PROLOG

89 12 0
                                    

Seorang gadis manis nan cantik tengah berbinar-binar tatkala tak sabar menemui ayahnya.

"Mama,papa kok lama sih,Laudy kan kangen." Ucap gadis kecil bernama 'Laudy' itu.

"Sabar sayang,papamu akan pulang sebentar lagi,kita tunggu 30 menit lagi ya" ucap Mawar~ibu Laudy.

Laudy hanya mengangguk sembari menatap langit malam yang begitu indah dengan bintang dan bulan yang turut meneranginya.

Drett drett drett

Ponsel Mawar bergetar menampilkan sebuah telepon dari nomor tak dikenal. Dengan ragu,Mawar menekan tombol hijau.

"Halo?"

"Apakah anda istri dari pak Langit yang bernama Mawar?"

"I-iya,benar,ada apa pak?"

"Mohon maaf,kami dari pihak rumah sakit mendapat kabar bahwa suami anda mengalami kecelakaan"

"A-apa? Nggak mungkin pak,mungkin anda salah orang,m-mungkin dia bukan Langit suami saya"

"Bukankah anda istri dari pak Langit Sengketa Ardiansyah?"

Deg.

"I-iya pak,tapi nggak mungkin,suami saya akan pulang sebentar lagi"

"Mohon maaf Bu,suami anda telah meninggal,dan kami turut berdukacita,anda bisa mengunjungi rumah sakit Jiwa Harapan bila anda ingin melihat jasad suami anda"

"I-iya pak,terimakasih"

Pertahanan Mawar seketika runtuh mendengar kabar bahwa suami yang ia sayangi ditemukan tidak bernyawa. Satu persatu air matanya berhasil lolos dari pelupuk matanya.

Laudy yang masih polos yang tak mengerti apa-apa,hanya melihat ibunya menangis membuatnya ingin menanyakan sesuatu kepada ibunya.

"Mama kenapa? Kok nangis?" Tanya Laudy polos seraya mengerutkan dahinya pertanda ia sedang kebingungan.

"Laudy,kita harus ke rumah sakit sekarang" ucap Mawar tergesa-gesa sambil mengunci pintu rumahnya.

"Kok ke rumah sakit ma? Papa gimana ma? Nanti kalau papa pulang nggak ada orang di-" ucap Laudy terpotong oleh isak tangis Mawar.

"Ssttt,kita harus ke rumah sakit sekarang sayang" ucap Mawar seraya menggendong peri kecilnya menuju mobil.

Dengan kecepatan tinggi,Mawar melajukan mobilnya,sementara Laudy justru tertidur akibat kelelahan menunggu Langit.

Sesampainya di rumah sakit,Mawar membangunkan Laudy dan membawanya ke dalam sebuah ruangan.

"Ma,kok kita ke sini?" Tanya Laudy yang masih tak mengerti dengan apa yang terjadi.

"Suster,dimana suami saya yang bernama Langit Sengketa Ardiansyah?" Tanya Mawar masih dengan air matanya yang mengalir.

"Mari saya tunjukkan"ucap suster itu sembari mengarahkan ke tempat dimana Langit terbaring lemah dengan luka di sekujur tubuhnya.

Mawar tak kuasa menahan tangisnya lebih lama.

"Mama,papa kok disini?" Tanya Laudy.

"Papa kamu meninggal,dy" ucap Mawar di sela-sela tangisannya.

"Maksud mama,papa tidur panjang dan ke surga ma?" Tanya Laudy dengan mata yang berkaca-kaca.

Mawar hanya mengangguk lemah dan memeluk erat tubuh suaminya.

Laudy menangis histeris tatkala melihat ayahnya terbujur kaku dengan wajah yang memucat.

"Apakah anda bernama Dandelion?" Tanya seorang perawat terhadap Mawar.

"Saya mamanya Dandelion,ada apa?" Tanya Mawar.

"Sebelum pak Langit meninggal,ia sempat membelikan hadiah dan menulis surat untuk Dandelion" ucap perawat tersebut seraya menyerahkan sebuah boneka panda dan sebuah amplop berwarna pink dengan pita putih yang melilitnya.

"Terimakasih"

Perawat itu berlalu meninggalkan kamar mayat.

"Laudy,kemari" titah Mawar seraya memberikan boneka panda itu kepada Laudy.

"Itu hadiah ulang tahun kamu dari papa sayang,dan ada surat untuk kamu,kita baca sama-sama" ucap Mawar lagi yang diberi anggukan oleh Laudy.

Dengan hati-hati,Mawar membuka amplop itu dan mengeluarkan kertas di dalamnya dan membukanya.

Hai Dandelion,anak papa yang paling cantik.

Selamat ulang tahun Dandelion Olivia Claudya ,maaf ya papa nggak bisa terus sama kamu,papa janji papa akan pulang di hari ulang tahun kamu. Papa sengaja nulis surat ini sebelum hari ulang tahunmu karna papa takut nggak bisa nyampein sesuatu sama kamu.

Papa juga nyiapin hadiah loh buat kamu,ada boneka panda,kamu suka kan?

Ya jelaslah suka,muka kamu aja mirip panda haha. Papa becanda sayang.

Maafin Papa nak,Papa terlalu sibuk sama kerjaan,tapi Papa nglakuin itu untuk kamu juga kan? Papa juga selalu rindu kamu. Hmm,kok jadi melow sih? Haha nggakpapa,sekali-kali.

Oh iya,papa mau nyampein satu pesan buat kamu,jaga diri kamu dan mama kamu dengan baik,kelak kamu akan menjadi wanita sukses sayang,percayalah sama papa.

Dandelion juga harus menurut sama perintah mama ya?

Yang harus Dandelion tau,papa disini selalu rindu kamu,dan papa juga sayang sama kamu.

Dandelion harus janji ya jika kelak papa nggak ada,Dandelion harus jadi anak baik.

Udah itu aja,papa capek nulis haha.

Dan ini,buat kamu istriku,Mawar.

Aku tau kamu juga rindu aku kan? Haha,tenang aja,aku bakal pulang saat hari ulang tahun Dandelion.

Tapi,aku minta sama kamu,selama aku nggak di rumah,kamu harus jagain Dandelion karna dia peri kecil kita.

Dan jaga dirimu baik-baik bila kelak aku sudah tidak ada di dunia ini.

Aku selalu mencintaimu.

-your husband and your father,haha alay.

Setelah membacanya,mereka berdua menangis dalam diam.

Mereka tak tahu bahwa surat ini adalah surat terakhir dari Langit.

Laudy yang tak kuasa menahan tangis segera memeluk Mawar erat dan menumpahkan segala kesedihannya.

"Papa jahat ma,papa pernah bilang hiks kalau papa nggak akan ninggalin kita,hiks,papa jahat ma" ucap Laudy di sela isak tangisnya.

"Ini sudah takdir Tuhan,kita harus menerimanya dengan lapang dada" ucap Mawar.

Setelah itu mereka memeluk erat jenazah Langit seakan menyalurkan sebuah kerinduan yang selama ini terpendam.

☘☘☘☘

Cinta itu seperti sekuntum Dandelion,saat benih-benihnya luruh dan terhempas oleh angin,maka cinta itu takkan kembali.

☘☘☘☘

hernidasekar

Follow akunku yak😂

Don't forget comment,vote okeyy.

Infinity Love (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang