Prolog

5.6K 717 102
                                    

"Daddy?" kening Yunho mengernyit dengan sempurna ketika seorang anak kecil memanggilnya dengan sebutan Daddy.

Ia tidak bodoh mengartikan makna kata yang sangat tidak asing itu apa. Tetapi yang membuat keningnya mengernyit dan nyaris setiap kerutan itu tercetak dengan jelas, adalah kenapa anak ini memanggilnya Daddy? Ia menjilat bibirnya yang mengering dan segera berjongkok memposisikan diri sejajar dengan anak-anak ini. Ada dua orang anak lebih tepatnya, laki-laki dan perempuan.

Ia memandang wajah yang cukup tidak asing pada anak perempuan ini tetapi segera menggeleng. Mungkin perasaannya saja. Tersenyum pada kedua anak yang sedang menatapnya lekat, Yunho kembali mengulang ucapannya sebagai kata tanya tak langsung. "Daddy? Siapa yang kau maksud Daddy, Nak?"

Bukan tanpa alasan ia bertanya langsung pada keduanya seperti ini, melainkan karena memang disekitar basement apartemennya tidak ada orang lagi, atau setidaknya ia tidak melihat orang lagi di sini selain dirinya yang turun dari dalam mobil beberapa saat lalu.

"Siapa lagi memangnya? Kau, Daddy!" sahut laki-laki kecil yang jika Yunho amati wajahnya sangat tampan serta meninggalkan kesan manis itu.

"Oh benar! Daddy! Dad, kami sudah menunggu Daddy sejak tadi siang! Mom tidak kembali, dia bilang tunggu di sini, dan menunggu Daddy datang. Perutku sakit Dad, lapar!" cerocosan dari anak perempuan itu langsung menarik atensi Yunho.

Menaikkan sebelah alisnya, Yunho menatap wajah yang nyaris menangis itu. Ia menggeleng pelan, ini tidak benar! Pasti ada yang ingin menjebaknya dengan kedua anak ini, atau ini sebuah prank? Astaga, Yunho tertawa kering karena dugaannya. Tetapi dalam situasi seperti ini ia juga merasa tidak tahu harus melakukan apa.

"Kemana ibu kalian pergi hmm?" Yunho hanya bisa bertanya hal itu, karena perempuan kecil tadi mengatakan ibu mereka menyuruh menunggu.

"Tidak tahu!" ucap keduanya bersamaan dan menggeleng pelan dengan mimik wajah yang mengiba.

"Lalu kenapa kalian tetap di sini? Kenapa tidak ikut dengan ibu kalian, huh?"

"Kami tidak tahu, Dad. Mom hanya menyuruh menunggu Daddy di sini. Kami juga membawa tas yang berisi penuh. Di sana!" laki-laki kecil itu menunjuk dua buah tas besar yang ada di ujung blok basement.

Mulut Yunho menganga, ia terkejut. Apa yang sedang berlaku di sini? Ia memicingkan mata, menatap kedua anak yang memperhatikannya. Bersikap tenang, Yunho menjilat kembali bibirnya.

"Hey Nak, aku tidak tahu kalian siapa, apa setiap kali ada mobil datang kalian berlari menghampiri dan memanggil Daddy?"

Si laki-laki menggeleng, dan menjawab dengan tenang, "Tidak, Mom memberikan ini, kami disuruh menghapal plat nomor yang ada, masing-masing satu plat. Dan kami diberikan ini oleh Mom."

Mengeluarkan kertas yang ada di saku celana jeans yang terlihat lusuh, laki-laki kecil itu memberikan pada Yunho.

Yunho mengambil secarik kertas dan sebuah photo berukuran kecil yang ada. Ia melihat tulisan yang ada di selembar kertas itu, dan terkejut karena kedua nomor plat kendaraan tertera ada miliknya. Kemudian, ia membalik photo yang semula posisinya terbalik. Seketika Yunho mendelik melihat photo yang ada di sana. Ia segera berdiri dan mengamati dengan cermat. Beberapa kali mengerjap, tetap saja photo itu tidak berubah. Itu adalah photonya. Dari mana kedua anak ini memiliki photonya.

.
.
.

Eeh kok baru sih ? Lol.

Kalau baca jangan lupa sekalian komen ^^.

.
.
.

Kill This Love? ( Bagian Tidak Lengkap )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang