Jika berbicara kehidupan, keinginan lah yang menjadi harapan.
Tidak semua bertahan dalam kesulitan.
karena tidak mungkin mengetahui apa yang akan terjadi didepan.
Semua berawal dari proses yang memilukan.
- FairyFrdm
*****
Jam Menunjukkan 12.30
Tring-tring-tring! terdengar seisi satu sekolah bahwa menandakan waktu jam pulang. Suara gemuruh mengikuti didalam kelas yang senang menandakan jam pelajaran di sekolah telah usai.
Diriku hanya terdiam duduk malas sembari menyangga wajah diatas meja.
"Bas... Bas... Abas!" teriak keras sahabatku didepan kelas.
Diriku yang lemas ini hanya melihat penuh lamunan di jendela kelas dantidak memperhatikan sahabatku yang memanggil didepan.
Aku ini Abas Zhafar Zhumair, sering dipanggil Abas. Diriku hanya orang sederhana, hobiku adalah bermain game online, menghabiskan waktu demi waktu hanya untuk kesenangan semata. Aku aktif bermain game online dikarenakan orang tua di rumah ku membuatku sangat kesal dengan perbuatannya yang selalu ribut, berisik, dan membahas menurut saya yang tidak penting yang harus dibahas, ya bisa dibilang aku ini hampir broken home lah. Maka itu aku hanya mencari kesenangan di dunia game saja, saat ini aku kelas 1 SMP tapi pemikiranku sudah luas dan sangat dewasa dari teman sebayaku disekolah saat ini, diakibatkan pergaulan teman-temanku didalam game yang lebih dewasa baik dalam umur maupun pemikirannya.
"Oi Bas... Abas lu ngapa pele? gue panggil diem aja, malah ngelamun lagi lu, mikirin yang enggak enggak lu yak?" ejek sahabatku.
Akupun terdiam sejenak, berbicara dalam hati "berisik amat sih nih anak." tetapi aku tersenyum padanya dan berkata langsung.
"Ada apaan si Rif?" jawabku yang santai penuh lemas.
Sahabatku ini si Arif Ahmar, suka dipanggil Arif. Orangnya selalu senang dan ceplas ceplos tapi tau mana bercanda atau tidak, ketika lagi berbicara. Dia teman sebangku sejak awal MOS, dia yang mengajak aku untuk mengobrol dan bersenang-senang dengan dunia nyata. Tapi aku sempat berpikir apakah dia tidak pernah ada masalah atau memang beruntung dapat keluarga bahagia, ahh entahlah.
"Lu ngapain diem diem bae? Sakit gigi lu atau ngapa lagi etdahh? Ayoo pulang, mau tinggal di sekolah apa lu, mau lu ditemenin setan? Buru yok pulang!" sahut arif dengan penasaran.
"Biasa rif, bokap nyokap gue ribut mulu dirumah setiap malem, stres lama lama gua rif," balasku
"Hmm... yaudah enggak usah dipikirin dulu, lu belum shalat kan? Biar tenang hati lu nih mending shalat dulu yok," sahut arif.
"Yaudahlah kalau gitu." balasku.
Saat dijalan menuju masjid. Arif merangkul pundakku dan mengajak diriku untuk bercanda tetapi aku hanya ketawa kecil demi menghargai dia yang berusaha menghiburku. Arif ini memang taat ibadah, rajin membantu hal apapun walaupun menurutku dia kekurangan dari materi tapi tidak pernah mengeluh sama sekali, akupun masih heran dan bertanya-tanya dalam hati apa sih rahasianya dia bisa tetap bahagia.
***
Tiba di Masjid
Saat aku buka sepatu bersama Arif, akupun memberanikan diri untuk menanyakan rahasia dia bahagia.
YOU ARE READING
ASA
Short StoryBangun telat di pagi hari. Overthingking di setiap malam Think about the future Apakah cerah atau kelam? Mungkin aku terlalu terobsesi dengan ekspetasi