Umi : "Fatim, alhamdulilah kamu udah sadar, nak."
Fatim : "Iya, Mi. Oh ya, Mi, Muntaz mana?" Mendengar pertanyaan tersebut Umi pun kebingungan, untuk menjawab.
Fatim : "Mi, kenapa? Kok diem?"
Umi : "Fatim, kamu yang sabar ya, nak."
Fatim : "Muntaz kenapa, Mi?" (Panik)
Umi : "Muntaz udah pergi ninggalin kita untuk selamanya." (Menetes air matanya)Mendengar perkataan Umi, Fatim masih trauma dengan kejadian yang pernah ia alami sebelumnya yaitu meninggalnya Fateh. Dan sekarang ia harus ditinggalkan oleh Muntaz.
Fatim : "Apa?! Gak mungkin, Mi! Gak mungkin Muntaz meninggal!"
Umi : "Fatim, kamu ikhlaskan Muntaz ya. Sekarang dia udah tenang di sana bareng Fateh."
Fatim : "Mi, sekarang juga Fatim mau liat Muntaz."
Umi : "Jangan dulu, Tim. Kamu baru aja siuman."
Fatim : "Tapi Mi, Fatim mau liat Muntaz."
Umi : "Yaudah sekarang kamu boleh liat Muntaz, tapi habis itu balik lagi kesini ya."
Fatim : "Iya, Mi." Mereka pun pergi ke ruangan dimana Muntaz dirawat. Karena jenazah Muntaz belum di pindahkan ke ruang mayat.Sesampainya di ruangan Muntaz, Fatim pun langsung berlari ke arah Muntaz yang ditutupi oleh sebuah kain putih.
Fatim : "Muntaz bangun, Kakak kangen sama kamu."
Umi : "Fatim, udah ikhlasin aja Muntaz."
Fatim : "Tapi Mi, Fatim gak mau kehilangan orang yang Fatim sayang untuk yang kedua kalinya." (Meneteskan air mata)
Umi : "Semuanya juga gak mau kehilangan Muntaz. Jadi, kamu sabar aja ya, Tim. Ini ujian dari Allah."
Fatim : "Iya, Mi." (Terisak)
Umi : "Oh ya, ini ada surat dari Muntaz untuk kamu."
Fatim : "Iya, Mi." Fatim pun menerima surat dari Muntaz yang telah dititipkan ke Umi, lalu Fatim pun membaca surat tersebut.
Isi surat :
"Halo, assalamu'alaikum Kak Fatim.Kak, ini Muntaz, mungkin Kakak baca surat ini setelah Muntaz gak ada di dunia ini lagi. Kak, Muntaz mau bilang sekarang Muntaz udah bahagia di sini bersama Bang Fateh. Dan Muntaz mau donorin hati Muntaz buat Kak Fatim, supaya Kak Fatim sembuh. Kalau Kak Fatim sembuh Muntaz seneng banget. Kakak terima hati yang Muntaz donorin ya. Kak, makasih udah merawat Muntaz. Muntaz sayang banget sama Kakak. Udah dulu ya, Kak.
Assalamualaikum!
Muntaz."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jantung dan Hati Untuk Kakak Kami✔️
Fanfiction[ COMPLETE ] Prolog Mengapa hidupku seperti ini? Aku harus melawan 2 penyakit yang bisa menghilangkan nyawaku. Akan tetapi, tak lama kemudian, penyakitku sembuh. Tapi, aku harus kehilangan 2 orang yang aku sayangi demi kesembuhanku. ...