Chapter 17

2.3K 221 113
                                    


Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.

Bebas?

Definisi bebas versi Jungkook itu mudah, kuncinya ada pada tubuhnya, simple memang, namun jika yang kuasa tak memberikannya tubuh yang sehat, ia harus bagaimana? Menjalaninya dengan kesakitan? Atau menyerah untuk kebahagiaannya?

Seperti sekarang, Jungkook tidak sepenuhnya terlelap dalam dunia mimpi, ia dapat mendengar, merasakan sentuhan namun tidak dapat bergerak ataupun hanya sekedar membuka matanya, tubuhnya total mati rasa, entah apa yang telah wanita itu lakukan padanya.

Jungkook hampir ingin menangis saat jarum itu lagi-lagi menusuk lengannya, itu sakit, jika terhitung ini bukanlah yang pertama ataupun yang kedua dirinya merasakan sebuah jarum yang menarik sesuatu dari tubuhnya secara paksa.

Pemuda bergigi kelinci itu bahkan tidak mengetahui ini siang ataupun malam, namun dalam kegelapan itu seolah ada sekelbat bayangan tentang wanita yang mengaku ibunya itu dan seorang anak kecil yang sedang tertawa lepas, setelahnya perlahan berubah, menampilkan bayangan anak kecil tadi yang meringkuk menangis di bawah meja makan yang besar, ia tidak tau maksut dari itu semua, namun yang jelas Jungkook merasakan ketakutan yang luar biasa seolah telah terjadi sesuatu dengan dirinya saat melihat anak kecil itu yang terus terisak dengan kedua tangan kecil yang menutup telinga kecil miliknya.

Akankah itu hanya rasa iba belaka? Atau memang semua yang di lihatnya itu berhubungan dengan dirinya?

Entahlah, sekeras apapun Jungkook mencoba mengingat, namun percuma wanita yang mengaku ibunya itu tidak berhasil ia cari di dalam memory terpendam miliknya.

Jujur itu sangatlah mengganggu,

Usapan lembut kembali Jungkook rasakan di pipi kanannya, namun ada yang berbeda,

Dingin.

Setelahnya rasa perih ia rasakan, sungguh jika bisa Jungkook ingin berteriak, pipinya serasa panas sekarang,

"Oops! Maaf baby, eomma tak sengaja menggores pipimu, sakit ya?"

Suara itu memasuki indra pendengaranya, Jungkook sedikit berjengit saat dirasa benda lunak basah menelusuri luka pipinya,

Apa dia gila?

Dia baru saja menjilat pipiku?

Tidakkah dia jijik dengan apa yang dilakukannya?

Hyung tolong aku, ini sakit

Jungkook hanya bisa mengucapkannya dalam hati, rasa perih itu semakin menyiksa saat di sebuah tangan memekan luka pada pipinya,

Ku mohon hentikan! Hiks ini sakit!

Hentikan! Jungkook meraung sakit di dalam sana,

"Menangis sayang? Kau terharu ya bisa bersama eomma sekarang?"

Apa yang sebenarnya ia lakukan padaku?

Kenapa harus aku?

Pertanyaan itu terus saja berputar di kepalanya,

Pusing sedikit demi sedikit menyerang kepalanya, Jungkook hanya bisa meringis dalam diam, ingin mencengkram kepalanya namun lagi-lagi tubuhnya sama sekali tidak menuruti kerja otaknya,

Menit demi menit berlalu, pusing di kepalanya makin menjadi, Jungkook merasa tubuhnya makin melemas, pendengarannya mulai berdengung, setelahnya ia tak tau apa yang terjadi seterusnya, Jungkook tidak bisa merasakan sakitnya maupun mendengar suara wanita itu lagi,

Sebelum benar-benar kehilangan kesadaran, Jungkook sempat berharap.

Jika ia di beri pilihan, ia sangat berharap bisa lepas dari jerat siksaan wanita itu sekarang juga,

FREEDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang