Setelah lama berjalan Isma tiba di rumah nya dengan keadaan yang miris.Mata sebam,lutut berdarah,rambut acak acakan,dan banyak goresan di tubuhnya akibat terjatuh di jalan.
Sesampainya di depan pintu Isma meraba ganggang pintu dan memutarnya perlahan hingga pintu itu terbuka.
Isma masuk dan berbalik untuk kembali menutup pintu itu.
Saat ia berjalan ke kamar nya secara tidak sengaja ia menjatuhkan sebuah guci dari tanah liat yang menimbulkan suara khas.
Suara itu sampai ditelinga ibunya(Arin).
Arin terbangun dari tidurnya menyadari ada seseorang yang masuk gubuknya.
Disisi lain seorang Isma telah ketakutan seluruh badannya bergetar memikirkan apa yang akan ibunya lakukan jika mengetahui semua ini.
Air matanya kembali leleh membuat jalan di pipi gembulnya.Bibirnya terus bergetar.Pikirannya kembali kacau.
"Isma!!!"bentak Arin di ambang pintu kamarnya.
Isma sangat ketakutan tak berani bergerak.Keringat dingin mengalir di sepanjang pelipisnya.Cairan hangat membasahi celananya.
Pantas saja Isma adalah anak berusia 6 tahun.Dia masih sangat polos dan lugu.
"Isma kau sekali lagi telah merusak barang kesayangan ku.Kau tau kita ini miskin.Dan guci itu..... Ikut ibu!! Cepat!!"sekali lagi Arin membentak anak kecil itu hingga sukses membuat tangisannya pecah.
"Huaaa..m-maafkan aku ibu.A-aku tak sengaja maafkan aku..Huaaaa"jawab Isma dengan sangat ketakutan.
"Gak usah ngelak ikut ibu atau jangan pulang sekalian!!"kata Arin sambil meraih lengan anaknya dan menyeret secara paksa.
Byurrr
"Ibu ampun bu.D-dingin b-bu hiks hiks"kata Isma terbata bata diselimuti kedinginan air di sore hari
Arin tak menghiraukan perkataan anaknya.Ia terus mengguyurkan air di kepalanya yang membuat Isma gelagapan dan tak bisa bernafas.
"Kamu itu ya udah buta,gak bisa ngapa ngapain bisanya cuma nyusahin.Lebih baik kamu ku jual.Aku bisa kaya dan bisa beli apapun yang aku mau..hahaha"cerocos Arin disela ngguyur anaknya yang udah gelagapan hampir tak sadarkan diri itu.
Isma yang mendengar ocehan ibunya cuma bisa diam.Apalah daya seorang anak kecil berumur 6 tahun yang di senggol udah ilang itu.
Seberapun usaha yang ia lakukan ia yakin itu tak akan berhasil.Walaupun Isma masih kecil ia tau mana yang baik dan buruk.Ia juga tau melawan kehendak ibunya itu dosa besar.Maka dari itu Isma gak pernah melawan ibunya.
"Jangan coba coba keluar dari sini!!!"kata ibunya sambil mendongakkan dagu Isma dan menajamkan pandangannya.
Arinpun keluar sementara Isma masih stay di kamar mandi.Ia menyandarkan tubuhnya di dinding kamar mandi,tubuhnya merosot mencoba memeluk dirinya sendiri.
Isma menangis sejadi jadinya.Kedinginan,kelaparan,takut beradu menjadi satu.Ditambah kegelapan di sekitarnya yang ia sendiri tak tau kapan itu akan berakhir.
1,2,3,4 jam ia di kamar mandi tak ada seorang pun yang menolongnya.Ia berharap ibunya membukakan pintu untuknya.Ia sudah tak tahan bibirnya mulai membiru.Tubuhnya terkulai lemas.Ia tergeletak di lantai dg mata yang terpejam
Krekkkk~
Voment gaesss
