15-Bad Mood

428 59 2
                                    

Ditengah perjalanan menuju pulang, Wendy masih tetap memikirkan nama adik perempuan Suga yang terdengar tidak asing ditelinganya.

Hingga mobil yang dikendearai oleh Suga tiba-tiba saja berhenti didepan sebuah toko elektronik dan berhasil menyadarkan Wendy yang sedari tadi berperang hebat dengan pikirannya sendiri.

"Kenapa berhenti?"tanya Wendy dan menatap Suga kebingunangan.

"Turunlah"ucap Suga datar sambil melepaskan sabuk pengaman yang sebelumnya terpasang erat ditubuhnya.

Begitupun dengan Wendy, Wendy mau tak mau ikut turun mengikuti apa yang juga Suga lakukan. Setelah keduanya turun, Wendy memperhatikan bangunan sekelilingnya, ketika Suga sibuk memeriksa posisi mobilnya berada di posisi parkir yang tepat.

"Ayo!"ajak Suga sambil berjalan kearah sebuah Toko elektronik.

"Apa barang-barang elektronik dirumah itu masih kurang Tuan Min? kau bahkan tak pernah menggunakannya sama sekali dan sekarang ingin membelinya lagi"ucap Wendy panjang lebar dan ucapan Wendy tersebut sukses membuat Suga berhenti dan berbalik seketika menghadap Wendy.

"Memangnya kau tahu apa yang ingin aku beli?"tanya Suga datar sambil menatap kearah Wendy yang kini tengah terdiam kaku menatapnya.

"A-aku tidak tahu pasti benda apa yang ingin kau beli! Ta-tapi yang pasti kau ingin membeli benda elektronik yang ada di toko itu"ucap Wendy kelagapan karena ditatap datar oleh Suga yang kini sedang berada dihadapannya.

"Jika tidak tahu apa-apa cukup diam dan ikuti saja!"ucap Suga tegas lalu berbalik untuk melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti tadi.

Wendy kalah, lagi-lagi gadis itu kalah telak dengan Suga. Dengan menahan kesal dan amarah Wendy kembali berjalan mengikuti langkah kemana pria itu pergi

Suga dan Wendy memasuki toko elektronik yang terlihat sangat mewah dan luas. Toko itu bahkan hampir menjual seluruh barang-barang elektronik. Mulai dari Televisi, home theater, komputer, laptop hingga Handphone yang biasanya digunakan oleh kaum-kaum konglomerat dan kaum selebritis.

Suga mendudukan diri di Sofa besar yang tersedia disana, begitupun dengan Wendy. Wendy masih memperhatikan takjub seluruh isi ruangan itu, Hingga salah satu karyawan disana datang menghampiri Suga.

"Selamat sore tuan, ada yang bisa kami bantu?"ucap karyawan wanita tersebut dengan sopan.

"Aku ingin melihat ponsel dengan keluaran terbaru dan terbaik"ucap Suga dengan nada datarnya dan terkesan sombong ditelinga Wendy yang mendengarnya.

"Baik, mohon untuk menunggu sebentar Tuan"ucap karyawan itu dan berlalu pergi untuk mengambil barang apa yang diinginkan pria yang tengah terduduk disebelah Wendy itu.

"Dia bahkan berbicara seperti itu kepada semua orang"ucap Wendy pelan tanpa sadar dengan nada bicaranya yang terlihat kesalnya.

"Aku masih dapat mendengarmu Nyonya Min"ucap Suga datar dan itu sukses membuat Wendy tersadar dengan segera menutup bibirnya dengan kedua telapak tangannya.

"Maafkan aku, ta-tapi memang kenyataannya kau seperti itu"ucap Wendy sambil tertawa kecil.

"Ternyata benar kau tidak takut lagi padaku ya?"tanya Suga sambil menampilkan smirknya.

"Te-tentu saja! Sejak kapan aku takut padamu huh?"ucap Wendy dengan nada tegas yang terdengar dibuat-buat.

"Baiklah, kau benar-benar ingin bermain denganku ya Nyonya Min? Kita lihat saja nanti apa kau memang benar-benar tidak ada rasa takut padaku"ucapan Suga membuat Wendy menegang seketika, ditambah lagi smirk dan tatapan tajam yang Suga layangkan kearahnya.

My Destiny || WENGA || Suga WendyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang