Summer Camp!

1.9K 85 0
                                    

*Author's POV*

Hari belum terlalu pagi, matahari pun masih nampak malu untuk membagi kehangatan sinarnya, namun kala itu dua mata coklat Debby sudah terbuka seiring jeritan antusias yang keluar dari mulutnya, yah.. walaupun ada segurat kecewa mengingat pacar kesayangannya tak akan menemaninya tiga hari dua malam kedepan

"Oke aku siap hari ini!"

Debby yang baru keluar dari kamar mandi masih dengan handuk yang melilit di rambut cokelat ikalnya langsung melompat menyambar ransel hitam berukuran super jumbonya

"Baju, sweater, celana, sandal, peralatan mandi, peralatan makan, obat, makanan, bedak, lipgloss, tabir surya, umm apa lagi ya? oh ya angry birds, teddy bear nah sudah."

Debby tersenyum puas melihat ranselnya mengembung persis seperti orang akan kabur dari rumah, padahal nyatanya ia hanya akan tiga hari disana

"Nah sekarang tinggal aku yang bersiap."

Debby kembali mengobrak abrik lemarinya hingga ia sudah menemukan apa yang di carinya, white T-shirt,Black cardigan and skinny jeans, Debby segera mengenakan topi musim panasnya dan sepatu convers putihnya, di Heaven hills nanti pasti melelahkan mungkin ia bisa meminta Zayn untuk mengendongnya ehh tapi nanti ia juga harus bersiap dilempar ke tengah pantai oleh fans Zayn yang semakin hari semakin bejibun itu

"Debby ayo cepat!"

Teriakan Austin membahana di rumah bercat cream itu, Debby mendelik kesal, dasar Austin semenjak patah hati tingkahnya bertambah aneh saja

"Iya sebentar."

balas Debby berteriak, diangkatnya ransel hitamnya tapi..... Debby malah terbanting oleh ranselnya yang super duper berat itu

"Austin bantu aku!"

"Jangan berteriak begitu!"

tukas Austin yang langsung berlari ketika jeritan Debby membahana, Debby merengut kesal perasaan tadi dirinya juga berteriak seperti wanita tapi sekarang malah dengan naifnya berkata 'jangan berteriak' dasar adik durhaka

"Bantu aku membawa ransel ini."

rengek Debby, Austin menghela nafas panjang dan mulai mengangkat ransel hitam itu dan..'gubrak' bukannya terangkat badan Austin malah terhempas ke lantai seiring ransel yang sama sekali tak bergerak, tawa Debby pecah membahana, puas sekali dia melihat adik durhakanya itu terhempas ke lantai dengan wajah yang menyentuh keramik duluan, intinya jatuh yang tidak elit

"Kau malah tertawa, mau di bantu tidak?"

semprot Austin, Debby langsung membungkam mulutnya sendiri

"Maaf.."

lirihnya dengan wajah menyesal, Austin meregangkan otot-otot tangannya dan menghela nafas panjang, oke here we go 1..2..3

"Hiyaaaat"

sekuat tenaga di bopongnya ransel hitam berisi bermacam-macam barang itu, Debby memekik senang dan melompat –lompat persisi anak TK mendapat permen, ketika akhirnya Austin berhasil menuruni tangga dengan ransel hitam terkutuk itu

"Nah Debby disana kau harus hati-hati, jangan makan sembarangan, bertingkahlah seperti gadis berumur 16, ingat kau bukanlah anak TK berusia 5 tahun, jangan menyusahkan Pembina, jangan sampai tersesat pokoknya jangan macam-macam."

runtut Anne menasihati anak sulungnya itu! yang dinasehati hanya menganguk-anguk berpura-pura menyimak, jangan bertingkah macam-macam? Bukan Debby sekali namanya

Sebuah bus merah besar berhenti tepat di depan halaman rumah keluarga Ryan, Anne memeluk anaknya erat hingga Debby sendiri gelagapan nyaris tak bisa bernafas

My Arrogant Boyfriend IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang