«Part 10»

2.5K 123 17
                                    

Fateh : "Kayak ada yang manggil?" (Menoleh)
Sohwa : "Fateh!"
Fateh : "Oh, Kak Sohwa. Ada apa, Kak?"
Sohwa : "Kamu mau ngapain masuk ke ruang operasi?"
Fateh : "Mmm...itu, Kak. Kasih tau gak ya?" (Dalam hati)
Sohwa : "Itu apa?" (Penasaran)
Fateh : "Mmm...Fateh mau donorin jantung Fateh buat Kak Fatim."
Sohwa : "Apa?! Donorin jantung kamu ke Kak Fatim?! Emang Kakak kamu kenapa, Teh? Bukannya Kakak kamu cuma sesak nafas doang?"
Fateh : "Mmm...sebenernya Kak Fatim udah lama punya penyakit jantung sama hati, tapi Kak Fatim cuma ngasih tau penyakitnya ke Umi, Abi, Fateh sama Muntaz doang. Kak Fatim sengaja ngerasain ini, karena takut kalian khawatir terus sama Kak Fatim."
Sohwa : "Oh, gitu ya. Tapi, Teh, plis kamu jangan donorin jantung kamu ke Kak Fatim, biar orang lain aja. Kakak gak mau kalau salah satu dari kita meninggal."
Fateh : "Gak bisa, Kak. Ini udah keputusan Fateh dan jantung Fateh cocok buat Kak Fatim. Kakak ikhlasin Fateh pergi, karena semua orang yang ada di dunia ini bakalan meninggal."
Sohwa : "Iya, Kakak tau, Teh. Tapi Kakak mau keluarga kita lengkap."
Fateh : "Udah, Kak, ikhlasin aja Fateh ya. Kakak jangan kasih tau dulu tentang penyakit Kak Fatim ke yang lain ya, ada saatnya mereka tau."
Sohwa : "Iya, Teh. Kakak bakalan jaga amanah dari kamu."
Fateh : "Kak, Fateh boleh nitip sesuatu ke Kakak gak?"
Sohwa : "Boleh, kasihin aja ke Kakak."
Fateh : "Ini, Kak. Fateh nitip surat buat Umi, Abi, Kak Fatim, Muntaz & yang lain ya, Kak. Tapi suratnya jangan Kakak buka dulu. Kakak boleh buka suratnya kalau Fateh udah gak ada."
Sohwa : "Iya, Teh."

Saat Fateh ingin berbicara, Muntaz datang memanggil dan memeluk Fateh.
Muntaz : "Bang Fateh!" (Memeluk)
Fateh : "Kenapa, Taz?"
Muntaz : "Bang, Abang dioperasi sekarang?"
Fateh : "Iya, Taz."
Muntaz : "Kalau gitu Abang baca dulu surat dari Muntaz ya. Ini suratnya!" (Memberikan surat kepada Fateh)

Fateh pun membuka dan membaca surat tersebut.
Isi surat :
"Assalamu'alaikum, Bang Fateh!
Bang, sebenernya Muntaz belum ikhlas kalau Abang harus pergi sekarang. Tapi, karena Abang mau menyelamatkan nyawa Kak Fatim, Muntaz ikhlasin Abang pergi. Muntaz mau ngucapin selamat tinggal bang."

Jantung dan Hati Untuk Kakak Kami✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang