Tampan dengan kesan imut, ditambah tubuh sixpact, dan pintar menjadi nilai lebih seorang jeon Jungkook. Tapi sayang nasibnya tak sebaik penampilannya. Akibat eksperimen aneh sang ayah membuat Jeon Jungkook menjadi seorang wanita. Yang mengharuskanny...
Langit mulai menggelap, tapi tak ada tanda lelaki bersurai gelap dengan jas laboratorium itu menghentikan kegiatannya. Aku menatap jengah, tak menampik bahwa sebagian kecil hatiku pilu melihatnya. Rasa bersalah membuatnya gila akan hal itu. Sudah 3 jam aku menunggunya, habis sudah kesabaranku.
"Pa, sampai kapan papa gini?" lelaki paruh baya itu berbalik menatapku.
"Kau bosan? Tunggu sebentar"
"Tentu saja aku bosan, papa selalu melakukan hal ini. Eksperimen papa gak akan membuat mama hidup kembali." Ujarku sambil menahan amarah. Tapi dengan kekehan dia menatapku.
"Kali ini bukan eksperimen untuk mamamu. Ini perusahaan yang meminta papa. Kalau kau bosan, pergilah bersama jimin." Aku mendengus.
"Baiklah, tapi minta uang" dia hanya terkekeh mendengar permintaanku sembari merogoh dompetnya untuk memberi beberapa lembar uang.
Aku akan menceritakan sedikit tentang ayahku. Dia adalah seorang ilmuan terkenal yang sangat gila kerja. Ibuku menikah dengan ayahku setelah mereka melakukan kencan buta. Ayahku memang tak pernah memiliki pengalaman dengan wanita, untuk itu dia melakukan kencan buta atas saran nenekku.
Dan yah mereka menikah, aku tak pernah tau apapun tentang perasaan ayahku. Dia kurang bisa mengungkapkan perasaannya. Dari kecil aku berpikiran bahwa ayah dan ibukku tak saling mencintai, hingga saat ibukku meninggal karena menyelamatkanku dari penculikan. Dan itu membuat ayahku tertekan akan rasa bersalahnya. Dia menjadi gila dengan membuat eksperimen menghidupkan ibukku. Ya setidaknya aku tau kalau ayahku benar-benar mencintai ibukku.
"Jeon Jungkook!!" Lamunanku buyar oleh seorang lelaki bertubuh pendek dengan setelan kaos dipadu celana jins sedengkul. Dia park jimin, sahabat sekaligus sepupuku. "Sudah lama menungguku?"
"Tidak, tapi karena kau terlambat bayar semua makanan ini"
Aku dan jimin tengah berada di caffe andalan kami sejak di bangku sekolah menengah. Jimin selalu menemaniku saat aku kesepian. Apalagi ketika ibuku meninggal dan ayahku menjadi gila kerja. Terlepas dari sikap bodohnya, aku menyayanginya. Mungkin cukup cringe untuk di dengar dari seorang pria manly sepertiku. Tapi harus kuakui memang begitu adanya.
Cukup lama aku dan jimin berbicang tak terasa sudah pukul 11 malam. Kami memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Seperti biasa rumahku selalu sepi. Ayahku sepertinya masih di laboratoriumnya, bibi yang sering membantu juga sudah pulang. Aku mengurungkan niat untuk langsung menuju kamar. Sepertinya minum cola sambil menonton bola merupakan ide yang bagus, toh besok hari minggu. Ku langkahkan kaki menuju dapur untuk mengambil beberapa snack dan cola. Hingga tak terasa aku tertidur di sofa, dengan TV yang masih menyala. Bermimpi saat dimana aku, ayah dan ibuku bersama menonton bola diiringi senda gurau.
"JEON JUNGKOOK!!!" Teriakan ayahku membangunkanku dari mimpi indah. Aku mengerjapkan mata, masih belum mengumpukan nyawa. Aku melihat wajah panik ayahku di depan wajahku.
"Kenapa sih pa-" ucapku tersendat, tunggu apa telingaku salah mendengar. Kenapa aku mendengar suara wanita, bukankah aku yang mengucapkan kata tadi?
"bodoh, apa kau tadi malam meminum cola di kulkas?" aku mengerjap masih bingung akan keadaan. Hingga seperti tersambar petir saat ayahku mengarahkan sebuah cermin tepat ke wajahku. Di situ terpampang indah wanita cantik yang sangat mirip denganku. Sontak aku mengedarkan mataku menjurus pada dada. Dan boom, itu MEMBESAR. Aku memiliki dua buah gunung kembar tersemat apik di dadaku. Sedetik, dua detik, tiga detik.
"PAPA!!! KOK AKU PUNYA NENEN?!!"
Tbc
Maafkan saya, ini fanfiction taekook pertama saya. Tau gaje aneh, alur kecepetan. Tapi aku sayang taekook, jadi pengin nyoba bikin cerita.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.