Bel pulang baru saja berbunyi, seluruh siswa-siswi berhamburan senang karena aktivitas nya sebagai seorang pelajar sudah usai tapi itu hanya sementara, masih panjang sekali perjalanan dan rintangan mereka.
Dan hari ini adalah hari yang sangat tidak beruntung bagi Ailee, saat semuanya sudah bubar, dia masih di kelas nya karena jadwal piket nya yang membuat dia harus lebih lama berada di sekolah.
Setelah beberapa menit kemudian sapu-menyapu kelas pun selesai, dan Ailee tidak melakukannya sendirian dia melakukannya bersama tiga temannya Naya, ragil dan dio harus ikut serta membersihkan kelasnya karena memang mereka memiliki jadwal piket yang sama dengan Ailee.
"Ai gue pulang duluan ya, lo beneran gamau pulang bareng gue? lo gapapa kan?" Tanya Naya pada Ailee
Sekarang hanya ada mereka berdua di kelas dan jika bertanya tentang ragil dan dio, dua curut itu sudah daritadi pulang karena tugas mereka hanya mengangkat kursi ke atas meja agar Naya dan Ailee lebih leluasa untuk membersihkan kelas nya.
"Gapapa ko nay, lagian kan rumah kita ga searah kalo kamu lupa" Ailee tersenyum
"Tapi lo beneran kan gapapa?" Naya sangat khawatir pada Ailee, daritadi dia menggerutu saat tau kalo Ailee telah mendapatkan satu pukulan dari pacar nya sendiri
"Aku gapapa, kan aku emang udah biasa pulang sendiri" Ailee semakin melebarkan senyumannya menunjukan bahwa memang Ailee bisa pulang sendiri
Naya pasrah dengan ucapan Ailee, dia juga tidak bisa berbuat banyak. Sebenarnya dia selalu ingin pulang bersama Ailee tapi berhubung rumah mereka tidak searah Naya tidak bisa berbuat apa-apa.
"Yaudah gue pulang duluan ya, lo hati-hati kalo ada apa-apa lo harus langsung hubungin gue, oke" Ucap Naya sambil mengacungkan ibu jarinya
Lalu Ailee membalas Naya dengan melakukan hal yang sama seperti Naya mengacungkan ibu jari nya juga "Oke"
"Dah Ai" Naya berlari keluar kelas meninggalkan Ailee yang melambaikan tangannya "Dah"
Ailee melihat sekeliling kelasnya memastikan jika semuanya sudah bersih. Lalu dikira semua nya sudah bersih dan tidak ada tersisa sampah apapun Ailee langsung menggendong tas biru nya dan berjalan meninggalkan kelas nya yang kosong.
Ailee berjalan menyusuri koridor yang sudah sangat sepi karena memang sekolah sudah usai 15menit yang lalu. Saat melewati koridor itu Ailee sedikit memecahkan keheningan dengan bersenandung kecil sampai mata nya menangkap seseorang yang sedang bermain basket di lapangan.
"Arka?" Gumam Ailee yang ternyata itu adalah Arka~ pacarnya
Ailee diam sejenak untuk melihat Arka memasukan beberapa kali bola basket ke dalam ring nya tanpa kesulitan sama sekali. Baju dan rambut nya sudah sangat basah karena keringat, jika ada yang melihat pemandangan ini pasti sebagian orang akan berkata 'perfect'.
Ailee tersenyum, dia masih tidak bisa menduga jika dari satu tahun yang lalu Arka telah resmi menjadi pacar nya. Itu adalah sesuatu yang paling membahagiakan untuk Ailee, namun ada hal yang sedikit mengganjal di pikiran dan juga hati nya yaitu 'sikap Arka'.
Ailee masih belum bisa mengerti dengan sikap pacar nya itu, Arka terlalu banyak bersikap dingin pada nya, terkadang kelewat dingin. Pernah sewaktu-waktu Arka sama sekali tidak menegur Ailee saat bertemu entah apa kesalahan Ailee dia tidak tahu. Kenapa Arka selalu bersikap seperti ini.
Arka merasa ada yang memperhatikan nya lalu dia mengedarkan pandangannya sekekeliling dan benar saja satu wanita sedang berdiri sebari tersenyum.
"Ngapain lo disitu?" Pertanyaan Arka sukses membuat Ailee gelagapan, dia malu sudah tertangkap basah sedang memperhatikan Arka, dan Ailee sadar kalo dia tadi senyum-senyum sendiri entah apa yang Arka pikirkan sekarang, dia pasti mengira jika Ailee sudah gila
KAMU SEDANG MEMBACA
Impingement
AcakArka harus menjadikan Ailee sebagai pelampiasan dari masa lalu nya, masa lalu yang tak mudah untuk di lupakan. Tapi kisah kelam nya sirna ketika bertemu dengan Ailee, walaupun semua itu membutuhkan sebuah proses yang sangat lama. Apakah Arka akan m...