TLS (1) - 4. Why Me?

1.3K 118 20
                                    

The Love Series (1) - 4. Why Me?

Carry On - Rita Ora; Kygo

••🌹••

Akan ada satu fase di dalam hidupmu dimana kamu ingin melompat kembali ke waktu-waktu tertentu. Entah itu ingin mengubah masa lalu, memperbaiki kesalahan yang telah terjadi atau sekedar menghentikan waktu.

ATLANA

••🌹••

Zion mengetuk meja kayu milik ibu kantin dengan ujung jari telunjuknya. Sepasang mata tajam di balik lensa kacamata minusnya tanpa berpaling menatap tajam ke arah pintu aula yang kebetulan kelihatan jika diperhatikan dari kantin sekolah. Berhubung aula dan kantin hanya dipisahkan oleh lapangan basket outdoor.

Satria menguap selebar yang dia bisa. Menunjukkan kalau dia benar-benar ingin mati kebosanan berada di tengah-tengah Bobby yang sibuk dengan buku Sudokunya dan Restu yang tidak bisa berhenti mengunyah tempe mendoan kelimanya.

“Gila.” suara teriakan Satria menarik perhatian ketiga cowok yang juga berada di sekitarnya. “Rapat OSIS berasa kayak perundingan gencatan sejata Korut sama Korsel, cuy.”

Alis Zion terangkat sebelah mendengar ucapan Satria. “Emang lo pernah nungguin perundingan gencatan senjata Korut sama Korsel?”

“Ya enggaklah. Mendingan gue tidur.”

“Tidur mulu idup lo mah. Kurang bahagia sama realita?” Zion melirik Satria lalu mengembalikan pandangannya menatap aula secepat kilat saat Satria membalas lirikannya.

“Emak lo dulu ngidam makan bakso mercon ya? Mulut lo pedesnya ngelebihin bon cabe.” ujar Bobby tanpa mengalihkan tatapannya dari buku Sudoku kesayangannya.

“Diem. Udah gue yang salah.” Restu mencoba melerai sebelum terjadi baku hantam antara keduanya. Nggak lucu jika mereka berempat diusir dari kantin favorit SMA Perwira karena merusak fasilitas yang disediakan kantin.

Bunyi deritan kaki kursi kayu dan lantai yang beradu membuat ketiganya menatap penuh tanya Zion yang mendadak berdiri dan menyampirkan tasnya. Cowok itu meletakkan selembar uang di atas meja untuk satu porsi teh manis dingin yang dia pesan dan berjalan keluar dari kantin.

Baru dua langkah berjalan, suara Satria yang meneriaki namanya membuat Zion berhenti melangkah, namun enggan membalikkan badannya.

“MAU KEMANA LO?” teriak Satria nyaring. Padahal jarak mereka belum terlampau jauh. Dan Zion juga masih memiliki pendengaran yang sehat jadi seharusnya Satria tidak perlu berteriak seheboh itu.

Zion melirik dari balik bahunya, bibirnya tersenyum miring. “Jemput si Anta. Anak OSIS udah pada bubaran, kali aja dia lupa caranya keluar dari aula.”

“Pinter. Lo pikir aula Perwira kayak Maze Runner.” Satria mengibas-ngibaskan kedua telapak tangannya dengan gesture mengusir Zion. “Yaudah buruan, gih. Gue pengen ngadem di rumah.”

Zion mengacungkan jempolnya tanda mengiyakan. Terdengar beberapa sapaan basa-basi saat Zion tidak sengaja bertemu dengan orang yang dikenalnya baru keluar dari aula. Zion hanya melempar senyum tipis dan mencoba menjulurkan kepalanya mengintip ruangan aula, menyapukan pandangannya pada setiap sudut dan gotcha. Dia menemukan Atlanta di sedang duduk di belakang berduaan dengan perempuan.

Dahi Zion membentuk kerutan seketika. Mengucek matanya mencoba menyakinkan dirinya sendiri bahwa kacamatanya masih berfungsi dengan baik. Apa yang dilihatnya saat ini adalah kenyataan, bukan salah satu bagian dari halusinasinya yang kadang suka kelewat batas.

TLS (1) - ATLANA [#Wattys2019]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang