Part 9 - END

3.5K 293 9
                                    

"Sayang" Bisik Perth tepat di telinga Saint yang masih berbaring di kasurnya, dia belum juga bangun dari tidurnya sejak semalam.

Tidak, mereka tidak melakukan hal yang iya-iya.

Mereka hanya saling bercerita, berbagi keluh kesah tentang perasaan mereka hingga tertidur semalam. Lagipula hari ini jadwal mereka kosong, sudah saatnya mereka istirahat walaupun hanya satu hari.

Saint melenguh terganggu, "Lima menit lagi, Ma" Gerutunya kesal.

Perth semakin gemas karena wajah Saint benar-benar menggemaskan, hingga dia tidak tahan lagi dan menghujani wajah cantik itu dengan ciumannya.

"Uh!" Pekik Saint geli, kemudian mulai membuka matanya, "Perth?"

Perth tersenyum, wajahnya masih terlampau dekat dengan wajah kekasihnya, "Ya, sayang?"

Semburat merah langsung menghiasi pipi putih Saint. Astaga! Dia baru saja bangun dan langsung dihadiahi sapaan manis seperti itu, adakah yang lebih indah dari ini?

"K-kenapa kau memanggilku seperti itu?" Tanyanya terbata.

Perth terkekeh, "Memangnya tidak boleh? Aku kan pacarmu"

Pacar?

Saint langsung paham, "Oh, begitu" Bisiknya malu-malu.

"Sana, mandi. Aku akan turun untuk menemui Mama" Ucap Perth kemudian langsung berlalu meninggalkan Saint yang masih berada di Kasur.

Anak nakal itu selalu saja menganggap rumah orang lain seperti rumahnya sendiri, dia bahkan sudah kenal baik dengan Mama Saint.

**

"Sayang, jangan di terima!" Seru Perth heboh setelah mendengar kabar bahwa pacarnya ini mendapatkan tawaran untuk bermain series baru, dengan pria lain kalau boleh dia tambahkan.

P'Chen yang melihat hal itu menjadi gemas sendiri, kenapa sih bocah ini selalu ada dimana-mana?!

"Biarkan Saint yang memutuskan, Perth!"

Perth mendelik tajam, "Pokoknya tidak boleh!"

"Perth" Panggil Saint lembut, membuat Perth menoleh, sedangkan P'Chen yang paham situasi langsung undur diri.

"Biarkan aku menerimanya, na?"

"Tapi..."

Saint membungkam bibir tebal itu dengan kecupan darinya, "Boleh, kan?"

"Tapi dia pria, Phi! Mengertilah!" Seru Perth tak terima.

Oke, jika remaja ini mulai memanggilnya dengan sebutan 'Phi' maka dia sedang serius dan benar-benar marah sekarang.

"Kau kan juga pria, Perth"

Perth tidak kehabisan akal, "Tapi dia lebih tinggi dariku!"

Eh?

"Tapi posisi tertinggi di hatiku hanya ditempati olehmu, Perth" Jawab Saint polos, tanpa menyadari jika Perth sedang sibuk menetralkan debaran jantungnya.

Kenapa malah dia yang digombali, sih?!

"Pokoknya tidak boleh!"

Si-keras kepala ini benar-benar!

"Sebenarnya apa yang kau takutkan, Perth?" Tanya Saint pelan, karena sejak tadi alasan yang diberikan oleh Perth benar-benar terdengar aneh dan mengada-ada.

Perth terdiam sejenak, dia berusaha meredakan emosi dalam dirinya.

"Aku hanya takut kau akan meninggalkanku, Phi. Itu saja"

Saint tersenyum, jadi itu alasannya?

Perth menunduk, menghindari kontak mata dengannya, "Aku memperjuangkanmu dengan sepenuh tenaga, jatuh bangun aku berusaha menggapaimu, dan ketika aku sudah memilikimu, aku akan menjagamu sebisaku, aku tidak akan pernah melepasmu" Ucapnya lemah.

Saint luluh.

Siapa sih yang tidak luluh mendengar kalimat manis seperti itu keluar dari bibir remaja setampan Perth?

"Perth, dengarkan aku" Ucap Saint lembut, ia menarik bahu Perth agar mau menghadap kearahnya. "Aku hanya mencintaimu, lagi pula aku bukanlah orang yang mudah berpaling, aku menitipkan hatimu padaku, aku juga sama. Kita saling menjaga hati kita mulai sekarang" Ucapnya.

Perth menggeleng, kenapa Saint belum juga mengerti!

"Aku hanya ingin memilikimu sendiri, Phi! Aku tidak akan pernah membiarkanmu bermain Series dengan pria lain selain aku"

Posesif, eh?

"Bukankah kita sudah bermain series bersama beberapa saat yang lalu, Reminders, kau ingat?" Tanya Saint polos.

Oh, ayolah!

"Tapi hanya sebentar, Phi! Dan apa-apaan itu?! Aku yang menjadi Uke?! Kenapa harus Sonpin!" Serunya heboh, saat itu dia bahkan berteriak pada P'New untuk menjadi Seme kembali, tapi rupanya sutradara itu ingin mencoba hal yang baru dengan menukar posisi mereka.

"Ingat saat Pin menangis?" Goda Saint membuat Perth semakin kesal, kenapa dia mengingatkannya pada Scene itu, sih?!

"Hentikan, aku malu!"

"Hahaha! Aku mati-matian menahan tawaku saat itu" Kekeh Saint yang belum juga berhenti menggoda kekasihnya.

Perth langsung menarik leher Saint hingga posisi wajah mereka hanya berjarak satu inchi saja.

Saint diam, dengan wajah pucat.

"P-Perth?"

"Jika tangisanku saat itu bisa membuatmu tertawa seperti ini, maka aku bersedia menangis selamanya untukmu" Bisik Perth pelan, kemudian menempelkan bibirnya pada bibir ranum itu.

Tak hanya itu, remaja nakal itu bahkan menghisap dan meluma bibir Saint dengan lembut namun menuntut, seakan menunjukkan betapa dia memuja Saint.

"Aku mencintaimu" Bisik Perth setelahnya, Saint mengangguk mengiyakan, berkali-kali Perth mengatakannya tanpa pernah bosan, "Aku pun mencintaimu, Perth"

"Jadi, jangan terima tawaran itu, na?"

Oh, dia mulai lagi!

"Ayolah, Perth!" Pekik Saint kesal, kenapa dia kekanakan sekali sih?! Bukankah sesi manis mereka tadi sudah membuat remaja ini luluh?

"Tidak! Aku tidak mengizinkan!"

Saint mulai lelah, "Kau izinkan atau tidak, aku akan tetap menerimanya!"

"Sekali lagi aku tegaskan, tidak boleh!"

"memangnya kau siapa berani mengaturku?!"

"Aku pacarmu!" Teriak Perth meraung membuat Plan, Earth, Title, Gun, Mark, dan beberapa manager mereka yang menguping dibalik pintu terlonjak kaget.

Remaja ini benar-benar mengerikan ketika sedang marah.

"Jika berpacaran denganmu hanya akan menghambat karirku, lebih baik kita putus saja!" Ujar Saint tanpa pikir, dia bahkan tidak sadar dengan apa yang akan terjadi setelah mengatakannya.

"Jadi bagimu aku hanya penghambat karirmu, begitu?!"

Loh?

"Perth, bukan seperti itu!"

"Aku hanya ingin menjaga milikku! Apakah itu salah?!" Seru Perth tak habis pikir.

"Tapi kau terlalu posesif!!"

Perth terdiam, benarkah dia seperti itu?

Dia hanya ingin menjaga Saint untuk selalu bersamanya, apakah caranya ini salah?

Perlahan, Perth berdiri dari duduknya dan pergi dari ruangan itu begitu saja, menginggalkan Saint yang menyesalkan pertengkaran mereka tadi.

Hubungan mereka masih seumur jagung, masih sangat dini untuk merasakan pertengkaran seperti ini.

-END-

Behind The Scene [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang