Bab X

15 4 0
                                    

Anna berjalan menyusuri koridor dengan langkah ringan. Namun langkahnya terhenti, matanya menatap tajam sesuatu yang ada dihadapannya. Bibirnya tertutup rapat dan bergemetaran. Pandangannya pun mulai mengabur akibat air mata yang sudah diujung kelopak matanya. Tuhan, kumohon, tidak sekarang. Orang itu! 

Tanpa disadari, Arkhan melihat tingkah Anna. Dan betapa terkejutnya ia saat dilihatnya Anna sedang menangis. Anna? Dia nangis? Apa gue gak salah lihat?

Perlahan Arkhan mulai mendekati gadis mungil itu dan ternyata ia tidak salah, Anna memang tengah menangis.

"Na?" Panggil Arkhan. Namun, tak ada jawaban dari Anna.

"Na?" Panggil Arkhan sekali lagi sembari mengguncang pelan tubuh Anna. Tiba-tiba, Anna membalikkan tubuhnya sehingga berhadapan dengan Arkhan.

"Na? Are you okay?" tanya Arkhan saat dilihatnya Anna yang masih menunduk sambil menangis.

Bibir Anna gemetar, ia tidak tahu apa yang harus ia katakan. Pikirannya kacau, bukan tapi sangat-sangat kacau. Lidahnya kelu, bahkan tenggerokkannya perih. Kenangan masa lalu yang ingin ia hapus dari memorinya mulai bermunculan di ingtannya. Kakinya sudah tidak mampu menopang tubuhnya. Tepat sebelum ia jatuh, seseorang terlebih dulu menahannya. Arkhan.

Arkhan terkejut saat melihat Anna seperti kehilangan keseimbangan dan dengan segera, Arkan menahan tubuh Anna sebelum terjatuh.

******

Anna menghela napas panjang, matanya sembab dan tenggorakannya sakit. Namun, hatinya lega. Anna meoleh ke samping dan mendapati Arkhan yang tengah memperhatikannya. Sudut bibir Anna mulai terangkat membentuk senyuman. Yang langsung dibalas dengan Arkhan.

"Makasih, Lo udah bantu Gue." Ucap Anna dengan senyum yang masih setia terukir diwajahnya.
"Gak perlu makasih kok. Gue bantuin Lo karena ya, Lo kan teman Gue." Sahut Arkhan. Sejujurnya melihat senyum Anna, membuat hatinya lega bagaimana tidak, sebelumnya ia melihat Anna yang menangis.

"BTW, Lo lapar gak?" tanya Arkhan memecahkan kehening diantara mereka.
Anna mengangkat alisnya, sebelum menjawab, " Belum. Kenapa?" mendengar hal itu membuat Arkhan tersenyum.

Tiba-tiba Arkhan berdiri di hadapan Anna sambil mengulurkan tangannya. Anna terdiam sesaat masih bingung dengan apa yang dilakukan Cowok yang berdiri dihadapannya itu sebelum Anna menyambut uluran tangan Arkhan.

Lima belas menit kemudian, mobil yang ditumpangi oleh Arkhan dan Anna berhenti di sebuah cafe yang terlihat sederhana.

"Ayo!" Ajak Arkhan sebelum memasuki cafe itu.

Anna memandangi sekelilingnya, interior Cafe yang bisa dibilang sederhana namun dapat menampilkan sisi elegan dan romantisnya.

Arkhan menuntun Anna ke sebuah meja bernomor 6.
"Lo pesan apa?" Tanya Arkhan sembari membuka buku menu yang disediakan.

"Satu Cappucino Coffee dan satu Chesee Cake." Anna menyebutkan pesannya kepada pelayan Cafe.
"Saya, satu American Coffee dan satu Chesee Cake." Ujar Arkhan. Setelah mencatat pesanan dari keduanya, pelayan tersebut langsung pergi.

"Na?"

"Hmm. Kenapa?"

"Gue boleh jadi teman Lo?"

Ucapan Arkhan membuat Anna bingung. Kenapa Arkhan harus menanyakan hal itu.

"Tentu, kenapa gak." jawab Anna sambil tersenyum walaupun ia masih bingung.

"Makasih." Ucap Arkhan yang langsung dijawab anggukan oleh Anna.

******

Di lain tempat,

Farhan berjalan menuju pakiran sekolah namun, langkahnya terhenti saat ia melihat seorang yang ia kenal. Ditambah lagi, seseorang tersebut tidaklah sendiri.
Hehehe, ternyata tinggal Gue nih. Batin Farhan.

"Han?" panggil seseorang dari kejauhan. Farhan yang mendenmgar namanya dipabggil sontak saja ia menoleh ke sumber suara.

"Nico?" Ujar Farhan saat mengetahui siapa yang memanggilnya.

"Gue dari tadi tau nyariin Lo. Lo kemana sih? Itu sih Brian juga kemana coba. Gue sendiri di kelas." gerutu Nico yang sontak disambut jitakan dikepalanya.

"Emang Gue Pikirin apa. Makanya, Lo balikkan aja sama si Mitha tu biar Lo gak sendiri lagi." Ucap Farhan yang langsung dijawab Nico dengan dengusan kesalnya.

"Tau ah, udah Gue cabut."

"Hei! Nic! Bercanda kale."

"Udah terserah Lo aja."

Farhan hanya tertawa melihat temannya itu kesal. Enak juga ya bisa buat temannya itu kesal.

Hahaha, Rasain Lo.

*****

#Friends
#MasaLalu
#Past
#Sedih
#Sad

-
-
-
-
Maaf telat Upnya soalnya ada Problem sedikit.

Selamat membaca, Dont Forget Vote and Comment....   :-)

REALLY-Kala Takdir Mengikat Kita-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang