Prolog

435 25 1
                                    

"Hai sayang!"

Ucap seorang gadis cantik sambil berlari-an di lorong sekolah. pria yang dia panggil menoleh dan dengan satu gerakan pria ini langsung memeluk erat gadis kesayangannya.

"Hai! Kenapa gak mau aku jemput?" tanya Alvaro sambil merangkul kan tangannya di bahu Nathyas.

"Mmm, gak apa-apa. Aku lagi pengen berangkat sendiri aja." jawabnya dengan senyum yang memperlihatkan deretan giginya.

"Ohiya nanti aku bakal lanjut kuliah di luar kota. Itu atas permintaan Bunda. Apa kamu gak keberatan?" tanya Alvaro menatap serius ke dua bola mata Nathyas.

"Aku gak apa-apa sih. Lagian aku juga gak bisa larang kamu buat gak melanjutkan sekolah kamu, aku percaya kok sama kamu. Dan sekarang yang paling utama dan penting itu orang tua kamu Al,"

"Dan juga kita masih satu negara kan." lanjutnya.

"Iya aku paham. Tapi, aku gak bisa kalau untuk tahan rindu sama kamu."

"Iya aku juga paham. Kita masih bisa telfon, video call, chating setiap saat, Alvaro. Udah, kamu ikuti aja apa kata Bunda kamu, Bunda kamu pasti tau mana yang terbaik buat kamu,"

"Lagian kita baru naik ke kelas 3, Alvaro."

"Iya juga, tapi, aku mau bilang ke kamu dari sekarang-sekarang aja."

Alvaro dan Nathyas berjalan menuju ke kelasnya. Saat masuk ke dalam kelas, suasananya sudah ramai. Di sana sudah terdapat teman-temannya.

"Tumben lo masuk?" tanya Fiqri yang duduk di meja belakang pojok.

"Biasanya juga gue masuk. Yang jarang masuk kan lo." jawab Alvaro ikut duduk di kursi sebelahnya.

"Haha bener-bener. Biasalah, basa basi bre. Biar gak garing amat hidup lo." ujar Fiqri tertawa.

"Hidup dia udah gak garing kayak dulu, kan udah ada cewek." ucap Kevin datang dari belakang Alvaro.

"Gila, gila. Selama liburan lo udah banyak belajar bacot ya, Vin."

"Serba salah banget kayaknya hidup gue di mata lo pada." ucap Kevin mengelus dada.

"Dramatis, najis!" ujar Alvaro geleng-geleng kepala jijik.

"Fiqri, temenin aku ke kantin yuk. Aku laper." ucap Shena sedikit manja. Kalau Shena sudah bicara seperti itu, mana bisa Fiqri menolak.

Fiqri mengaitkan jarinya ke jemari Shena, "Ayok sayangku." ucapnya.

"Tyas, ke kantin juga yuk. Aku belum sarapan juga tadi." ucap Alvaro sambil menarik lengan Tyas lembut.

"TERUS GUE DI SINI SAMA SIAPA WOY? KAMPRET LU SEMUA!" teriak Kevin frustasi, soalnya di sini hanya Kevin yang jomblo. Dua minggu kemarin dia baru saja putus dari adik Alvaro, Azza.

"Orang cakep selalu di nistakan. Sabar, sabar." ucapnya lagi sambil mengelus dada. Semua temannya tertawa ngakak.

Dari jauh teman satu kelas Kevin memperhatikan. Hana, namanya. Kevin sadar kalau dirinya sedang di perhatikan, dia menoleh.

"Ngapain liatin gue?" tanya Kevin spontan.

Hana tertangkap basah, dia langsung memalingkan tatapannya.

"Engh, a-aku g-gak lagi liatin ka-kamu ko." ucapnya gugup.

Kevin langsung kembali fokus dengan handphonenya. Sedangkan Hana memfokuskan dirinya pada buku.

Tidak lama bel masuk berbunyi. Semua kembali masuk ke dalam kelas, begitupun dengan Al, Tyas, Fiqri, Shena.

Fiqri duduk tepat di sebalah Kevin, dia menepuk pundak Kevin.

ALVARONATHYAS 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang