Happy Reading!
***
Kini angkasa sedang berjalan di koridor kelas X menuju ke kelasnya. Memang dari parkiran mula bahkan saat dia turun dari motor banyak cewek-cewek yang teriak-teriak histeris melihat dia. Ya, dia membawa motor sekarang karena takut telat takut macet. Kemarin dia membawa mobil karena itu hari pertamanya masuk dan motor kesayangan nya belum dipindahkan ke rumahnya yang sekarang.Dan sekarang pun sama, di sepanjang koridor tak sedikit cewek-cewek yang menunjukkan sisi tertarik nya.
Saat di belokan menuju koridor kelas XI dia tak sengaja menabrak seseorang sampai orang itu jatuh.
"Aduh" terdengar suara ringisan orang itu yang mungkin kesakitan karena pantat nya harus mencium lantai dipagi hari. Dari suaranya orang itu seperti cewek, dan benar saja. Saat angkasa melihat kebawah ternyata memang orang yang dia tabrak tadi adalah cewek yang disampimg dan depan nya banyak buku yang berceceran.
Cewek itu bangun, angkasa pun membantu memunguti buku-buku yang berjatuhan tadi, lalu memberikan nya kepada cewek tadi.
"Kalo jalan tuh liat-liat dong, asal nabrak orang sembarangan aja" ketus cewek itu sambil memberaihkan seragam nya yang sedikit kotor.
Saat dia melihat ke arah angkasa dia sedikit terkejut, lalu mengambil buku-buku yang ada ditangan angkasa lalu tersenyum semanis mungkin.
"Kenalin nama gw zahra" ucap zahra sambil mengulurkan tangan nya mengajak berkenalan. "Lo orang yang kemarin nyariin temen gw itu kan? Lo angkasa anak baru itu ya kan?" Tambahnya.
Angkasa yang melihat nya mengangkat alisnya, secepat itukah dia terkenal? Padahal baru kemarin dia pindah ke sekolah ini. Dia hanya mengedikkan bahunya.
Angkasa mengangguk sebagai jawaban nya sambil menjabat uluran tangan zahra.
"Sorry, gw duluan" ucap angkasa sambil melanjutkan langkahnya yang terhenti tadi.
Zahra yang melihat itu hanya mengedikkan bahunya tak perduli. lalu melangkah menuju ke ruang guru tujuan awalnya untuk menyerahkan buku-buku yang ada ditangan nya, milik teman-teman kelasnya.
***
Saat angkasa sampai di kelasnya, terlihat risyel yang sedang menumpukan kepala diatas lipatan tangan nya yang dilipat diatas meja. Bahkan disaat angkasa duduk dikursi sebelahnya pun risyel tidak melihat kearah nya. Entah karena pura-pura tak tahu, atau menang benar-benar tak tahu. Hanya risyel yang tahu.
Risyel sedang asik dalam dunia nya. Mendengarkan alunan musik yang mengalun indah bagaikan aliran air yang mengalir dari headphone yang tersambung ke ponsel lapu ke telinganya. Sama sekali tak terganggu.
Melihat itu, angkasa hanya tersenyum, tipis. Sangat tipis.
Sambil menunggu bel masuk yang mungkin sekitar 15 menit lagi, angkasa memutuskan untuk mengambil ponselnya yang ada didalam tas lalu menyalakannnya dan membuka salah satu aplikasi sosial media ; Instagram.
Dia mengklik ikon search lalu jari-jarinya dengan lihai menari diatas keyboard, mengetikkan sebuah nama yang ingin dia ketahui. Setelah ketemu, dia langsung memilih nama pengguna yang dicarinya, lalu meng-stalk nya.
Didalam akun itu ada sebuah postingan beberapa hari yang lalu. Sebuah foto yang memperlihatkan 5 orang. Satu orang duduk diatas motornya, dengan kedua teman nya masing-masing di samping kiri dan kanan.
Lalu angkasa meng-scroll ke bawah, dan menemukan sebuah postingan foto yang menunjukkan 2 orang anak kecil. Satu anak perempuan dan satu anak laki-laki. Mereka terlihat sangat bahagia, terlihat dari senyum mereka yang sangat lepas dan mata mereka yang berbinar. Anak perempuan itu tersenyum menunjukkan deretan gigi susunya sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya dengan posisi nya yang ada di gendongan anak laki-laki itu, sedangkan anak laki-laki hanya tersenyum manis yang membuat ketampanan dan kelucuan nya menambah berkali-kali lipat.
Melihat itu, angkasa tersenyum tipis, lagi.
Bel masuk pun berbunyi, semua murid kelas XI-IPA 2 masuk kedalam kelas. Angkasa pun mematikan ponselnya dan memasukkan nya ke kantung celananya. Dia melihat kearah risyel yang sedang mengeluarkan alat-alat tulisnya. Lalu dia pun mengikuti apa yang risyel lakukan, mengeluarkan alat tulis.
Tak selang lama guru yang mengajar dikelas nya pun datang dan belajar pun dimulai.
Mereka terlihat seperti sangat memperhatikan saat guru itu menjelaskan materi dan sesekali mencatat materi yang dirasa penting. Meski kebanyakan lebih memilih tidur dengan cara buku yang menutupi kepala mereka, seakan-akan seperti sedang membaca, mencorat-coret buku, dan lainnya.
***
Bel istirahat pun berbunyi. Sang guru pun langsung mengakhiri pembelajaran.
"Baiklah anak-anak, karena bel istirahat sudah berbunyi, materi untuk pertemuan kali ini cukup sampai disini dulu. Selamat siang"
"Siang bu" jawab mereka serempak.
Sang guru pun langsung keluar dari kelas. Seketika kelas menjadi gaduh. Kebanyakan langsung keluar kelas, entah itu ke kantin atau kemana, dan ada juga yang masih diam dikelas sama galnya seperti angkasa dan risyel.
"Mau istirahat bareng?" Ajak angkasa pada risyel.
Tangan risyel yang sedang membereskan alat tulisnya terhenti, risyel menoleh sekilas kearah angkasa lalu melanjutkan membereskan alat tulisnya.
"Gak perlu. Gw sama temen-temen gw" jawab risyel.
"Jadi gw bukan temen lo?"
Risyel hanya memutar bola mata, malas. "Gw duluan" ucapnya sambil beranjak dari kursinya menuju keluar kelas.
Angkasa hanya terkekeh melihat risyel yang seperti itu. Tanpa sadar para siswi yang masih ada di kelas dan melihat angkasa yang terkekeh menjerit histeris. Pasalnya, angkasa itu dikenal sebagai anak baru yang dingin, jarang senyum apalagi ketawa.
Angkasa langsung pergi keluar kelas menghampiri teman-teman nya yang sudah menunggu dari tadi.
"Lama amat sih lu" keluh marcel. "Cacing gw udah demo nih gara-gara kelamaan nungguin lo. Kan gak elit kalo nanti muncul diberita seorang anak sekolah yang sangat tampan mati kelaparan karena menunggu teman nya." Tambah marcel dengan muka cemberut dan nada ketus.
Bukan berarti marcel lebay, tapi memang kenyataan nya dia belum makan apa-apa dari pagi, bahkan diapun tak tahu sudah minum atau belum, dan sekarang saat jam istirahat yang seharusnya dia gunakan untuk mengganjal perutnya malah dihabiskan dengan menunggu angkasa. Bisa mati konyol gw kalo kek gini, pikirnya.
Mereka yang mendengarnya hanya tertawa saja. Wajar jika marcel terlihat seperti lebih kekanak-kanakkan katena diantara mereka berlima, marcel bisa dibilang paling muda dan paling kekankak-kanakkan. Jadi wajar saja jika seperti itu.
Yaampunn baru up lagi akunyaa:(
Kangen juga yah sama angkasa, pengen ngetik banyak tapi lagi gk ada ide. Maaf yaa..
Aku ngetik buat siapa ya? Gk ada yg baca juga:(
Yaudah lah semangatt aja, nanti juga banyak ya kann. Semangat!!Next?
_Dvtsr💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendshit
Teen FictionSiapa yang tidak tahu dengan Risyel Gerald Altar, si gadis cantik yang penuh dengan kejutan. Banyak yang menyukainya, hanya saja dia terlalu cuek akan keadaan sekitar. Hidup nya yang selama ini tenang, harus terganggu karena kedatangan pria yang tak...