Bab 1 - Resah

2 0 0
                                    

Pukul 20.00 Wita Zahra terlihat masih asik dengan teman-temannya, menghabiskan waktu dengan tertawa riang, bercanda dan bermain game bersama.

Tiiiiinnnngggggg....

Ponsel Reno memunculkan notifikasi dari sang Bunda. Dan ia segera membalasnya.

"Guys kerumah aja yuk, bunda ku udah nyuruh balik nih, sekalian nyuruh kalian kerumah juga, lagi masak banyak, " Kata Reno.

Zahra dan yang lainnya setuju untuk kerumah Reno dengan kompaknya. Hanya memakan waktu 10 menit perjalanan tibalah mereka dirumah yang cukup besar dan mewah milih keluarga Iskandar, keluarga yang cukup terpandang mempunyai perusahaan alat berat sekaligus pemilik tambang terkenal namun keluarganya hidup sangat sederhana, walau rumahnya tak sesederhana yang dilihat kalangan biasa, ya.

Zahra dan yang lainnya memarkirkan motor digarasi yang tak jauh dari rumahnya, bundanya Reno menyambut baik Zahra, Algista dan Daren. Mereka menciumi tangan Bunda nya Reno sembari basa-basi. Lalu bundanya Reno menyuruh Zahra dan yang lain untuk segera makan malam.

"Wah, tante repot-repot banget masak ginian, mana enak banget lagi kelihatannya, boleh bungkus ya, tan?" Celetuk Daren ketika melihat meja makan sudah dipenuhi makanan yang cukup menggiurkan, ikan nila goreng, sayur asam, sambal tomat, sambal goreng kentang dan mie goreng serta ada bolu bikinan Bunda nya Reno sendiri.

"Hahaa, udah makan aja dulu nanti kalau kurang bilang ya biar tante masakin lagi, " Kata Bundanya Reno

"Siap dilahap tante," dengan tangan hormat Algista menjawabnya.

Mereka pun duduk dan memakan makanan yang sudah dihidangkan sambil bercengkrama kembali.

Ponsel Zahra sedari tadi tak henti-hentinya bergetar menandakan ada sebuah pesan masuk, namun Zahra acuh dan tak peduli dengan pesan tersebut. Ia tetap asik menikmati makanannya dan bercerita dengan yang lainnya.

"Sudah selesai makannya?," Tanya bundanya Reno ketika Zahra dan Algista membawa piring kotor ke dapur.

"Sudah tante, ma syaa Allaah enak banget loh Tante, sampe nambah-nambah kami makan," ucap Zahra sembari meletakkan piring kotor diwastafel dan menyalakan keran air untuk mencucinya.

"Sudah, taroh saja nanti ada Mba Asih yang membantu mencucinya, "

"Gapapa Tante, biar kami aja. Masa sudah dikasih makan gamau cuci piring sendiri, híhii," Sahut Algista.

Setelah Zahra dan Algista selesai mencuci piring dan kembali ke ruang tv tempat Daren dan Reno duduk mempersiapkan Playstation yang akan mereka mainnya.

"Ara, itu hp kamu bunyi mulu, mamah kamu nelpon tuh," Reno berkata tanpa melihat ke arah Zahra

Zahra bergegas mengambil ponselnya yang tak jauh dari ia duduk.

"Assalamualaikum, iya mah. Iya.. iya.. Ara langsung pulang,"

Zahra menutup panggilam ponselnya dan merapikan barang-barangnya.

"Guys, aku pulang duluan ya. Mamahku udah nyariin nih,"

"Mo dianter ga, ra? " Tanya Reno

" Ah, gausah lagian aman aja kan keluar dari sini?" Tanya Zahra kepada Reno

" Kadang didepan ada anjing orang yang suka kabur gitu, udah aku anter aja ya sampe depan. " Reno langsung mengambil kunci motor yang ada ditangan Zahra dan mengajak Daren untuk pergi bersamanya juga.

Berada satu motor dengan Reno bukanlah hal yang sering terjadi, ia sering menolak karena jantungnya suka berdegup tak karuan. Sepanjang perjalanan mereka berbincang santai sambil tertawa, sungguh jika Reno yang menjadi suaminya, betapa bahagianya Zahra. Orang yang sangat perhatian, penuh kasih sayang, juga humoris. Siapapun akan senang jika bersama orang yang seperti itu apalagi yang ia sayangi.

Setelah mengucapkan salam perpisahan, Zahra melajukan motornya ditengah sunyinya malam. Baru pukul 21.30 WITA tapi dibeberapa tempat sudah sangat sepi sekali. 30 menit perjalanan ia habiskan dengan rasa khawatir, takut dan kesal. Karena selama seharian ini ia tak membalas sedikit pun pesan dari si dosen killer kalau mamah tak menelponnya tentu ia belum mau pulang.

"Dasar dosen killer, pak tua bisa-bisanya dia ngadu ke mamah, kayak anak kecil aja"
Gerutunya sepanjang perjalanan.

Sesampainya dirumah, Zahra memarkirkan motornya tepat disamping mobil putih, mobil milik pak dosen.

"Assalamualaikum," Zahra memasuki rumah, tak ada jawaban. Ia sedikit berlari menuju kamarnya.

"Dari mana saja Zahra?" Tanya Pak dosen killer dari balik tembok pemisah ruang tamu dan ruang keluarga.

"Eh, bapak. Saya kira sudah tidur. Maaf pak tadi abis dari rumahnya Reno. " Ucap Zahra dan siap melangkahkan kakinya kembali.

"Kenapa chat saya tidak kamu baca apalagi dibalaa, Zahra? " Tanyanya dengan nada ketus bak ketika mengajar didepan kelas.

Diam. Zahra terdiam mencari alasan yang masuk akal untuk si dosen yang ada dihadapannya ini.

"eeeu, anu pak saya kan sudah bilang main sama temen-temen saya. " Balasnya

"Zahra, ayo sini duduk." Ajak pak dosen untuk duduk di sofa ruang keluarga yang menghadap tv

"Saya tidak melarang kamu untuk bermain, ketemu dengan teman-teman kamu, tapi perlu kamu ingat, sekarang kamu sudah menjadi istri saya, kemana pun kamu pergi harus seizin saya juga kamu harus ingat waktu, ini sudah jam berapa dan kamu baru pulang. " Ucap pak dosen panjang lebar

"Saya tau, sulit bagimu untuk menerima, tapi ya ini adalah takdi dari Allah untuk kita. Kamu harus menerimanya juga. Kamu tau, mamah tadi mampir kesini dan tau kalau kamu tidak ada di rumah cukup membuat mamah kami kecewa, bukan berarti saya yang ngadu ke mamah, bukan ya. Tetapi mamah sudah tau dan paham akan sikap dan sifatmu makanya mamah nelponim kamu untuk segera pulang," lanjutnya.

"Lain kali kamu tidak seperti itu lagi ya, kalau mau keluar izin ke saya dan selalu mengabari saya agar ketika mamah saya atau mamah kamu datang saya bisa cari alasan yang jelas untuk mereka, sekarang silahkan kamu istirahat. Besok ada kuliah pagi kan. Besok berangkat dengan saya, ya" ucapnya

Zahra hanya mengangguk dan meninggalkan si dosen killer itu sendirian.

Ia menutup pintu dengan keras dan menangis sejadi-jadinya didalam kamar. Takdir baik baginya itu bukanlan hal yang baik, semua keterpaksaan ini, semua hal yang tidak ia senangi ini, semua hal yang sia-sia ini, ia tidak menyukainya. Ingin rasanya ia pergi meninggalkan semua ini tanpa ada yang tahu.

-----------------------------------------------------------

Hai dears, wah asli deh tulisan ini udah aku tulis dari tahun 2019 tapi ga pernah aku publish sama sekali dan akhirnya setelah aku baca ulang, ada beberapa part yang harus aku revisi.

Semoga kalian berkenan membaca ya, jangan lupa untuk meninggalkan jejas dengan komen dan vote biar aku lebih semangat lagi update cerita ini untuk kalian wufwuf ❣️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wedding StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang