EMPAT: KENANGAN

19 2 0
                                    

Dewa sudah sampai di depan gerbang rumah besarnya. Ia memanggil satpam untuk membukakan gerbang besarnya. Dewa segera memarkirkan motornya di garasi dan bergegas turun melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah.

Pemandangan yang biasa ia lihat tak membuatnya terkejut. Fajar dan Seren tengah bercengkerama dengan Seren yang menggelayuti lengan kekar Fajar. Menjijikkan.

Dewa tak menghiraukan itu semua,ia terus melangkah menaiki tangga menuju kamarnya,namun pada pijakan ke-lima nya,terdengar suara bass dari seorang pria paruh baya yang membuat Dewa menghentikan langkahnya namun tak menoleh.

"Dewa" panggil Fajar dengan suara bass-nya.

"Sampai kapan kamu mau begini terus,nak?" Tanya Fajar,tersirat nada lelah di sela ucapannya.

Dewa hanya melirik sekilas dan melanjutkan kakinya melangkah menuju kamarnya.

Ia merebahkan dirinya di atas kasur king size-nya. Ia menutup matanya sebentar,lalu bangkit untuk memeriksa ponselnya.

Ada beberapa pesan yang masuk,salah satunya dari Rosa,segera ia membuka pesan tersebut.

RosaA.Gardenia

Woii!!

Lo jadi temenin gue kan?

P

Dewaa!!!

Ah elu mahhh

Waaa

Lama banget lo

Dewa menepuk jidatnya,ia lupa akan menemani Rosa ke mall hari ini,dengan segera,jari panjangnya menari-nari di atas keyboard untuk mengetik balasan kepada Rosa.

Sorry. Gw lupa,otw.

Send.

Setelah mengetik balasan singkat itu,ia bergegas mengganti pakaiannya dengan outfit casual-nya.

Sederhana,hanya memakai kaus berwarna navy polos dipadu jaket kulit putihnya sudah membuat kadar ketampanan seorang Dewa memancar.

Ponselnya bergetar menandakan pesan masuk dari seseorang,ia segera merogoh ponsel di dalam saku celana jinsnya dan membuka pesan yang ternyata dari Rosa.

Au. 5 menit ngga sampe gue tebas lo

Dewa hanya menggelengkan kepalanya tanpa membalas pesan tersebut,dengan cepat ia menyambar kunci motor ninjanya yang berada di atas nakas.

Ia berlari kecil mengabaikan Fajar dan Seren yang sibuk dengan kemesraan mereka.

Setelah tiba di depan rumah mewah berdesain minimalis namun elegan itu,ia segera membuka pagar dan menghampiri Rosa yang ternyata sudah menunggu Dewa di teras rumahnya.

"Lo telat satu menit empat belas detik" ucap
Rosa seraya mencebikkan bibirnya.

"Bodo" ujar Dewa cuek.

"Yaudah,ayo" lanjut Dewa. Rosa hanya mengangguk dan segera menaiki motor Dewa,Dewa tanpa basa-basi langsung menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.

Rosa melingkarkan tangannya di pinggang Dewa. Dewa berdecak sebal.

"Heh,ngapain peluk-peluk?" Ujar Dewa sedikir berteriak agar Rosa dapat mendengar suaranya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Infinity Love (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang