1.1

86 26 41
                                    

___________
🌈🌈🌈

Jendela berukuran persegi panjang yang terbuka, dengan bergantinya semilir angin yang berhembus masuk kedalam kemudian keluar, Jung Han Eul, gadis berumur 17 tahun ini berbaring di kasur yang berukuran tidak terlalu besar.

Bagi Han Eul, ketenangan adalah suatu hal yang paling menyenangkan, Malam ini hanya ditemankan lampu tidur Han eul memutar earphone yang diberikan temanya 6 tahun lalu, dengan memutar lagu favoritnya. Mata yang awalnya terpejam pun kembali terbuka dengan paksa, setelah mendengar kegaduhan, Han Eul sendiri membenci ini, ditutupnya dengan kasar jendela persegi panjang tersebut, ia berharap suara itu tidak sampai di kamarnya.

Jika ditanya, dimana Han Eul sekarang, ia pasti sedang berada di kamarnya, mengurung diri selama iya tiga hari lamanya.

Bahkan gurunya pun sudah mencoba menghubungi kedua orang tuanya, tapi, yang ada Han Eul tetap tidak keluar dari kamarnya.

"Keadaan dia yang sekarang dapat membuat jatuh reputasi ku! Kamu tau kan?!.." "esok adalah hari dimana pemilian walikota, dan media gak boleh tau soal Han Eul!" lanjutnya.

"Kamu udah gila ya mas! Kamu lebih mentingin reputasi kamu daripada kondisi Han Eul!"

"kamu bilang aku gila?! Kamu jauh lebih gila, mana ada ibu yang tega ninggalin anaknya yang berumur 4 tahun?!"

"aku gak ningg---

"CUKUP!!!" ia berdiri dengan sekuat tenaga, dan menahan air matanya agar tidak berjatuhan dulu.

"Ma,Pa, kalo menurut kalian Han Eul cuman beban, kenapa dulu kalian dulu berlomba untuk ngerawat Han Eul?!! Kenapa kalian maksain untuk ngerawat Han Eul?! Aku capek Ma, telinga Han Eeul panas, denger Papa Mama berantem terus" menurutnya percuma saja jika ditahan, itu hanya membuat Han Eul sesak sendiri.

Iya, Orang tua Han eul bungkam, tapi kebungkaman mereka tidak berlangsung lama, setelah seorang laki laki yang akan membawa Han eul pergi.

"Ayo ikut kakak!" Han eul melihat bagaimana tubuhnya di peluk, dan di bantu untuk berdiri, laki laki itu mengusap pipi Han eul, seakan-akan ia tidak ingin jika harus melihat Han eul menangis seperti ini.

"kakak udah pernah bilang sama kamu, ini neraka, bukan rumah, kenapa susah banget sih di omongin, ayo berdiri"

"percuma kamu ingin mereka baik-baik aja, tapi mereka sama sekali hanya mentingin ambisi nya masing-masing" lanjutnya.

"JUNG JAEHYUN! JAGA OMONG-

"Apa pa? Jaehyun salah ngomong?"

Jaehyun menatap sarkas kedua orang tuanya, memang ini hal yang tidak patut di contoh tapi jika bisa dikatakan Jaehyun muak dengan mereka.








"pagi Han eul!"

Mata Han eul menyipit, ia menemukan dirinya yang tidak berada di kamarnya, bahkan ini bukan Penthousenya Jaehyun, ini Han eul dimana?

"gimana keadaanya, jauh lebih enakan?"

Tapi, jika di pikir-pikir Han eul menyukai tempat ini, tentram, jauh dari keramaian dan yang pasti ada lampu tidur kesukaan Han eul.

He is Vitamin•✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang