III

493 50 8
                                    

XoXo-XoXo-XoXo

Smoky Heart © Kiriya Arecia

XoXo-XoXo-XoXo

III

"Kau tidak menolakku kali ini," tangan Hajime menangkup wajah sang seraph. Sebuah seringai terlihat. Mereka berada pada jarak terdekat.

Merusaknya, dan membuatnya jatuh perlahan.

Jatuh dan memiliki warna yang sama.

Melihatnya didominasi warna hitam.

Seraph itu menatapnya setelah ciuman itu berakhir. Ia memalingkan muka, menutup separuh wajah ketika menyadari dirinya terbawa suasana. Ia segera mundur beberapa langkah.

Walau ia ingat dengan baik, demon adalah ras yang penuh tipu muslihat. Sosok yang mampu menjebak dan membuai dalam genggamannya. Shun mulai berpikir, tidak apa-apa seperti ini.

"Karena aku telah jatuh hati pada Hajime."

Ia telah berkata dengan pasti, ia menyukai Hajime. Ia menyukai iblis.

Shun tahu apa yang akan terjadi jika jatuh dalam pelukan iblis, ia bisa saja akan menjadi malaikat jatuh atau mendapat hukuman jika salah langkah. Tapi selama ia masih berstatus malaikat, ada banyak hal yang harus dan bisa ia lakukan.

"Aku ingin Hajime mengetahui hal selain kegelapan."

[Smoky Heart]

Ibu kota; Caelum City, selalu menjadi tempat paling ramai dan dituju banyak orang. Tempat penuh pemandangan klasik yang indah karena arsitekturnya didesain secara menakjubkan. Tempat tinggal para manusia kaya, kebanyakan adalah pejabat—bangsawan (yang seharusnya) bertanggung jawab untuk memberikan kesejahteraan pada rakyat. Jauh menuju ke dalam ibu kota, akan terlihat istana. Tempat yang dihuni oleh raja, pemimpin sebuah wilayah yang ditinggali manusia. Terkenal sebagai wilayah subur dan kaya akan hasil alam hingga mendapat sebutan tanah yang diberkahi, begitu kata kebanyakan orang.

"Ini memang wilayah yang diberkahi, kebanyakan penduduknya hidup dengan kebaikan. Mereka pekerja keras, dan ramah terhadap orang asing. Lihat, aku diberi sepotong roti. Apa kau ingin mencobanya?!" gadis itu menoleh pada pemuda di sampingnya. Mereka baru saja melewati jembatan besar Cerasus, jalan penghubung kota Ver dan ibu kota, Caelum.

Tatapan sang pemuda tertuju pada makanan manusia yang dipegangnya, ia mengabaikannya.

"Ehh~ ini enak lho." Gadis itu berucap setelah mencicipinya, "Dibuat penuh semangat dan cinta."

"Aku tidak tahu ada bahan makanan seperti itu."

"Itu maksudnya dibuat dengan perasaan dari hati, makanya memberikan rasa enak."

"Di hatiku hanya ada kegelapan."

Gadis itu melirik pemuda disampingnya, nada suaranya berubah lebih serius, "Aku yakin Hajime baru pertama kali berada di dunia manusia seperti ini. Hajime belum melihat dunia secara luas."

Hajime tidak mengiyakan, namun Shun tahu yang ia ucapkan tepat. Dunia manusia hanya Hajime datangi untuk beristirahat, bukan jalan-jalan. Mudahnya, ia tidak tertarik.

Mereka, saat ini sedang berada di dunia manusia. Berbaur dengan keramaian, memakai wujud yang begitu sempurna untuk disebut sebagai manusia. Tentunya tidak ada yang mengira, mereka dari ras berbeda. Yaa—mungkin akan berbeda hasilnya jika mereka bertemu elf, fairy, atau high human—pemilik kekuatan khusus.

Hal merepotkan ini, pada awalnya Hajime enggan melakukannya. Berada di tempat yang dipenuhi berbagai aura dan makhluk lemah. Namun Shun mengatakan ia ingin menunjukkan hal sangat menarik padanya. Seraph itu tidak akan berhenti mengajaknya hingga ia setuju.

Smoky HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang