Terkadang menunggu itu memang harus dilakukan. Karena cinta tak bisa dipaksakan.
Group Line
NikenGabriella:
Kita jadikan, belajar klmpoknya?ChantikaGionino:
Ya jdilah:vMe:
Dimana?NikenGabriella:
Dirumah lo, Al.Me:
Lho kok nggk bilang"?ChantikaGionino:
Kan gliran dirmah lo. Udah ah, siap" gih satu jam lagi gue nyampe. Jngn lupa ya siapin cemilan yg bnyak.NikenGabriella:
Bner tuh.Me:
Auto ngmbek gueT_TAlea melempar ponselnya di atas kasur dan bersiap untuk keluar membeli cemilan.
"Tok tok tok.." Alea mengetuk pintu kamar Kakaknya.
"Apaan sih dek, ganggu aja lo." Kakaknya pun membuka pintu kamarnya.
"Kak, temen Adek bentar lagi kesini kak."
"Terus..?" sela Kakaknya.
"Kita keluar yuk beli cemilan. Cemilan didapur udah abis kak." rengek Alea pada kakaknya.
"Beli sendiri sana, bawa tuh mobil." cibir kakaknya.
"Kak Alfi, ayo dong anterin adek. Coba aja ada bunda sama ayah. Adek nggak perlu tuh minta anterin sama kakak. Kan kakak disuruh jagain adek. Yaudah kalo nggak mau adek telfon ayah aja." Alea yang sudah bersiap pun berlalu meninggalkan kakaknya.
"Eeh jangan dong dek, masa kamu jahat gitu sih." Alfipun menghalangi Adiknya dan dengan terpaksa mengikuti permintaan adiknya.
Dirumah yang lantainya dua ini Alea dan Alfi hidup bersama. Dirumah mereka ada satpam, asisten rumah tangga dan pekerja kebun yang sudah dipercaya membantu keluarga Amora, bahkan sebelum keduanya lahir. Orangtua mereka sedang sibuk dengan bisnis yang harus dijalani, namun sesekali pulang untuk berakhir pekan bersama.
Mobil sport yang dikemudikan Alfi pun meluncur dari garasi.
Setelah 10 menit melaju di jalan raya akhirnya mobil tersebut berhenti diparkiran pusat perbelanjaan.
"Udah turun sana, kakak tunggu 20 menit. Beli tuh cemilan yang banyak."
"Ashiap kak." Alea pun keluar dari mobil dan masuk kepusat perbelanjaan.
Alfi melirik keluar mobil. Ia mendapati orang yang sepertinya familiar baginya. Ia pun memutuskan untuk keluar dan menghampirinya.
"Hei, eh lo ternyata bro." Alfi menyapa orang itu. Ternyata orang itu Azriel, yang dulunya adik kelas Alfi.
"Eh, kak Alfi. Gimana keadaan lo kak?" tanya Azriel.
"Baik-baik aja bro, lo gimana? Masih suka nggak sama adek gue?" Tanya Alfi sembari tertawa.
"Masih inget aja lo kak. Ya masih lah. Sampai kapanpun lo tanya gue tentang itu, ya jawaban gue sama kak."Azriel yang ditanya pun tertawa.
"Kita nongkrong dulu kuy, sambil ngobrol."
"kuy kak. Kita makan ramen aja kak, tapi lo yang traktir gue." ajak azriel.
"sip aman itumah." Alfi merangkul adik kelasnya itu.
Merekapun masuk kepusat perbelanjaan dan mencari restoran jepang. Akhirnya mereka sampai di restoran tersebut.
"Kak, lo dateng kesini sama siapa?" tanya Azriel yang duduk sambil menunggu pesanan.
"Sama Alea lah. Oh iya, gue turut berduka ya, sama kejadian yang menimpa orangtua lo."Ucap Alfi yang turut prihatin.
"Makasih kak."
"Oh iya, gue denger adek lo pulang dari korea dan sekolah disini ya?" tanya Alfi
"Iya kak. Sekarang dia sekolah disini." Ujar Azriel.
"Terus perusahaan keluarga lo yang di Korea gimana? Siapa yang ngurusin?"tanya Alfi yang semakin penasaran.
"Seharusnya sih gue kak, tapi gue mau tamatin sekolah, terus kuliah. Baru gue urus tuh perusahaan. Kalo sekarang sih lagi diurus sama orang kepercayaan orangtua gue kak. Nanti tiap bulan ditransfer tuh duitnya." Jelas Azriel.
Akhirnya pesanan merekapun datang. Setelah menghabiskan ramen dan bersenda gurau. Merekapun keluar dari pusat perbelanjaan.
Tiba-tiba ada seseorang yang meneriaki Alfi dari arah samping.
"Kak Alfi.... Kak...."teriak Alea yang tengah membawa banyak kantong plastik.
"Eh itu adek gue, kayaknya dia butuh bantuan. Gue kesana ya." ucap Alfi pada Azriel.
"Gue ikut kak." ucap azriel lalu alfipun mengiyakannya.
"Banyak banget dek."
"Kan kakak suruh banyakin belinya. Kan untuk persediaan juga." jawab Alea.
"Biar gue tolong bawain kemobil." azriel pun menawarkan untuk membantu alea.
"Eh nggak usah kak, biar kak alfi aja."jawab Alea yang merasa tak enak menyusahkan Azriel.
Merekapun akhirnya pergi keparkiran mobil
"Makasih kak Ziel."Ucap Alea kepada Azriel.
"Sama-sama Al. Ya udah gue duluan ya, hati-hati." Jawab Azriel yang meminta izin kepada Alea dan Kakaknya untuk pulang.
Taklama kemudian mobil sport merah itupun meluncur ke jalanan.
"Dek, sampai kapan lo gantungin cintanya Ziel?" tanya kakaknya yang memulai percakaoan didalam mobil.
"Sampai dia nyerah dan yang cinta sama aku lagi kak." jawab Alea ketus.
"Weh, sadiis amat tuh mulut."ucap Alfi menggoda adiknya.
"Biarin kak."
"Emangnya kenapa adek nggak suka sama Ziel? Dia ganteng, populer, pinter, juara lagi, notabennya kapten basket, pernah menjabat jadi waketos, tajir lagi." jelas Alfi panjang lebar.
"Ampun deh kak, tajir kata lo. Lo mau jual adek lo sendiri?" tanya Alea dengan Emosi.
"Bukan gitu maksud gue dek, kalo dia tajir kan masa depan lo jelas." ucap Alfi menenangkan adiknya.
"Gue itu nggak suka sama dia kak. Cinta itu nggak bisa dipaksain! Buktinya aja lo, sampai sekarang masih jomblo. Dijodohin nggak mau lo." jelas Alea pad Kakaknya.
"Iya juga sih. Ya terserah lo aja deh. Gue mah maunya lo bahagia." ucap Alfi sambil mengelus kepala adiknya.
"O iya lo tau nggak dek. Ziel itu punya adek. Sekarang dia itu sekolah di sekolahnya adek juga." Ucap kakaknya mengubah topik pembicaraan.
"Pinter amat lu ngubah topik, dasar laki-laki. Gue ini update ya kak. Ya udah tau lah." cibir Alea.
"Santai napa dek, ngegas mulu lo. Tadi gue udah makan tadi sama Ziel, lo udah makan belum? Perlu singgah nih?" tanya Alfi yng mencemaskan Adiknya.
"Perhatian amat lu kak. Iih sayang banget deh gue sama lo. Tapi sayangnya adek mau makan dirumah aja." jawab adiknya.
Taklama kemudian mobil sport merah itu telah sampai digerbang rumah nan megah. Pintu gerbang otomatis terbuka dengan sendirinya karena tanda pengenal pada plat mobil.
"Non, biar bibik bantuin." ucap bik Iin, asisten rumah tangga dirumah mereka.
"Eh nggak usah bik, biar Alfi aja. Bibik siapin aja makan malam buat Alea."Ucap Alfi yang menghalangi bik Iin membawa beban yng berat, karena Alfi merasa kasihan dengan wanita paruh baya itu.
"Tit tit.."bunyi klakson mobil sport abu-abu didepan gerbang.
"Siapa ya?" ucap Alea yang penasaran dan mendekati gerbang rumahnya."Siapa ya yang dateng ke rumah Alea? Apakah sahabat Alea? Atau Alvaro yang ingin mengembalikan pitanya Alea?" ~Author
Ikuti terus kisahnya dalam Alvaleano:)
Nantikan part cerita selanjutnya.
Jangan lupa Vote and Comment guys:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvaleano
Teen FictionKisah ini menceritakan bagaimana rasanya diperjuangkan dan memperjuangkan. Kisah ini juga dibumbui dengan cerita penghianatan, persahabatan, dan penderitaan. Dan tentunya kisah cinta yang diperjuangkan Alea, Alvaro, dan Alviano. Bagaimanakah kisah...