1.Why?

53 12 0
                                    

Aku Shin Yerin.

"Yerin-ahh ! Cepat!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yerin-ahh ! Cepat!"

"Sebentar Jim."

Aku sedang mencari buku Sejarah Korea yang entah sejak kapan hengkang dari tempatnya.

Ini sudah lewat dari 10menit, semenjak aku mendengar jimin berteriak memanggilku dari luar sana.

"Sungguh melelahkan. Kenapa tidak ada?"

Aku tidak mendengar jimin bersuara untuk sekedar protes atas keluhku yang tidak kunjung menemukan buku yang aku cari.

Aku ingin kembali berteriak agar pria bantet menyebalkan yang sudah bertahun-tahun kukenal itu datang ke kamarku dan ikut membantuku mencari bukunya.

Tapi bibirku seakan dipaku, saat netraku menangkap sosok pria yang bernama Jimin itu sudah berdiri diambang pintu kamarku.

Dengan wajah garang dan alisnya yang ditautkan.

Aku sudah hapal dengan ekspresi semacam ini. Jimin sudah kehabisan stok kesabarannya.

Dan rasa takut tanpa izin menjalar disekujur tubuh,tiba-tiba.

"Buku apa yang kau cari?"

Secara tidak sadar aku menelan saliva ku dengan cepat melampiaskan semua rasa takut agar tertelan dalam-dalam dibawah kerongkongan sana.

Jimin sepertinya marah.

Jantungku bergemuruh,takut perihal apa yang akan Jimin lakukan setelah ini mengingat kejadian-kejadian yang telah lalu selama aku berteman dengannya.

Jika sudah membuatnya seperti ini entah aku akan berakhir ditinggal dipinggiran jalan atau sekedar memaksaku mentraktirnya pizza atau makanan mahal lainnya.

"Sejarah korea",aku menjawabnya dengan berusaha untuk tidak melemah dan memperlihatkan aku takut padanya.

Dengan sigap pria bermarga Park itu meloloskan kakinya melewati bahu kananku, lalu masuk ke dalam kamarku tanpa permisi.

Ia bergelak kesana kemari mencari sesuatu yang sedari tadi menjadi alasan kita bisa terlambat masuk kuliah jika tidak segera ditemukan.

Ragaku ikut terbawa untuk kembali mencari kembali buku sialan ini.

Dengan gusar aku kembali mencari benda yang padahal semalam kulihat masih bertengger gagah dimeja belajar.

Tapi atensiku mulai tergoyah ketika gendang telingkaku menangkap suara datar namun tegas milik Jimin.

"Ini!",ucap Jimin sambil menyodorkan buku yang menurutku ghaib karena puluhan menit aku mencarinya tak kunjung temu.

Namun Jimin hanya butuh 2 menit untuk menemukannya. Sial.

"Apa ini dibawah kolong tempat tidur? Mustahil" ,Kataku.

"Apanya yang mustahil bodoh! Cepat kita bisa terlambat!" ,ucap Jimin kesal sambil menepuk kepalaku dengan buku.

PARDON'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang