Chapter 3

6.2K 460 58
                                    


Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.

Brak!

"JUNGKOOK!"

Aku tersenyum saat mendengar suara salah satu kakakku, meskipun kini mataku memburam karena pening yang masih menghujami kepalaku, tapi aku tau pasti itu adalah suara kakak pertamaku, Yoongi hyung, tubuhku serasa mati rasa, saat semua rasa sakit menyatu menjadi satu, bahkan kini aku tidak dapat menggerakan anggota tubuhku, menyedihkan!

"Kookie-ah, kau dengar hyung?"

'Aku mendengarmu hyung', sungguh hanya untuk mengatakan itu, rasanya lidahku tidak mampu,

"Jangan tutup matamu kookie hiks"

'Hyung maafkan aku, kumohon jangan menangis' oh ayolah suara, keluarlah ku mohon!

"Kita ke rumah sakit sekarang"

Jangan bawa aku kesana hyung tolong, aku tidak ingin berakhir menyedihkan dengan alat-alat menyakitkan itu lagi hyung

Kurasakan tubuhku melayang, aku yakin Yoongi hyung sekarang kesusahan menggendong tubuh beratku

Sekali lagi maafkan adikmu ini hyung, yang selalu merepotkan,

Kurasakan udara disekitarku menghilang, aku berusaha meraup udara sebanyak-banyaknya tapi yang ada itu malah membuat dadaku semakin sesak,

Bagaimana ini!

Aku takut hyung sungguh,

Gelap, aku sudah tidak merasakan apapun pada bagian tubuhku,

ku harap ini bukanlah yang terakhir kali aku mendengar suaramu hyung,

***

Yoongi berlari bak orang kesetanan, ia memanggil nama Jimin berkali-kali, berharap adiknya itu segera bangun dan membantunya membawa Jungkook ke rumah sakit,

"Jimin!" Untuk kesekian kalinya ia memanggil nama Jimin sembari menuju ke arah pintu rumahnya,

"Ada ap-"

"Hyung apa yang terjadi?" Jimin yang mengucek mata ngantuknya sembari berjalan keluar dari kamar membelalak kaget saat kakaknya menggendong adiknya yang telah hilang kesadaran sepenuhnya,

"Cepat siapkan mobil Jimin"  suruh Yoongi, tanpa diperintah dua kali Jimin langsung berlari, bergegas menyiapkan mobilnya,

Tak butuh waktu lama, Jimin telah berada si depan rumahnya dengan mobil yang telah siap untuk dibawanya,

Jimin segera keluar dan langsung membuka pintu penumpang agar Yoongi dapat membaringkan Jungkook disana,

"Jaga Jungkook, hyung yang menyetir"

"Tapi hy-"

"Cepatlah Jim" potong Yoongi, Jimin pasrah dan langsung masuk ke kursi penumpang yang telah di isi tubuh pingsan adiknya, ia pun menopang kepala Jungkook pada pahanya,

"Ada apa denganmu Kookie" Jimin mengelus lembut sebagian wajah Jungkook yang pucat,

"K-kookie" Jimin terbata saat ia tidak merasakan deru nafas hangat adiknya, Jimin mulai takut,

"Hyung cepatlah Kookie tidak bernafas!" Teriaknya

Yoongi mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata saat mendengar teriakan Jimin, juga isakan adiknya itu,

Hanya 5 menit yang diperlukan mobil itu untuk sampai ditempat yang dituju, yang seharusnya membutukan waktu tempuh minimal 15 menit dengan kecepatan rata-rata,

Yoongi keluar menuju pintu penumpang dan membukanya, ia langsung mengaitkan kedua tangannya pada bawah leher dan lutut Jungkook, dan langsung membawanya ke dalam rumah sakit itu setelah menyuruh jimin untuk memarkirkan mobilnya,

"Siapapun tolong adikku!" Yoongi berteriak panik, dan langsung dihampiri oleh dua orang perawat dengan membawa bed roda,

Yoongi langsung membaringkan tubuh lemas itu dan langsung mengikuti para perawat yang berlari mendorong bed roda menuju UGD,

Pintu pun tertutup, dengan perawat yang telah dikenal baik oleh Yoongi memberi aba-aba jika pemuda itu dilarang untuk ikut memasuki ruangan,

Yoongi menghela nafasnya ia sadar jika sekarang bukanlah jam kerjanya, ia tidak bisa dengan leluasa memasuki ruangan itu,

'Ku mohon, bertahanlah untuk hyung kookie' kata itu terus dirapalkan Yoongi saat pertama kali menemukan tubuh kesakitan adiknya,

Menit berganti menjadi jam, tapi ruangan itu masih tertutup dengan rapat, Yoongi dan Jimin tak hentinya merapalkan doa demi sesorang yang berada di dalam sana,

"Hyung aku takut" cicit Jimin dengan tangan yang ditautkan gusar, pikirannya kembali pada saat indra perabanya tidak merasakan hembusan nafas hangat adiknya,

Yoongi menoleh dan langsung memeluk tubuh bergetar adiknya dan mengusap pelan punggung itu,

"Semua akan baik-baik saja Jim" Yoongi berusaha untuk menenangkan Jimin, padahal kalau di lihat lebih teliti mata Yoongi telah digenangi oleh kumpulan air mata, Yoongi mencoba kuat demi adiknya,

Jimin membalas pelukan kakaknya itu dan menangis disana, sungguh sedari tadi perasaanya tidak tenang,

Ceklek!
Pintu putih itu terbuka membuat dua saudara itu melepas pelukannya dan langsung menghampiri dokter wanita yang baru saja keluar dari ruangan yang telah mereka tunggu sedari tadi,

"Solbi-ah, adikku tidak apa-apa kan?"

Wanita yang dipanggil solbi itu menghela nafasnya pelan sebelum berbicara,

"Yoon kau beruntung, Tuhan masih menyayanginya, detak jantungnya tadi sempat berhenti tapi syukurlah detaknya kembali saat aku ingin memberika CPR kepadanya, Jungkook itu kuat jadi jangan khawatir" Jelas Solbi sembari menepuk pundak Yoongi,

"Kau bisa melihatnya setelah ia dipindahkan ke ruang rawat" Lanjutnya saat melihat teman seperjuangannya itu menjatuhkan air mata yang sedari tadi ditahannya,

Tak lama kemudian para perawat mendorong bed roda yang membawa tubuh Jungkook untuk dipindahkan ke ruang rawatnya, diikuti Jimin dibelakangnya, sedangkan Yoongi memilih terduduk di salah satu kursi depan ruang UGD setelah Solbi meninggalkannya,

***

"Apa kau sudah menemukannya?" Tanya seorang wanita dengan gaun berwarna biru cerahnya,

"Belum nyonya, saya tidak dapat menemukan sedikitpun informasi tentang keberadaan putra anda" Pria berbadan kekar itu menunduk menyesal saat mengatakannya,

"Baiklah kau boleh pergi sekarang" perintah wanita itu yang langsung disambut bungkukkan badan pria itu,

Sepeninggalnya, air mata menetes menuruni pipi wanita itu,

"Tunggu Eomma sayang,"

.
.
.
.
.
.
.
.
.TBC

Haii 👋👋

Aku kembali hehe, maaf ya kelamaan nunggu 😊

Minta dukungan Vote dan Komennya yaa ❤❤❤

See you!

°♡15-05-2019♡°

FREEDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang