Masih terus ku bergelut dengan waktu
Jalani kisah ini mencoba terlihat mampu
Terasa gerah dan ku mulai gelisah
Ketika bayangkan kedepan buatku resah
-FairyFrdm
*****
Di Rumah
Aku membuka pagar rumah yang menghadap didepanku, tanganku kini membuka kunci pagar untuk diriku dapat masuk kerumah, terdengar suara kecil keributan didalam. Akupun sudah tak heran dengan suara tersebut, pasti orang tua ku sedang ribut didalam. Setelah terbuka pagar nya akupun langsung masuk kerumah gitu aja, kemudian akupun duduk diteras untuk membuka sepatu.
"Kamu Pak! Asal nuduh ibu aja, orang enggak melakukan apa-apa masih aja ngajak ribut aja!" teriak Ibuku didapur.
Heran sama orang tua ini, gak pagi, siang, sore, malem pasti ada aja keributan terus yang gak penting. Akupun masuk kamar tanpa mengucapkan salam ataupun basa-basi. Kebetulan dikamar ada adik aku, aku menanyakan apa yang terjadi didalam rumah setelah aku enggak ada dirumah.
"Fid, ngapa tuh Ibu ama Bapak ribut lagi?" tanyaku.
"Gak tau mas...." Jawab adikku yang ketakutan.
Oh iya adikku ini laki-laki ia bernama Fidal Khufra, sering ku panggil Fidal. Dia berbeda umur denganku 3 tahun. Sekarang dia kelas 4 Sekolah Dasar. Ya seharusnya orang tua ngerti dirumah ada anak-anak apalagi ada adikku yang masih polos dan tidak tau apa-apa pasti sangat ketakutan dan gak berani menegur ataupun berkata hanya bisa berdiam dan menginginkan sebuah kasih sayang.
"Pak! Udah lah kalau kayak gini Ibu gak kuat!" teriak keras ibuku.
"Kamu Bu, jangan dekat sama cowo lain bu." ucap bapakku tak kunjung mengerti.
"Pak! Kan udah dijelasin kalau ibu tuh gak melakukan apa-apa, Bapaknya aja cemburu buta!" emosi Ibuku semakin meluap.
Setelah aku berganti pakaian, aku langsung keluar kamar aku sangat geram dengan keadaan begini terus dan aku sontak berkata.
"Berisik woi! Gak bisa diem apa yak, ribut mulu gak jelas lu pada!" teriakku.
"Itu bapakmu bas, kerjaannya ngajakin ribut orang mulu, gak ngapa-ngapain masih aja disalahin terus, capek Ibu ngadepin bapak." ucap Ibuku dengan menangis.
"Pak! Otak dipake, gak bosen apa ribut mulu, urusin tuh Fidal dia dari tadi belum makan dari pagi! egois digedein mulu!" emosiku meluap.
"Udah bas, udah biarin aja Bapak ngomong apa aja, dah sekarang pada diem, malu ama tetangga kita doang yang ribut masalah sepele sampai dibesar-besarin." ucap Ibuku.
Memang benar keributan ini hampir setiap hari terjadi karena Bapakku yang cemburu buta dan marah dengan hal-hal sepele, aku heran apa yang ada dipikiran Bapakku ini sampai segitunya. Dan sebenarnya Ibuku itu tidak ingin adanya keributan, Ibuku juga ngerti kalau begitu terus malu dengan tetangga dan pastinya korbannya akan terjadi anak yang kurang perhatian. Tetapi karena Bapakku tak pernah mengerti bagaimana berumah tangga dan akhirnya Ibuku terkadang selalu terbawa suasana akibat dari tindakan Bapakku yang memojokkan terus-menerus tanpa bukti.
"Yaudah iya, dah pada diem anteng, jangan pada ribut lagi." ucapku.
Ibuku langsung menyendok nasi dari meja makan untuk Fidal, dan Bapakku merokok didepan pagar. Akupun langsung mengambil handuk untuk lekas mandi agar ingin pergi untuk bermain warnet. Setelah aku mandi dan sudah rapih untuk pergi ke warnet, Namun langkah ku terhenti karena mendengar isak tangis dari ibuku terus makin terasa di telinga. Aku ingin menghampirinya tetapi aku juga ingin segera bermain game, hatiku sebenarnya tersentuh tidak tega melihat kondisi ibuku seperti itu.
Pada akhirnya aku tetap melanjutkan langkahku yang menurutku ini adalah benar tanpa berpikir panjang aku bergegas pergi dari rumah menuju warnet. Karena aku malas untuk mengeluarkan sepeda, akupun jalan menuju warnet, jarak tempuh aku kewarnet itu sekitar 15 menit.
Di Jalan
Kaki dan tanganku tiba-tiba bergemetar kecil dan tubuhku merinding tiba-tiba, diriku mulai resah dengan adanya kehidupan ini. Aku saat ini pun dalam keadaan yang butuh perhatian dan kasih sayang orang tua namun itu ternyata sangat sulit untuk kudapatkan. Aku takut dengan buruknya nanti kehidupan selanjutnya yang aku hadapi, menurutku malam ini akan menjadi malam panjang aku untuk terus berpikir bagaimana langkah aku harus kujalani. Dan akhirnya terbesit omongan dari temanku si Arif, hati dan pikiran terus bertanya-tanya, Apa iya aku bisa mendapatkan kebahagiaan semudah itu. Moodku dalam bermain game akhirnya tidak ada sama sekali. Akupun berhenti dan berjalan entah kemana tanpa arah sembari memikirkan langkah mana yang harus kuambil.
Ketika aku berjalan sambil melamun, Tin-Tin-Tin! Bunyi klakson mobil dibelakangku, akupun tersontak kaget aku tanpa sadar sudah berjalan ditengah-tengah.
"Woi cari mati lu!" teriak kesal pengemudi mobil.
Aku hanya terdiam dengan menunduk tanpa menoleh kebelakang ataupun kesamping, banyak sekali yang melihatiku dijalan aku sangat tidak memperdulikan itu semua. Saat ini aku berada di ambang batas kebingungan yang harus kuhadapi harus seperti apa, saat mata aku mendongak keatas aku melihat bulan begitu indah nya dengan didampingi bintang-bintang kecil menyinari mataku ini. Rasanya sangat begitu bebas dan lepas ketika melihat itu, aku ingin sekali meraih kehidupan yang indah tapi itu terasa sulit dan tidak mungkin kudapatkan. Aku menyerah dengan semua ini! aku ingin mati! tuhan memang tidak adil dengan semua ini!.
*
Bersambung...
Hello Fairy 💮🏵..
Bagaimana tanggapan kamu ketika baca cerita ini ?
Yuk langsung di komen, berikan bintang, dan share apabila layak bagi kamu.
Sekecil apapun itu support kalian akan membantu akun ini untuk terus mempublish cerita yang menarik.
Terimakasih Fairy!
YOU ARE READING
ASA
Short StoryBangun telat di pagi hari. Overthingking di setiap malam Think about the future Apakah cerah atau kelam? Mungkin aku terlalu terobsesi dengan ekspetasi