Risyel bangkit dari kursi tempat dia menghabiskan sarapan nya tadi.
"Mah, pa, icel berangkat dulu yah"
"Hati-hati ya dijalan nya, jangan ngebut!" dahlia, mama risyel memperingati putri bungsu nya, karena biasanya jika sudah bersama dengan motor kesayangan nya risyel akan terus menancap gas kebut-kebutan tanpa sedikit pun memegang rem.
"Iya ma, nggak bakal deh" risyel berpamitan pada Dahlia dan Bima, papa risyel. Dahlia mengusap rambut putri nya saat risyel mencium tangan nya.
"Inget yah, langsung pulang jangan kemana-mana dulu"
"Iyaa mama bawel"
"Eh, udah berani ya sama mama!" dahlia berkacak pinggang sambil menatap tajam ke arah putrinya, pura-pura marah.
"Iya deh iya nggk" risyel menjawab nya sambil terkekeh karena melihat mamanya yang sangat mudah naik darah.
Bima yang melihat perselisihan antara anak dan istrinya pun hanya cekikan, menertawakan mereka.
"Hati-hati ya sayang!" Ucap bima lembut, saat giliran risyel mencium tangan nya.
"Siap pah!" Risyel menjawab nya dengan semangat.
Setelah berpamitan dengan orangtua nya dia pun melangkah keluar dari rumah nya, ke garasi mengambil ninja kesayangan nya.
Ke empat teman nya memang tidak menjemput risyel, karena mereka sudah terbiasa berangkat bersama dari persimpangan komplek rumahnya. Biasanya mereka berkumpul disana, menunggu teman mereka yang belum datang.
Bukan nya tidak mau menjemput ke rumah masing-masing, tapi menurut mereka itu bisa sedikit untuk menghemat bensin dan waktu. Tapi lain alasan nya dengan zahra, baginya menunggu di persimpangan adalah suatu tindakan yang sangat menyenangkan. Karena sambil menunggu teman-teman nya datang, dia bisa mencuci mata dengan melihat cowok-cowok ganteng yang lewat.
Risyel pun keluar dari halaman rumah nya, dia menancapkan gas menuju ke persimpangan komplek, tempat teman-teman nya menunggu.
Tak perlu waktu lama risyel sudah bisa melihat teman-teman nya sedang menunggunya di atas motor mereka masing-masing. Memang jarak rumah risyel dan persimpangan lumayan dekat, hanya sekitar 1 km dan terlebih risyel yang membawa motornya dengan kecepatan tinggi sangat mempersingkat waktu.
"Eh, tu si icel" deby yang melihat motor ninja warna hitam sedang mengarah ke tempat mereka berdiri. Jelas dia tau bahwa itu risyel, karena motor mereka berlima sedikit di modifikasi bagian body nya, jadi sedikit terlihat sama.
Zahra, syila, dan sania yang mendengar ucapan deby tadi langsung melihat kearah pandangan yang sama, mereka melihat ada sebuah motor yang hampir sama dengan milik mereka mendekat ke arah nya.
"Dateng juga lu cel" syila yang merasa bosan langsung menyambar teman nya itu.
"Sorry lama, biasalah nyokap" ucap risyel tanpa membuka helm nya. Dia hanya menaikan kaca helm fullface nya. "yaudah lah kuy berangkat" ajak deby yang langsung naik ke motor nya.
"Eh guys, gimana kalo kita balapan sampe ke sekolah?!" Tantang zahra bersemangat.
"Boleh tuh, itung-itung pemanasan. Udah lama juga gue gak kebut-kebutan di jalan" jawab sania sambil tersengir menunjukkan deretan gigi putih nan rapih nya.
"Yaudah ayok, ngemeng mulu dari tadi" deby yang tidak sabaran, ngedumel sendiri.
"Yaelah sans dong bu sensi amat, Pms lu ya?" Tanya zahra.
"Banyak tanya lu, udah ayo. Gue pengen nancep gas dalem-dalem nih"
"Iya iya bawel"
Mereka berlima berjajar ke samping, mengambil ancang ancang untuk memulai balapan. Syila yang disuruh menghitung mundur, langsung menuruti apa tugasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendshit
Teen FictionSiapa yang tidak tahu dengan Risyel Gerald Altar, si gadis cantik yang penuh dengan kejutan. Banyak yang menyukainya, hanya saja dia terlalu cuek akan keadaan sekitar. Hidup nya yang selama ini tenang, harus terganggu karena kedatangan pria yang tak...