Bel pulang akhirnya berbunyi. Surga tersendiri bagi para siswa yang sudah sangat malas melihat pelajaran. Risyel salah satunya, sedari tadi dia tidak bisa fokus pada materi yang sedang diterangkan oleh guru di depan. Alih-alih mendengarkan risyel malah menutup telinga nya menggunakan earphone yang tersambung dengan ponselnya.
Saat ini dia tengah berjalan di koridor yang mulai sepi karena bel pulang sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Dia berjalan sendirian, lalu kemana syila dan deby? Mereka sudah pergi duluan ke parkiran. Risyel memang selalu pulang lebih akhir karena dia terlalu malas jika harus berdesak desakan disaat cuaca sedang panas.
"Risyel...!!" seketika langkahnya terhenti saat mendengar ada seseorang yang berteriak memanggil namanya. Terdengar dari derap langkah nya orang itu semakin mendekat ke arah risyel.
Tanpa harus menoleh kebelakang pun dia sudah tau betul siapa orang itu. "Cepet banget si jalan lo" ucap orang itu langsung saat sudah ada di samping risyel. Dari deru nafasnya yang tersenggal-senggal sudah pasti dia berlari mengejar risyel tadi.
"Ditungguin dari tadi juga lama banget, baru aja gue mau samperin lo ke kelas eh tau nya lo udah disini" sambung nya lagi.
Risyel hanya mengakat sebelah alisnya seakan pertanda bahwa dia sedang menanyakan kenapa?
"Tadi ada yang nyariin lo, katanya mau ngembaliin buku lo yang kebawa sama dia"
"Siapa?"
"Lo tau kan anak baru yang diomongin si zahra itu? Dia orang nya, kalo gak salah namanya angkasa" jawab sania.
Iya, orang yang tadi berlari mengejarnya adalah sania.
Risyel berusaha memutar ingatan nya, ah ya dia lupa. Saat pelajaran berlangsung tadi angkasa meminjam buku paket nya karena dia anak baru jadi belum punya buku paket. Dan risyel tak tau kalau buku itu terbawa oleh angkasa.
Risyel hanya mengedikkan bahu acuh menanggapi ucapan sania. Dia meneruskan langkahnya menuju parkiran, sania yang merasa dikacangin hanya menyusul risyel tanpa melancarkan aksi protes apapun.
Disana terlihat ketiga teman nya yang lain sedang mengobrol di dekat motor mereka. Entah apa yang sedang mereka bicarakan tapi keliatan nya seperti sangat serius. Terutama zahra, dia sepertinya yang paling semangat dengan topik pembicaraan itu.
Setelah sampai di dekat motor nya, tanpa basa-basi risyel langsung naik dan memakai helm nya.
Ketiga teman nya yang melihat itu langsung bertanya pada sania yang baru datang dan langsung mendekati motor miliknya. "kenapa lagi tuh anak?" Tanya deby.
Sania hanya menggeleng sambil mengedikkan bahu nya tak tau ada apa dengan risyel. Tak biasanya dia sedingin ini. Meski sikap nya memang dingin, tapi jika sudah berkumpul dengan teman teman nya dia akan lebih sedikit menghangat. Dan tidak untuk sekarang.
Mereka pun langsung menaiki motor masing-masing dan memakai helm nya lalu menyusul risyel yang sudah berada di depan gerbang sekolah.
Lima motor ninja berwarna hitam itu melesat membelah keramaian ibu kota jakarta. Kemacetan tidak terlalu panjang karena ini bukan lah jam pulang kerja.
Sesampainya di rumah dia langsung masuk ke kamarnya. Orangtua nya memang belum pulang. Dia langsung merebahkan badan nya diatas tempat tidur Queen size nya sembari memejamkan mata.
Saat ingin beranjak ke kamar mandi, tiba-tiba ponselnya berdering pertanda ada pesan masuk. Karena penasaran dia langsung mengecek dan membuka pesan paling atas.
085267533XXX
Woy, buku lo ada di gw nih
Tadi lupa kebawa.Risyel menaikkan sebelah alisnya, merasa asing dengan nomor yang mengiriminya pesan itu.
Karena merasa sudah sangat kegerahan, risyel langsung menaruh ponselnya kembali ke atas nakas dan segara masuk ke kamar mandi tanpa berniat membalas chat tadi.
Selesai membersihkan diri, risyel langsung mencari pakaian yang nyaman untuk dipakai bersantai dirumah. Setelah itu dia turun ke bawah menuju dapur.
Risyel membuka pintu kulkas, mengambil satu minuman kaleng dingin dan meneguknya. Dia melangkah menuju ke meja bar berniat menghabiskan minuman tadi.
"Eh, non risyel sudah pulang" ucap bi minah, asisten rumah tangga keluarganya.
"Iya bi"
"Mau bibi bikinin makanan apa non?"
"Nggk ah bi, belum laper"
"Oh yasudah, kalau gitu bibi lanjutin ngegosok dulu ya non, kalau butuh apa-apa tinggal panggil bibi aja"
"Makasih bi"
Bi minah hanya tersenyum dan langsung pergi meninggalkan risyel di meja makan. Setelah bi minah pergi dia langsung beranjak ke atas menuju kamarnya yang ada di lantai 2.
Risyel berjalan ke arah balkon kamar. Berdiri sambil kedua tangan ditumpukan diatas pagar pembatas. Sesekali angin bertiup menerbangkan rambut panjang nya yang tidak diikat.
Risyel mengedarkan pandangan nya. Dia bisa melihat pepohonan hijau yang ada dipekarangan rumahnya, air mancur yang berdiri tegak ditengah-tengah, bunga-bunga yang menghiasi pinggiran rumahnya disertai dengan sinar matahari yang hampir tenggelam. Sangat indah.
Merasa hawa dingin sudah mulai menusuk, risyel langsung masuk kedalam kamar. Risyel membuka laci nakas nya berniat mencari buku diary tapi dia malah dihadapkan dengan benda yang mengingatkan nya kembali pada hal yang sedang berusaha dia lupakan meski sementara.
Dia sangat tau betul untuk apa benda itu. Hanya saja jika mengingatnya dia pasti akan dihadapkan dengan kenyataan pahit yang sedang menimpanya. Kenyataan yang tidak akan pernah bisa mengubah alur hidupnya. Risyel tau jika takdir hidup seseorang hanya tuhan yang bisa mengetahui dan mengaturnya.
Dia bahkan sengaja tidak lagi memakai benda itu karena ingin melupakan sejenak masalahnya dan ingin hidup normal seperti yang lainnya.
Risyel menaruh lagi benda itu kedalam laci lalu melanjutkan lagi mencari buku diary nya.
Setelah ketemu, dia langsung menulis sesuatu di buku itu.
Buku itu memang menyimpan banyak kenangan. Karena setiap sesuatu yang Risyel rasakan, pasti akan ia tulis dibuku itu. Sebagai bentuk curhat katanya.
Karena risyel tidak terlalu mempercayai orang lain untuk mendengarkan semua ceritanya. Takut takut mereka malah membocorkan nya, jadi risyel hanya menulis semuanya dalam buku diary.
***
Maaf aku telat up:(
Banyak banget tugas'(Next/Jangan?
_Dvstr🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendshit
Teen FictionSiapa yang tidak tahu dengan Risyel Gerald Altar, si gadis cantik yang penuh dengan kejutan. Banyak yang menyukainya, hanya saja dia terlalu cuek akan keadaan sekitar. Hidup nya yang selama ini tenang, harus terganggu karena kedatangan pria yang tak...