ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ₈

5.8K 900 124
                                    

sebenernya mau up chapter ini dari kemaren tapi gatau kenapa lagi buntu banget:'( ini chapter tersusah yang pernah aku bikin btw. ketik–hapus–ketik–hapus ehehe
aku juga ga jago bikin konflik:'(
jadi maaf kalo chapter ini lil bit annoying buat kalian.

hope you enjoy guys!


—xoxo, yupi

































Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












































“kenapa sih lix lo ceroboh banget? puas permaluin harga diri gue!?”



felix tidak tau kenapa ini terjadi. ini sudah tengah malam dan changbin baru saja pulang. felix yang tertidur di ruang tengah reflek bangun saat mendegar pintu apartemen yang ditutup kasar.



belum sempat felix bertanya, sebuah bentakan dari changbin sudah ia dapatkan. penampilan changbin tidak dapat dikatakan baik. pakaian yang tadi pagi masih terlihat rapi sekarang berantakan dengan aroma alkohol yang menempel.



“kakak mabuk ya? mending kakak mandi dulu, nanti aku siapin a—”






plak






belum sempat felix menyelesaikan kalimatnya, sebuah tamparan terlebih dulu mengenai pipinya.



sudut bibir felix berdarah. tamparan changbin memang bukan main main. sudut mata felix terlihat bergetar.



ini pertama kalinya ada orang yang menamparnya. mirisnya orang itu adalah changbin.



“gausah sok polos, brengsek! lo kira muka lo bisa nipu gue?! kenapa gak sekalian bilang ke semua orang kalo bayi di perut lo itu anak gue?! gara gara anak sialan itu, semuanya jadi kacau” kilat mata changbin nampak marah. nafasnya sudah menggebu. emosinya tak dapat dikontrol lagi.



bugh




bukan. kali ini bukan felix yang terluka. melainkan changbin yang sedikit oleng akibat tinjuan felix.



“aku gatau apa yang bikin kakak kayak gini, tapi gausah ngehina anakku! selama ini aku sabar ngehadepin kakak, seharusnya kakak sadar seberapa 'bajingan' perlakuan kakak selama ini!”



muak dengan cacian yang dilontarkan changbin, felix memilih berlalu pergi keluar apartemen mereka.



changbin? entahlah— mungkin dengan sisa kesadarannya, ia berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi.



















apologia -changlix.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang