Bab 19

2K 653 99
                                    


Menatap lekat ke arah depan, Jaejoong melihat siluet dua orang yang duduk di ruang tengah. Ia sedikit merasa malu, dan menundukkan kepala ke bawah. Yunho benar-benar diluar prediksi Jaejoong, pria itu termaksud golongan nekat. Padahal, ia tidak ingin ini terjadi karena melindungi anak-anaknya. Barangkali akan sesulit meyakinkan Yunho, saat mengenalkan si kembar pada keluarga Yunho.

Dan, ia jelas tidak ingin mereka merampas kedua anaknya dengan alasan apa saja. Ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi, semestinya itu lah yang ia bicarakan dengan Yunho, ia tidak ingin dipisahkan dengan kedua anaknya.

Anak adalah segalanya bagi Jaejoong. Tidak peduli Yunho mau menafkahi mereka atau tidak, ia akan berusaha. Apa lagi keduanya akan menginjak usia 5 tahun, menurut usia yang sudah mulai paham ketika ia tinggal untuk kembali bekerja.

Itu mengapa salah satu alasan ia ke Jepang dan menitip keduanya dengan Yunho. Ia ingin memulai karir lagi, ia mulai aktif mengontak beberapa agensi model atau pekerjaan diluar itu pun ia siap. Ia memiliki ijazah dengan gelar sarjana. Mencari nafkah untuk keduanya akan ia lakukan, asalkan semua kebutuhan kedua anaknya bisa terpenuhi.

"Yunho!"

Seruan yang berasal dari sofa ruang tengah rumah besar ini sedikit membuat Jaejoong mendelik dan melirik ke arah depan. Menjilat bibirnya, Jaejoong menghentikan langkah, didepan Yunho juga menghentikan langkah. Jaraknya dengan kedua orang di sofa, hanya sekitar dua meter.

"Anak siapa yang kau gendong?"

Lagi, pertanyaan ini berasal dari seorang wanita paruh baya yang ada di sofa. Wanita itu berdiri dan mendekat pada Yunho. Matanya terbelalak ketika melihat wajah Jihyun. Dari jarak sedekat ini entah kenapa ia melihat sosok Yunho ada pada anak gadis itu.

"Yunho?" kali ini teguran dari seorang pria paruh baya yang hanya diam memperhatikan sejak kedatangan Yunho. Meski demikian, matanya yang tajam masih mengawasi gerak gerik kedatangan sang anak.

"Daddy, mereka siapa? Ini dimana Dad?" Jihyun bertanya, ia mengeratkan pelukan pada leher Yunho.

Son YeJin langsung membekap mulutnya ketika mendengar Jihyun memanggil Yunho dengan sebutan Daddy. Tentu, ia tidak bodoh mengartikan hal tersebut. Tetapi, anak-anak ini anak siapa?

"Hmm? Ini Nenek dan itu Kakek, ini adalah orang tua Dad," sahut Yunho dan mengecup pipi Jihyun.

Mulut Jihyun sedikit membuka, ia menandang Yunho dan berucap, "Turunkan Jihyun Daddy, Jihyun ingin menyapa Nenek!"

Yunho terkekeh dan menurunkan Jihyun, tetapi Jaehyun juga ikut menapakkan kaki ke lantai. Ia memegangi anaknya dan tersenyum lebar ketika keduanya membungkuk.

"Halo Nek, namaku Jung Jihyun, Jihyun senang sekali bisa bertemu dengan Nenek, sungguh Jihyun sangat senaaaang," tersenyum lebar, Jihyun memamerkan deretan giginya.

Sekarang giliran Jaehyun yang mengenalkan dirinya, "Halo Nenek, aku Jung Jaehyun, kakak kembar Jihyun. Senang sekali bisa bertemu dengan Nenek Jung dan Kakek Jung."

Demi apa saja, Yejin tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Apa lagi Woosung yang duduk langsung berdiri. Pria paruh baya itu syok berat mendengar perkenalan kedua anak yang mirip dengan anaknya. Woosung bahkan terbatuk-batuk karena nama mereka.

"Aku akan menjelaskan ini," Yunho mengerti reaksi yang muncul dari keruh wajah kedua orang tuanya. Ia mengangkat Jihyun dan menoleh kepada Jaejoong, "Kita bawa anak-anak ke kamarku dahulu, kau ingin mereka aman, iya kan?"

Jelas, Jaejoong ingin mereka aman. Ia tidak ingin anaknya ditolak mentah-mentah. Meski mereka sudah menyapa dan memperkenalkan diri seramah mungkin. Menuntun lengan Jihyun, Jaejoong menunduk pelan kepada kedua orang tua Yunho, ia bergegas menyusul langkah Yunho yang menuju anak tangga.

"Jaehyun dan Jihyun tunggu Daddy dan Mommy hmm, kalian ke kamar Daddy dahulu. Nanti Dad akan membelikan burger dan snack yang banyak," ujar Yunho memberi iming-iming. Anak-anak mungkin akan penasaran kenapa mereka dijauhkan dari kakek dan nenek yang baru ditemui.

"Okaaay Dad!" Jihyun menyahut dengan ceria dan Jaehyun terkekeh pelan karena sahutan Jihyun yang kentara sangat senang.

Memasukkan kedua anak ke dalam kamar, Yunho menyalakan lampu serta televisi yang ada. Ia segera menarik tangan Jaejoong keluar dan menutup pintu.

"Yun bagaimana jika—"

"Kau akan tahu jawabannya segera jadi kita tidak perlu berdebat di sini," sela Yunho, ia segera kembali menuruni anak tangga dan menuju pada orang tuanya.

Wajah keduanya masih terlihat syok. Bahkan ibunya terlihat sangat berbeda. Ayahnya yang kini duduk berdampingan dengan sang ibu langsung menatapnya dengan lekat. Tatapan penuh tuntutan yang diedarkan oleh pria yang sangat ia hormati.

Jaejoong mendekat pada Yunho, dan Yunho langsung menarik tangannya untuk duduk di seberang sofa kedua orang tuanya. Ia tidak ingin membuat rasa keingintahuan orang tuanya meningkat jadi, Yunho langsung berucap dengan tegas, "Jaehyun dan Jihyun adalah anakku dari wanita ini, Ayah, Ibu."

Jaejoong sendiri terkejut dengan pengakuan Yunho yang tanpa basa-basi, tidak sadarkan Yunho bahwa pentingnya untuk membuka percakapan yang lebih ringan sebelum menyatakan hal itu secara jelas. Ia menggeleng pelan dengan tingkah Yunho yang sulit ditebak. Ah, ia memang tidak kenal pria itu dengan baik, sehingga ia tidak tahu watak Yunho selain brengsek.

Woosung memperhatikan keadaan istrinya setelah pengakuan langsung Yunho. Memang Woosung sendiri sudah menebak akan hal itu sejak kedua anak tadi memanggil Yunho Daddy. Menurut Woosung, istrinya pun memiliki tebakan yang sama. Mereka bukan anak kecil yang tidak paham dengan tindakan Yunho. Apa lagi Woosung kenal Yunho dengan baik, anak kebanggaannya itu penuh tanggung jawab.

Woosung dan Yeejin memperhatikan wanita yang diakui Yunho sebagai ibu dari anaknya. Jika memiliki anak sebesar itu, kenapa Yunho baru membawa kedepannya dan sang istri. Apalagi Yunho tahu bahwa pernikahannya dengan sang tunangan akan segera berlangsung. Ia harus mengetahui lebih lanjut hingga ke akar.

"Mereka anakmu dengan wanita ini? Sudah sebesar itu kenapa baru membawa kemari?" dengan tenang Woosung memberi pertanyaan yang akan membuahkan banyak pertanyaan lain untuk mengungkap kenapa mereka baru ditemukan dengan kakek dan neneknya.

"Sekitar awal minggu lalu, aku baru bertemu mereka. Jeje menitipkannya padaku secara mendadak, dan aku baru tahu bahwa mereka adalah anakku," ia menjelaskan secara cepat awal pertemuan dan mengetahui keberadaan anaknya.

Kening Woosung mengernyit, apa maksud Yunho? Sungguh sulit dimengerti. "Kau baru tahu dia anakmu Yun? Ayah sungguh tidak paham, ini bukan lelucon, iya kan?"

.
.
.

Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.

Siapa yang masih mau ikut PO cus PM atau WA ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa yang masih mau ikut PO cus PM atau WA ya.

Rules ya genk!

.
.
.

Kill This Love? ( Bagian Tidak Lengkap )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang