Note: If you're enjoying a story part, let me know by voting for it
Thank you
Detak jantung yang berpacu nampaknya tak mampu membohongi bagaimana rasa grogi yang mendera di hari pertamanya bekerja. Hanya perlu melangkahkan kakinya masuk ke dalam, dan menikmati tempat yang akan menjadi rumah kedua dimana ia akan menghabiskan hampir setengah harinya di dalamnya. Nyatanya, rasa takut ataupun grogi itu tetaplah akan selalu ada dimanapun atau untuk siapapun itu.
Semua yang terjadi di dalamnya nanti, takkan pernah bisa diprediksi. Berbagai pertanyaan dan ketakutan akan apa yang terjadi, terus terbayang di dalam kepala. Pertanyaan seperti bagaimana orang-orang di dalamnya, situasi yang ada di dalamnya, kesulitan pekerjaan, situasi yang memungkinkan dirinya sulit adaptasi dan berbagai ketakutan lainnya.
Meski takut, tapi saat akan bekerja yang menjadi target utama dan alasan untuk bertahan adalah uang.
Hidup ini tidak bisa dibohongi hanya dengan kata-kata omong kosong. Semacam 'aku bisa hidup tanpa uang.'
Tidak mungkin.
Karena faktanya, untuk makan, minum, membayar sewa rumah, membayar listrik, membayar transportasi dan lainnyapun tetap membutuhkan uang. Terkadang meskipun memiliki uang, belum tentu untuk bisa mencukupi semuanya.
Pada awalnya, So Yeon ragu kalau ia akan mendapatkan pekerjaan ketika sadar kalau dirinya telah menganggur selama lebih dari 2 tahun. Hal yang rasanya menjadi pertimbangan terbesar bagi perusahaan. Bahkan sebelum ia menganggur, ia tak memiliki pengalaman bekerja lebih dari 1 tahun yang semakin membuat dirinya menjadi pertimbangan terbesar.
Memakai kenalan sebagai ajang penghubung untuk mendapatkan pekerjaan, kini menjadi salah satu keberuntungan So Yeon untuk bisa menghasilkan uang. Mungkin dia harus memaanfaatkan orang lain saat ini, tapi ini adalah jalan satu-satunya agar ia tak terus berada dalam kesulitan. Termasuk terus merepotkan orang yang telah membuatnya masuk ke tempatnya bekerja saat ini.
'Aku sudah di lobby.'
Sent
Memandang sejenak ponselnya yang baru saja ia putuskan untuk menghubungi seseorang yang lebih tahu seluk beluk perusahaan ini, So Yeon kembali melangkah masuk ke dalam dan segera mendudukan dirinya di sofa yang berada di ruang tunggu lobby. Ia belum siap malu karena tak tahu seluk beluk tempat ini, dan sampai membuatnya berada dalam resiko tersasar. Belum satu hari ia bekerja, ia tak mau membuat track record pekerjaannya terlihat buruk. So Yeon masih tahu diri untuk tak membuat orang yang membawanya untuk bekerja disini juga ikut malu karena ulahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Undeniable Truth || Kim Min Gyu & Jeon Won Woo
Fanfiction[COMPLETED] "𝘈𝘬𝘶 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘵𝘢𝘩𝘶, 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘑𝘦𝘰𝘯 𝘞𝘰𝘯 𝘞𝘰𝘰 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘢𝘭𝘢𝘴𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘦𝘳𝘢𝘪𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘮𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘒𝘪𝘮 𝘔𝘪𝘯 𝘎𝘺𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪�...