Kreekk~
Perlahan ganggang pintu itu berputar dan daun pintu pun terbuka memperlihatkan sosok anak kecil yang tergeletak tak berdaya.
Laki laki itu masuk dan mengangkat Isma keluar kamar mandi membawanya menuju sebuah kamar berukuran mini dengan kasur tipis tergelar di lantai tanpa sprei.
Lelaki itu tak lain adalah ayah dari Isma (Wira)
Ia menurunkan Isma dari gendongannya menidurkan di kasurnya.Mengganti pakaiannya yang basah kuyup.
Wira pov's
"Malang sekali nasibmu nak.Tapi ayah yakin kamu adalah seorang anak yang kuat.Ayah akan selalu ada di sampingmu nak mendampingimu sampai akhir hayatku.Ayah yakin suatu saat nanti kau bisa melihat cahaya yang selama ini hilang dari hidupmu." Kata Wira sambil mengusap rambut Isma yang lengket karena air.Wira mencium kening anaknya,menarik selimut dari kain tipis dan menutupkannya ke separuh tubuh Isma.
Sebelum Wira benar benar meninggalkan sang buah hati,ia sempat melemparkan tatapan iba kepada nya.Mengukir sebuah harapan dalam hati.Dan kembali menempelkan sekilas bibirnya ke kening gadis kecil dihadapannya.
☆☆☆
Terlihat 3 gadis kecil sedang bercanda tawa.Lari kesana kemari sambil sesekali membalikkan badan menjulurkan lidahnya, mengangkat 10 jarinya sejajar telinga dan menggerakkannya bergantian menuju ke teman yang sedang mengejarnya.
Seorang pasangan Nina Nino sedang duduk di sebuah kursi taman.Memandangi ketiga putrinya yang sedang bermain.
Tak jarang mereka mengeluarkan suara keras,mengingatkan ketiga gadis cilik itu ketika melakukan sebuah kesalahan.
Lama mereka bermain.Tiba tiba salah satu gadis itu merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya.Tak bisa bernafas.
"Maa...Lia ma"teriak salah satu gadis itu hingga membuat pasangan itu panik
Tak seperti biasanya.Lia tak pernah sesak napas sebelumnya.Bahkan sebelum ini terjadi ia sempat berdiri di tengah sebuah papan kubus lomba lari tingkat SD dan seorang pria mengalungkan medali di lehernya.
"M-ma ssaki-t ma"rengek Lia sembari menyilangkan dan menekankan tangannya di dadanya.
"Lia kamu kenapa nak!!"kata Nino dan langsung membopongnya.Berlari panik menuju kendaraan beroda empat yang ia kendarai diikuti 2 orang putrinya dan istrinya.
RS
Sebuah tempat tidur beroda bergerak menuju ruang periksa dikelilingi oleh pihak keluarganya dan beberapa orang berbaju putih yang salah satunya berkalungkan stetoskop."Stop pak bu,anda tunggu di luar biar kami yang menangani putri anda"kata seorang suster di ambang pintu, memegang dua ganggang pintu yang hendak ditutupnya itu.
Akhirnya mereka menunggu di sebuah kursi tunggu.Bukan mereka lebih tepatnya Nino dan dua anaknya.Nina yang sudah panik tidak bisa tinggal diam.Ia berjalan bolak balik kesana kemari dengan raut cemasnya.
10 menit kemudian dokter keluar dan menghampiri keluarga Lia.
"Dengan keluarga lia?"
"Iya dok kami orangtuanya.Gimana dok keadaan anak saya?"
"Tenang bu Lia hanya kecapekan.Dan juga tolong jangan sampai terkena debu berlebihan.Saya sarankan jika keluar rumah pakai masker untuk sementara ini"jelas sang dokter
"Baik saya keruangan dulu.Permisi"tambahnya
"Makasih dok"
Tanpa pikir panjang mereka berlari menuju ruang Lia dirawat.
Didalam hanya ada seorang suster yang sedang merapikan alat alat kedokteran.Ia pergi setelah mengetahui keberadaan keluarga pasien.
Gimana garing ya!!
Airnya mati jadi garing muluVoment gaess