part 2

128 14 1
                                    

Tatapan terpesona para siswa menghantarkan langkahku ke sekolah ini. Risih? tentu saja, aku sebagai seorang lelaki tulen tentu merasa jijik melihat tatapan memuja dari para pria lain.

Sampai didepan kantor kepala sekolah, telah berdiri seorang pria paruh baya dengan setelan jas yang cukup rapi. Kerutan pada kelopak matanya tak mengurangi ketampanan yang dimiliki.

“Jeon Jungkook? Oh maksud saya Bae Jungkook?” ucapnya ramah seraya mengulurkan tangannya padaku

"Perkenalkan saya Kim ChangWook, kepala sekolah disini. Saya sudah melihat berkas yang dikirimkan ayahmu, kurasa kau bisa dengan mudah belajar disini, mengingat prestasimu di sekolah sebelumnya”

Aku tersenyum seraya sebelumnya telah menerima jabatan tangannya.

“Tentu, Pak. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menunjukan prestasi saya disini.”

Aku tersenyum  percaya diri. Tentu saja, aku yakin akan hal itu. Atensiku beralih pada siswa jangkung dengan kulit tan, tatapan tajam dan hidung mancung, kuakui dia cukup tampan.

 Atensiku beralih pada siswa jangkung dengan kulit tan, tatapan tajam dan hidung mancung, kuakui dia cukup tampan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pak Kim mengikuti atensiku, sembari tersenyum padanya.

“Oh Mingyu, kau sudah disini. Mingyu, kenalkan ini Bae Jungkook teman kelasmu. Jungkook, ini Mingyu siswa terpintar disini. Semoga kalian bisa berteman akrab. Dan Mingyu kuharap kau bisa membantunya mengenal sekolah ini”

Tawa garing Pak Kim mengiringi suasana canggung kami.

Dan disinilah aku, kelas XI-4 yang kurasa lumayan bersahabat. Disini bukan tipe anak yang akan membully murid baru namun mengulurkan tangan mereka untuk lebih dekat. Seperti Seokmin, yang kutahu anak terheboh dikelas yang langsung menyapaku dengan tawa canggungnya.

Aku duduk dengan Mingyu sesuai yang diperintahkan Pak Kim, selama yang kutahu Mingyu tipe anak yang sulit berteman. Dengan pembawaannya yang canggung dan tegas membuatnya sulit menyamankan obrolan.

Namun, aku tak terlalu memperdulikannya. Yang penting dia tidak usil menanyakan hal yang malas ku jawab seperti latar belakangku. Aku memang telah menyiakan skenario untuk latar belakangku, namun tetap saja sulit. Percayalah berbohong itu tidak mudah dan menyesakkan.

Hingga bel istirahat aku tak mengalami kekacauan apaupun kecuali insiden tadi pagi, rasanya malas mengingat lelaki mesum tadi. Aku mengekori Mingyu untuk mencari kantin, dia hanya menemaniku membeli makan siang dan hendak berlalu. Aku memintanya untuk makan bersama namun dia  menolakknya dengan alasan sudah membawa bekal sendiri. Aku mendengus, aku bukan orang yang peduli pada orang lain, namun melihatnya yang pergi ke kantin hanya untuk mengantarku itu tidak mengenakan.

Aku meninggalkan makan siangku yang terlebih dahulu sudah ku ambil onigiri dan beranjak mengekori Mingyu. Langkah kami terhenti saat kelomok siswa dengan seragam tak rapi menghadang kami. Aku mengenali salah satunya, ya dia pria mesum yang takut ketinggian pagi tadi. Sepertinya dia memiliki hubungan yang tak baik dengan Mingyu,dilihat dari tatapan keduanya.

“Anak miskin sepertimu ternyata bisa menginjakan kaki di kantin yang mahal ini.” Seringainya menatap tajam Mingyu “Ah, aku lupa tentu saja uang dari Kim tua itu”

“Sebelum mengomentari hidup orang, urusi hidumu sendiri” Mingyu hendak berlalu, ku lihat pria tadi mengepalkan tangannya erat. Tentu saja kutahu dia marah. Oh, shit aku lupa kenapa aku ikut di situasi ini. Terlambat, pria tadi sudah menatapku.

“Oh, nona hellokitty. Kau teman si miskin kah?” wajahku telak memerah mendengar panggilannya padaku. Kalau saja aku ada di raga Jeon Jungkookku sudah tamat riwayatnya.

Mingyu kembali, menarik tanganku untuk meninggalkan kantin. Namun, aku menghempaskannya. Ku tatap nyalang lelaki mesum di hadapanku.

“Apa pantas memanggil orang lain miskin?, dan taeyang, taekyun tae... ah tak tahulah siapapun namamu, aku lupa. Kau bahkan belum punya penghasilan tapi sudah berani mengatai orang miskin. Uang hasil minta orang tua juga sombong.” Entah kenapa  jiwa pembela kebenaranku muncul.

"Dan namaku Jungkook bukan hellokitty. Kau juga pakailah name tagmu, jadi aku tak usah bersusah payah mengingat namamu tadi”  aku melotot, sudah ku kerahkan seluruh ekspresi marahku. Namun dia hanya tertawa. Ya, tertawa. sialan memang.

“Wow, mingyu. Sekarang kau sudah punya teman hah? Dan kau jungkook, hati-hati saja kalau dihianati manusia sok suci ini” tunjuknya pada Mingyu.

Sejujurnya aku ingin membalas kalau saja tak lebih dulu ditarik Mingyu, baiklah aku bukan orang baik untuk membela temannya dari bullying tapi itu mengesalkan. Melihat orang yang kita kenal direndahkan sedemikian rupa  tanpa perlawanan.

Aku dan Mingyu akan beranjak, namun tangan kiriku ditahan oleh Pria tadi

“Aku Kim Taehyung. Jangan lupakan aku lagi. Dan aku tak akan membiarkanmu menjadi Taehyung kedua karna berteman dengan penghianat itu” ucanya sambil menatap tajam Mingyu.  



TBC

Tambah gaje, njir. Kagak tau gw nulis apaan. Ya gitulah, pengin bikin banyak moment taekooknya, tapi alurnya belum nyampe ke situ😭.
Maafkeun bagi yang udah baca dan pusing sendiri. Penulis noob, harap maklumi.

He Or She [taekook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang