SMA Cendrawasih

59 6 0
                                    

Eve mengernyit, "Kamu kenapa, sayang? Sakit? Kok lemes gitu?", ucapnya sambil meletakkan punggung tangannya di kening Nadine.

"Hangat. Kalo kamu sakit nggak usah ke sekolah dulu. Ini pasti karena hujan-hujanan kemaren nih", lanjut Eve.

"Nggak usah, Ma. Nadine masih baik-baik aja, kok. Lagian Nadine mau ulangan harian bahasa Inggris", balas Nadine.

"Jangan memaksakan diri, Nad", timpal Adam, Papi Nadine.

"Enggak kok, Pi. Ya udah Nadine berangkat dulu, Nadine lupa ada piket kelas", ucap Nadine seraya berdiri lalu menyalami kedua orangtuanya.

"Kalo gitu jangan terlalu capek, ya. Ntar malah kenapa-napa", ucap Eve.

Nadine mengacungkan jari jempolnya.

Jangan sampe gue sakit hari ini, daripada ulangan sendirian minggu depan!?.

SMA Cendrawasih.
Sekolah dimana Nadine menimba ilmu, bertemu dengan teman-temannya yang unik, dan tempat dimana ia menikmati masa remajanya.

Jazz putih Nadine parkirkan di tempat yang lebih teduh dibandingkan dengan yang lain. Usai itu ia segera berjalan menuju kelasnya.

"Nadine!", panggil seseorang.
.....
"Nadine!!".
.....
" WOI, NADINE MICHELLIA!!!".

Nadine mengeluarkan sesuatu yang menyumbat telinganya seraya menoleh ke belakang, "Apa, sih? Berisik aja lo pagi-pagi".

" Lagian dari tadi gue panggilin ngga denger-denger", omel Abel sambil berlari mendekat.

"Bel, gue punya cerita nih".

"Apaan tuh?", Abel penasaran.

"Sebelum gue cerita lo harus bantuin gue piket kelas dulu", jawab Nadine sebelum tertawa.

"Kebiasaan lu", balas Abel sambil menoyor bahu Nadine.

~

" Sesuai kolom tugas di halaman 98 saya persilahkan kalian untuk membentuk kelompok dengan jumlah anggota empat orang!", ujar Bu Anggi, guru Fisika di SMA Cendrawasih.

"Maaf Bu, ada dua orang yang nggak hadir", ucap Gilang, ketua kelas XIIIPA2.

" Mmmh...tetap dimasukkan saja di dalam kelompok kalian, karena tugas yang akan saya berikan cukup banyak dan---".

"Bu!", potong Abel.

"Ya, kenapa?".


"Maaf Bu saya memotong pembicaraan Ibu, saya mau izin antar Nadine ke UKS. Dia kayaknya nggak enak badan, Bu".


"Pantas saja kelihatan tidak bersemangat. Oke saya izinkan. Tapi lima menit lagi kamu harus sudah di kelas, Abel".


" Ya ampun, dispensasi dong, Bu. Saya kan temen deketnya Nadine, saya mau jagain dia di UKS. Ntar kalo Nadine kenapa-napa gimana, Bu?", tawar Abel.

"Kan ada petugas . But it's okay sih, Bel. Saya punya banyak tinta merah untuk nilai kamu", ucap Bu Anggi bahkan sambil tersenyum manis.

Abel mendengus pasrah, " astaga Bu Anggi yang cantik jelitaaaa... Tega bener Bu sama saya. Lagian kan saya melakukan hal baik Bu, kenapa harus dapet sanksi!?"

"Kalau ngga suka sama peraturan saya kamu boleh belajar di luar kok, gimana?", Bu Anggi masih menyunggingkan senyumnya.

"Iya deh, Bu".

Selama di jalan Abel menggerutu sehingga membuat Nadine tertawa kecil.

" Lagian lu sih, kaya ngga tau Bu Anggi aja.  Udah lah, gue nggak papa, cuma lemes doang. Dah sono, gue mau istirahat nanti jamnya Bu Mega gue balik ke kelas", ucap Nadine.

Abel mengangguk mengiyakan.

💛



NadineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang