"Kau bisa kebawa untuk menjadi kasir di cafe ini, kebetulan dia baru saja berhenti. Dan seragam kerja? Kau bisa menanyakan pada pegawai yang lain"

"Dan, aku tidak segan-segan memecatmu jika kau membuat kesalahan, tidak ada kesempatan ke 2. Ingat, tidak ada kesempatan ke 2!" lanjutnya tegas.

"Baiklah, aku permisi tuan" aku membungkuk hormat dan berjalan keluar dari ruangannya.
___

"Lihatlah dia dingin sekali, bagaimana dia bisa jadi bosku, ish!! Menjengkelkan!!" tidak ku sadar suaraku begitu besar. Mungkinkah dia mendengarkannya?

Sial, sial, sial.
___

"Berani sekali dia mengataiku." kata pria itu didalam ruangan. Dia mendengar semua apa yang dikatakan Yoona di depan pintu ruangannya.

"Dia sungguh tidak takut padaku!" dia menertawakan reaksi pegawai barunya.
___

"Taeyeon-a, dimana seragam kerja cafe ini?" tanya Yoona kepada Taeyeon.

"Ikut aku" Yoona mengikuti Taeyeon dari belakang.

"Pakailah ini, kelihatannya cocok denganmu"

"Gomawo, taeyeon" Taeyeon hanya membalasnya dengan senyuman.
___

"Appa, appa. Aku ingin ke sini. Ini kelihatan enak!" seru anak yang berusia 5 tahun.

"Kajja!" balas Ayahnya.

"Kami memesan, ice americano, moccha latte" kata ayah anak itu

"Baiklah tuan silahkan tunggu pesanan anda!"
___

"Baiklah tuan silahkan tunggu pesanan anda!" aku tersenyum ke arahnya.

'Dia adalah ayahku, bersama dengan eonniku'.

"Tiffany, 1 ice americano, dan 1 moccha latte!" kataku pada Tiffany

"Siap!" dia langsung bergegas pergi.

"Agasshi, aku merasa tak asing dengan wajahmu, kau sangat mirip dengan istriku!" kata Im Yunho.

"Jinjja?" kataku tak pecaya, ini hanya rekayasa.

"Tapi, appa. Dia lebih terlihat mirip dengan Yoona!" kata anak itu.

"Siapa namamu agasshi?"

"Yoona, Im Yoona" yang kurasakan adalah sakit.

"Im Yoona? Itu sama dengan nama putriku. Kuharap putriku tumbuh seperti mu" kata ayah anak itu.

"Dia akan tumbuh dengan baik, dia juga akan tumbuh dengan cantik. Suatu saat... Dia akan mendapatkan pria yang akan menjanganya dengan baik" lanjut pria itu.

"Walaupun aku sudah tidak ada didunia ini, kuharap dia tidak akan merasa sedih. Anak-anakku adalah Cinta keduaku setelah istriku. Aku ingin melihatnya berbahagia di atas sana!" rasanya air mataku ingin keluar sekarang.

"Aku ingin dia berjalan di jalanan yang dipenuhi bunga-bunga setiap harinya. Aku ingin dia mempunyai hidup yang Indah, ketika dia besar aku ingin mengantarnya ke altar pernikahannya, memegangnya, memeluknya, menciumnya, dan melepaskannya dengan orang yang ia cintai, hanya kedua putriku yang ku miliki didunia ini. Aku tidak ingin membiarkannya menangis walaupun sekali"

mataku mulai berkaca-kaca.

'Appa ini aku Im Yoona, anakmu. Dunia ini sangat dingin, tidak seperti saat aku berada di pelukanmu, saat aku merasakan Cinta yang kau berikan padaku. Aku telah tumbuh dewasa, seperti bunga yang mekar.  Maaf, semakin aku menatap masa lalu, semakin banyak hujan yang turun dari mata kecilku. Lihatlah aku telah tumbuh dengan cantik, sesuai dengan yang kau inginkan. Aku akan tetap melangkah pada jalan yang dipenuhi bunga, seperti impianmu. Semakin hari, senyummu menampakkan kerutan. Meski nanti musim dingin datang, aku tetap dengan aroma musim semi. Lihatlah, yang kita miliki hanyalah kebahagiaan. Kubiarkan semuanya pergi dari hidupku, untuk meraih tanganmu. Terima kasih telah membesarkanku dengan cantik,,, Appa.. "

"Ayahku adalah orang yang hebat, dia pernah berkata 'uang sebanyak apapun tidak bisa membeli waktu' " kataku

"Dia menyayangi mu agasshi, kuharap kau bisa terus bersama ayahmu, dan yang dikatakan ayahmu itu adalah kebenaran"

Aku menatap jendela cafe dengan tatapan kosong.

"Agasshi, gwaenchana?"

"Gwenchana"

"Yoona, ini pesanannya" tiffany memberikanku pesanan ayahku.

"Ini, tuan. Selamat menikmati!" aku memberikan pesanannya dengan senyuman.

"Bye, bye, Eonnie" kata anak kecil itu, maksudku kata Eonniku.
___

"Terjadi kecelakaan, dan menewaskan 2 orang. Diketahui orang tersebut bernama Im Yunho, dan Im Yeonjung,dan di larikan ke rumah sakit Seoul Hospital"

'Prang'

"Yoona, apa yang kau lakukan?" tanya salah satu pegawai cafe.

"Maafkan aku, tapi aku harus pergi!" Yoona melepas celemek yang masih terpasang di bajunya.

Ia berlari menuju Seoul Hospital. Ia baru saja bertemu ayah, dan dia sudah dinyatakan tewas.
___

"Tuan, pegawai baru itu lari ntah kemana. Dia memecahkan piring, dan lari tergesa-gesa setelah mendapat kabar dari TV"

"Dasar wanita itu, sudah kubilang tidak akan memberi kesempatan ke-dua"

"Tuan Sehun, sepertinya dia dalam keadaan tidak baik!"

"Apa kau menyuruhku untuk menyusul pegawai baru itu? Dia siapa sampai aku harus menyusulnya?"

"Apa anda tidak mengetahui nama pegawai baru itu? Im Yoona, itu namanya sepertinya"

"Im Yoona? Bisakah kau pergi sekarang?"

"Baiklah tuan Sehun".
___

"Appa, bangunlah, ini aku Im Yoona. Appa, Eonni, bangun eonni. Eonni, appa, kumohon bangunlah!! Aku belum sempat mengatakan selamat tinggal pada kalian."

"Kumohon bangunlah walaupun hanya 1 menit, bangunlah. 1 menit itu akan kugunakan baik-baik, dan mengucapkan selamat tinggal. Appa kumohon bangunlah! Apa kau tega meninggalkan ku sendirian di dunia ini? Kau sudah meninggalkanku 2 kali"

"Aku tidak sanggup kehilangan mu kedua kalinya, appa, jebal, bangunlah"

"Kau yang membunuhnya nona Im!"

===

Hai hai kembali lagi nih hehehe.
Gimana? Gak seru ya?  Maafin author ya
Jangan lupa tinggalkan jejak di komentar yeorobun. Vote juga jangan lupa
Hehehehe.

Em sampai sini dulu ya gpp? Bakal di update lagi. Author juga berterima kasih yang Setia baca dan vote, story pertama author.

Doain author ya..
Semoga ke depannya bisa lebih berkembang lagi imajinasi author.

Salam author
-lyr 💎

ғᴏʀᴇᴠᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang