Happy Reading
.
.
.
.
.
.
."Eomma"
Hye Ji yang tengah membaca majalah menoleh pada sumber suara, disana seorang pemuda dengan seragam Smpnya tengah menatapnya dengan tangan yang menenteng tas sekolah di tangan kirinya,
"Eoh kau sudah pulang?" Hye Ji menatap jam dinding yang masih menunjukkan jam sembilan pagi,
"Kau membolos Jisung?" Hye Ji menatap pemuda itu dengan tatapan meminta penjelasan,
"Tidak eomma aku-" Han Jisung, pemuda itu menjeda ucapannya, menggigit pelan bibir bawahnya takut,
"E-eomma, jangan marahi Jisung ya, Jisung di skors dari sekolah, karena berkelahi" Jisung memelankan perkataannya di akhir, kepalanya menunduk takut akan reaksi Hye Ji karena ucapannya,
Hye Ji bangkit dari duduknya setelah membanting majalah di atas meja kaca di hadapannya, melangkah menghampiri putranya dan berdiri tepat di hadapan Jisung,
Jisung, memejamkan matanya, kepalanya semakin menunduk dengan tangan yang mencengkram lengan tas yang di pegangnya, takut jika Hye Ji murka kepadanya.
Grepp!
Jisung membuka matanya saat tubuhnya merasakan pelukan hangat dari sang ibu, di luar dugaan, wanita itu dengan erat memeluknya,
"Eo-eomma tidak marah?" Jisung bertanya dengan hati-hati,
"Tidak, karena eomma tau kau bukan anak yang nakal, pasti ada alasan di balik perkelahianmu"
Hye Ji melepas pelukannya, mengusap sudut mata anaknya yang terdapat memar yang sedikit membiru, pasti sangat sakit.
Jisung meringis saat lukanya tersentuh,
"Ikut eomma ke dapur, eomma akan mengobati lukamu" Hye Ji membalik badan menuju dapurnya, mengambil sekotak obat dan berjalan ke arah meja makan di mana anaknya telah duduk di salah satu kursi disana,
Dengan perlahan tangannya mengambil botol antiseptik dan juga kapas dari dalam kotak, setelahnya menuang sedikit cairan pada botol di atas kapas dan dengan perlahan tangannya mengobati luka itu,
Sesekali Jisung meringis saat kapas itu menyentuh lukanya, itu sangat sakit,
"Huwaa Omaaaaa!"
Entah kenapa saat ia tengah mengobati Jisung tiba-tiba suara putra kecilnya terngiang di telinganya,
"K-kaki kuki hiks, kaki kuki beldalah huwaa"
Bagaimana tangisan anak itu saat kakinya terluka dan Hye Ji dengan telaten mengobatinya
"Aigoo, apa sakit? Mau eomma obati?"
Sudut hati Hye Ji tiba-tiba terasa sakit mengingat semuanya,
"Jangan m-mendekat, kumohon!"
Dan suara ketakutan putranya beberapa minggu lalu kini terngiang di kepalanya,
"T-takut, hiks eomma jangan sakiti kuki"
Tanpa sadar Hye Ji meneteskan air matanya, kapas di tangannya dengan perlahan jatuh,
"Eomma?" Jisung mengusap pelan air mata wanita di depannya,
"Eoh?" Hye Ji seperti orang yang linglung seketika,
"Eomma, kenapa menangis?" Hye Ji meraba pipinya yang basah akan air mata, menatap Jisung dengan pandangan yang sulit di artikan,
"Ji-jisung, bisa kau obati lukamu sendiri? Eomma ingin ke kamar dulu" Hye Ji langsung bergegas meninggalkan Jisung menuju kamar miliknya di lantai dua, meninggalkan Jisung yang hanya menatap sendu punggung ibunya yang terus menjauh,
***
BrakBrak
"Yeey ayo hyung ayo" Jungkook dengan antusias memainkan mobil yang di kendarainya, menabrak sana sini dengan di selingi tawa lebarnya,
Jimin yang bermain di depannya sering menjadi sasaran tabrak oleh Jungkook, ingin rasanya mengumpat untung itu adik kesayangannya jika tidak, sudah jimin kutuk jadi ikan asin,
"Hyung sini, ayo main" Jungkook melambaikan tangannya kepada Yoongi yang kini berdiri bersendekap dada di luar arena Bombom car, Pria pucat itu enggan ikut bermain dengan alasan takut jika mobil yang ia tumpangi remuk karena badannya,
Yoongi menggelengkan kepalanya dengan satu tangan melambai isyarat tidak ingin bermain,
Setengah jam telah berlalu Jungkook dan Jimin telah selesai bermain, kini mereka tengah mengantri untuk membeli permen kapas, awalnya Yoongi melarang karena makanan itu tidak sehat menurutnya, namun melihat Jungkook yang terus merengek, menjadikan Yoongi tidak tega, makan permen kapas sekali tidak akan membuat Jungkook sakit kan?
Tak terasa hari mulai senja, lampu-lampu hias mulai berkelipan, tiga pemuda bermarga Park itu kini duduk di sebuah kursi panjang di sebelah pohon rindang, mereka- ah tepatnya salah satu dari mereka kini berwajah peluh dengan semburat pucat yang terlihat samar, itu Jungkook,
Jungkook mengeluh dadanya nyeri saat dalam perjalanan menuju wahana selanjutnya, mungkin kelelahan karena rasa antusias berlebihan Jungkook,
Jimin terlihat merangkul Jungkook, membawa kepala anak itu di sebelah bahunya, sesekali mengusap peluh Jungkook dsngan sapu tangan yang dipegang di tangan kirinya,
Sedangkan Yoongi kini mengibrak abrik tas yang Jimin bawa, mencari obat milik Jungkook beserta air minumnya,
"Kookie, ini minum dulu" Yoongi menyerahkan dua butir obat yang diambilnya dari tabung obat pada Jungkook,
Dengan perlahan sebelah tangannya menegakkan tubuh lemas Jungkook, dengan segera ia memasukkan butir obat itu ke dalam mulut Jungkook dan langsung memberikan air untuk di minumnya, setelahnya Jungkook kembali menyandarkan kepalanya pada bahu Jimin,
"Sudah enakan Kookie?, masih sakit? Masih pusing?" Yoongi menjejali Jungkook pertanyaan yang bertubi-tubi, Jungkook menoleh sedikit ke arah Yoongi dan tersenyum,
"Hyung"
"Iya kookie? Masih sakit?" Yoongi kini telah berlutut di depan Jungkook, berjaga-jaga jika anak itu tiba-tiba Jatuh,
"Aku lapar" Jungkook tersenyum lebar ke arah Yoongi,
Yoongi ikut tersenyum, ia bangkit mengacak-acak sedikit rambut Jungkook yang masih terlapis beanie dan berucap,
"Ayo cari tempat makan"
.
.
.
.
.
.
.TBCDouble up kan? 😁
See you next chap!
°♡28-07-2019♡°
KAMU SEDANG MEMBACA
FREEDOM
Hayran Kurgu"Sekali saja, biarkan aku merasakan Kebebasan hyung," ♡Best cover by @RiMa_LA