ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ₄

5.9K 975 127
                                    





























Felix berusaha menutup pintu apartemennya sepelan mungkin, bahkan ia sampai menahan nafas agar tidak menimbulkan suara apapun.



“dari mana saja?”





felix hampir saja mengumpat saat mendengar suara baritone dari ruang tengah.




“kak changbin?” tanya felix. ia hanya ingin memastikan bahwa itu suara changbin, bukan orang lain, apalagi makhluk lain.




“kalo ditanya itu jawab bukan balik tanya” sanggah changbin.




felix berjalan menghampiri changbin yang duduk di ruang tengah, ia mengambil tempat disebelah lelaki itu dan mengangkat kantong plastik bertuliskan nama supermarket yang tadi ia kunjungi.




“tadi aku beli ini, gatau kenapa tiba-tiba kepengen banget” tangan felix sibuk mengeluarkan ice cream yang ia dapat susah payah.




changbin sedari tadi hanya diam. matanya sibuk memperhatikan felix yang sedang menikmati ice creamnya.




felix hanya tidak tau saja jika tadi changbin berusaha mengatur nafasnya yang masih terengah akibat berlari dari supermarket agar tidak didahului felix.




“jangan sering minum ice cream malem malem, apalagi sekarang udah masuk musim dingin. nanti kalo lo sakit kan gue yang susah”




felix hanya memberengut kesal.




“kakak tuh tinggal bilang ‘jangan sering makan ice cream yaa, nanti kamu sakit’ apa susahnya sih? kalo khawatir bilang aja gausah gengsi” ucap felix sambil terus menyendokkan ice cream kedalam mulutnya.




“siapa juga yang khawatir, gue cuma gamau repot kalo lo sakit. nanti yang kena marah mama siapa? ya gue ujung ujungnya”



“iyadeh terserah kakak aja”




hening.








keduanya sibuk dengan pikiran masing masing. atau mungkin, hanya .. changbin? karena daritadi felix sibuk dengan cup ice creamnya.



selesai dengan ice creamnya, felix segera membuang bungkusnya dan masuk ke dalam kamar. begitu pula dengan changbin.




hening untuk yang kedua kalinya. keduanya kini sudah berbaring di posisi masing masing. tapi mata mereka tidak ada yang terpejam, hanya menatap langit-langit kamar dengan diam.



“kak been?”



“hm?”



“kakak masih suka musik?”



“iya suka”



“suka bisnis?"



“suka”



“suka warna dark?”



“suka”



“suka baby diperut aku?”



“su— eh apaan sih lix, sana cepetan tidur” alih changbin. jujur dia sedikit terkejut dengan pertanyaan felix barusan.



felix diam. kesimpulan yang ia ambil adalah, changbin masih belum menerima anak mereka.



apologia -changlix.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang