9 : Bersama Chanyeol

9 0 0
                                    

"Honey, bangun. Ini sudah pukul enam!" Suara Baekhyun memenuhi pendengaran gadis yang masih meringkuk di dalam selimut.

"Hoamm-" Gadis itu menguap lebar. Ia melakukan perengangan seperti biasanya. Ia bergegas pergi ke kamar mandi.

Di ruang makan, terlihat dua orang pria yang sibuk menyiapkan sarapan. Ji Hani menuruni tangga menuju ruang makan.

"Sarapan sudah siap. Makan yang banyak." Suara berat milik pria bernama Chanyeol itu membuat Ji Hani menyadari adanya kehadiran pria tiang tersebut.

"Kak Chan. Bagaimana bi-" ucapan gadis itu terhenti karena ingatannya kemarin malam tiba-tiba terlintas di dalam otaknya. Pipinya bersemu merah.

"Tenang saja, kemarin aku hanya memelukmu." Lamunan Ji Hani terhenti karena suara Chanyeol. Ia mendelik karena merasa pria tinggi yang ada dihadapannya ini mengetahui isi pikirannya.

"Ayo makan honey. Aku dan Chanyeol sudah menyiapkan ini untukmu." Celetuk Baekhyun dari meja makan.

"Iya kak."

Mereka pun makan tanpa menimbulkan suara. Keluarga mereka memang sudah diajarkan supaya tidak mengeluarkan suara ketika makan kecuali jika ada sesuatu yang penting dan darurat.

Ting tong Ting tong

"Akan ku buka kan pintunya." Baekhyun dan Ji Hani mengangguk. Chanyeol pun membukakan pintu depan rumah Baekhyun. Muncullah sosok yang membuat Chanyeol geram kemarin malam. Dia Oh Sehun. Sehun memberikan senyuman miringnya membuat Chanyeol menggenggam gagang pintu erat.

"Selamat pagi. Aku mau menjemput kekasihku." Chanyeol mendesis mendengar ucapan Sehun dengan menekankan kata kekasih.

"Silahkan masuk. Dia sedang makan." Ucap Chanyeol dingin. Sehun mengangguk lalu duduk di sofa ruang tamu menunggu Ji Hani. Ia memainkan ponselnya, sesekali membalas pesan masuk. Tanpa ia sadari, Ji Hani sudah ada di hadapannya. Sehun tersenyum lebar sambil menatap ponselnya. Ji Hani mengernyitkan alis bingung.

"Main hp sampai senyum-senyum gitu kenapa?" Sehun terkejut lalu menyembunyikan ponselnya, memasang ekspresi yang sulit diartikan.

"Tidak ada. Ayo kita pergi." Ji Hani mengangguk. Sehun tidak menyadari Chanyeol berdiri di belakangnya saat ia bermain ponsel tadi. Chanyeol tersenyum namun mengandung banyak arti.

"Kak Chan, Kak Baekhyun aku berangkat dulu ya." pamit Ji Hani lalu meninggalkan rumah. Chanyeol tidak berhenti tersenyum penuh arti membuat Baekhyun bingung.

"Ada apa denganmu, huh? Terpesona dengan adikku?" selidik Baekhyun. Chanyeol menatap Baekhyun yang lebih pendek darinya.

"Tentu saja, sejak dulu aku menyukai adikmu, Baek. Tapi aku tersenyum bukan karena itu. Ada hal lain." Baekhyun mengangguk paham tidak ingin mengetahui apa makna dari senyuman sahabatnya tersebut.

"Baek, aku akan mengajak adikmu keluar sore ini. Boleh kan?" Chanyeol menatap Baekhyun penuh harap. Baekhyun yang sedang mencuci piring mengangguk.

"Boleh saja. Tapi jangan pulang malam. Atau aku tidak akan memperbolehkanmu menemui adikku lagi." Chanyeol tersenyum lebar lalu pergi dari rumah Baekhyun untuk bersiap-siap pergi kuliah.

Di perjalanan menuju sekolah, Sehun tidak henti-hentinya menggoda Ji Hani. Ji Hani menggerutu kesal karena Sehun menggodanya. Namun, pipinya berkata lain. Pipi gadis itu bersemu merah. Ia sangat senang karena memiliki seorang pacar, apalagi pacarnya adalah seseorang yang sangat terkenal di sekolahnya karena ketampanannya bak keturunan dewa yunani.

"Kamu kenapa? senyum-senyum gitu." Ji Hani tersadar dari lamunannya lalu menoleh ke luar jendela. Gadis itu mengehela napas pelan.

Ternyata sudah sampai. Huft, cepat sekali.

Neighbour | Park Chanyeol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang