Prolog

4 0 0
                                    

Menjadi seorang istri di usia yang terbilang cukup muda tentu tidaklah mudah, masih banyak hal yang ingin dilakukan. Menikmati masa muda,liburan santai bersama teman-teman, kuliah, bekerja dan masih banyak hal menyenangkan lainnya.

Tapi, kini aku harus menjalani hari-hari penuh keterpaksaan,tekanan dan tanpa kebahagiaan bersama seseorang yang memang ku kenal namun hanya sebatas seorang dosen dengan mahasiswinya tidak lebih. Rasanya hari-hari terasa berat, air mata sering mengalir sendiri di tengah sunyinya hari, belum lagi aku belum siap untuk menerima kehadirannya yang setiap saat ia selalu ada di sampingku selama berada di rumah yang tak cukup besar namun cukup untuk menaungi kita berdua.

Walau ia tahu aku terpaksa melakukannya, tapi ia selalu memperlakukanku dengan baik, tak pernah membentakku, selalu menyediakan makanan, minuman dan kebutuhan harianku lainnya, bahkan ia juga yang membersihkan rumah. Namun, tentu aku tak pernah mengizinkannya untuk memasuki kamar ku, aku selalu menguncinya ketika ada dirumah maupun ketika aku sedang keluar rumah.

Ah, ingin rasanya aku bisa keluar bebas bermain bersama teman-temanku atau sekedar ber- videocall dengan sahabat-sahabatku dan menceritakan kisah sesungguhnya yang sedang ku alami ini.

Toktok..

"Zahra, itu saya sudah buatkan nasi goreng lekaslah dimakan sebelum dingin."  Ucapnya dari balik pintu.

"Iya." Balasku singkat dari dalam kamar sembari bangkit dan mencari khimar ku. Walau kami sudah dalam status halal namun tentu aku merasa tak nyaman menampakkan auratku didepan orang yang bukan mahram ku, aku masih merasa risih dan tak nyamam berada didekatnya

Aku melangkahkan kakiku keluar kamar, menghampiri sepiring nasi goreng yang sudah tertata di meja makan sedangkan lelaki itu memilih memakan sarapannya sambil membuka laptopnya. Ku akui makanan yang ia buat selalu enak tak pernah mengecewakan bahkan aku suka makanannya rasanya sangat jauh berbeda dengan masakanku sendiri yang tak karuan rasanya.

Aku memakannya sambil melihat Instagram story dan betapa terkejutnya ternyata teman dekatku yang memang sudah ku sukai sejak SMA mengirimkan DM ia ingin bertemu denganku, hanya berdua. Ah, rasanya jantungku ingin copot, Deg-deg an tentunya. Karena aku tau ia pasti mengetahui perasaanku ke dia sedari SMA aku pun juga tahu perasaannya bagaimana denganku namun kami memilih untuk selalu berpura-pura tidak tahu karena takut malah merusak pertemanan kami yang sudah cukup lama dan kami juga lebih suka bercengkrama seperti seorang sahabat dengan penuh canda tanpa pernah memikirkan yang lain.

"Ara, aku lagi di Balikpapan nih, ketemu yuk" isi pesan singkat yang ka kirimkan kepadaku.

Ara, panggilan sayang yang diberikan orang tua ku, namun ia suka sekali memanggilku demikian.

"Oke, ketemu di cafe biasa yaa. Ajak temen yang lain aja gausah berdua, males berdua sama kamu, bikin suasana horor,"

Balasku dan ia pun setuju, akhirnya kami mengajak teman-teman grup kelas yang memang sudah sangat dekat dengan kami juga, sudah sering nongkrong bersama.

Setelah menghabiskan sarapanku, aku memilih untuk membersihkan diri sambil terus menunggu respon dari teman-teman yang lain, pukul 11.00 wita aku sudah siap untuk bergegas pergi dengan gamis biru dongker yang dipadukan dengan khimar berwarna biru langit membuat suasana ceria.

"Saya pergi keluar dulu, Pak. Ada janji dengan teman." Ucapku ketika melewati tempat kerjanya yang berada di sudut ruang tamu.

"Mau kemana,?" Tanyanya sembari menatap ku yang sedang memakai sepatu dikursi ruang tamu

"Jalan sama temen." Balasku singkat dan bergegas meninggalkannya.

"Saya antar saja ya, Zahra" balasnya lagi

"Gausah, Pak. Saya bisa sendiri kok"

Buru - buru aku melangkahkan kaki ku keluar rumah, khawatir dia akan tetap nekat mengantarku. Dengan motor kesayanganku akhirnya aku sampai di tempat janjian kami, sudah ada Reno, Algista, Sheina dan Daren  disana. Aku melambaikan tangan dan mulai hanyut bersama tawa riang teman-temanku ini. Hal yang sangat jarang terjadi karena Reno dan Algista berkuliah di Malang sedangkan aku dan Daren memilih untuk tetap kuliah di Balikpapan bahkan kami satu kampus.

----

Bagaimana? Apa suka sama ceritanya. Semoga suka ya. Karena butuh perjuangan banget nih nulis ginian setelah sekian lama vakum menulis apalagi sekarang tantangannya sambil momong bayi  cuma pas bayi tidur bisa nulis ngelanjutin cerita ini.

Semoga suka dan terhibur yaa

💐💐

Wedding StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang