Seoul, Waktu Sudah Menunjukan Pukul 01.32 malam. Namun Wendy Masih Terduduk Resah Di Kursi Ruang Tamu Rumahnya Yang Kecil Itu. Gadis itu Masih Setia Menunggu Kehadiran Ibu-nya Pulang Dari Kerjanya. Kerja ? Ya, Benar Yang Terlintas Dipikiran Kalian, Ibu-nya menjadi Seseorang Yang Kerja Di Tempat Haram di Club malam yang paling Elite Di Kota Ini. Entah Berawal Dari Mana Sehingga Ibu-nya Bisa Menjadi Salah Satu Pekerja Haram Di Sana. Wendy Terduduk Dengan Resah Sambil Sesekali Melirik Kearam Jam Dinding Yang Semakin Lama Jarumnya Berjalan ke Angka 2, Sampai Dering Ponselnya Mengalihkan Perhatiannya Yang Bermula Pada Jam Dinding itu. Di Layar Ponselnya Tertera Nama Ibunya, Dengan Perasaan Sedikit Lega , Wendy Mengangkat Telepon itu Dengan Hati-Hati.
" Hallo Ibu! " Seru Wendy Dengan Semangat.
" Ibu Dimana Sekarang ? Apakah Ibu Masih di Club malam Tempat Ibu Bekerja itu ? " Lanjut Wendy Dengan Memberikan Beberapa Pertanyaan.
" Kenapa ? Kau Mengkhawatirkan Ku ? Cih, Betapa Menyedihkannya Kau! " Seru Ibu Wendy Diseberang Sana, Dari Suaranya Yang Melantur Wendy Paham Ibunya Sedang Dalam Keadaan Mabuk.
Wendy Terdiam Seketika Ketika Mendengar Suara Keributan Diseberang Telepon, Dapat Wendy Dengar Dengan Jelas Ibunya Sedang Adu Mulut bersama Seseorang Yang Wendy Tidak Tahu Siapa itu. Namun Wendy Dapat Mendengar Bahwa Ibunya Beradu Mulut Bersama Seorang lelaki Muda , Mungkin.
" Apa Yang Harus Anda Lakukan Sekarang hah? " Bentak Lelaki itu Diseberang sana.
" Lalu Bagaimana Aku Yang Begitu Miskin ini Mengganti Jam Tanganmu Yang Mahal itu Tuan Muda, Bahkan Menjual Diriku, Rumah Kumuhku Pun Tak Akan Sanggup Untuk Menggantinya " Seru Ibu Wendy.
" Baiklah, Perintahkan Anak Perempuanmu Itu Datang Menghadapku ! " Ucapnya Dengan Tegas.
Ibu Wendy terdiam sejenak.
" Baiklah.. " Jawabnya seketika.
" Jika Kau Memang anakku Datanglah kesini sekarang juga! " Perintah Ibu Wendy dari seberang sana.
" Apa yang akan Ibu lakukan padaku jika aku kesana dan bertemu pria itu? " Tanya Wendy ragu-ragu.
" Sialan! " Ibunya mengumpat.
Tapi sedetik itu juga, Pria yang adu mulut dengan Ibunya tadi merebut Ponsel dari genggaman Wanita itu.
" Kau terlalu banyak bertanya! Shit! Malam ini benar-benar buruk ! Kemarilah sebelum Ibu mu ini ku perintahkan untuk di bunuh oleh suruhanku! " Ujar Pria itu dengan lantang dan tegas.
"A-a-apa? Kau bercanda? Ka-au ti--" Ucapan Wendy terputus.
" Sialan! Kau terlalu banyak mengoceh! Cepat kemari ! Jika tidak kau akan tahu akibatnya ! " Ancam pria itu dan langsung mematikan sambungan teleponnya.
Begitu juga dengan Wendy, dengan perasaan was-was serta takut, Wendy mengambil jaket lalu bergegas pergi ke Club malam tempat Ibunya berkerja.
Sesampainya disana, Wendy berjalan dengan ragu-ragu ke arah pintu masuk club mahal itu.
"Silahkan tunjukan kartu identitas anda nyonya" Ucap salah satu security yang berjaga di depan pintu besar itu. Sesekali menatap penampilan Wendy dari atas sampe bawah berulang kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny || WENGA || Suga Wendy
Fanfiction{SLOW UPDATE} "Aku Bahkan Tidak Pernah Berpikir Akan Ditakdirkan Akan Hidup Dengan Lelaki itu, Yang Aku Tahu Lelaki itu Jahat, Angkuh, Sombong, Dingin, Berandalan, Playboy. Dia Mengandalkan Uangnya Dalam Hal Apapun, Termasuk Membeli Kehidupanku Yang...