2. no way⚠

720 46 1
                                    

better read this pas buka ya gwiz, ga tanggung jawab kalo kalian bacanya pas puasa wkwk🙆



Haechan terbangun dengan pusing yang mendera, maniknya berusaha menyesuaikan retinanya dengan cahaya. Ia mengerang kala berusaha menggerakan kakinya yang--di perban?

"Oh, sudah bangun?"

Haechan menoleh dengan perasaan was - was, ternyata itu--orang yang membekap nya. Persetan dengan semua itu, ingatannya tentang mayat kedua orangtuanya kembali terputar. Haechan menatap sengit pemuda itu, "Sebenarnya siapa dirimu?!"

"Wow, tenang." Jawab sang 'Tuan' sambil bergerak maju, bukannya takut justru Pemuda berambut caramel itu justru menampakkan wajah pongahnya yang sialnya nampak begitu lucu. "Kau ini budakku, seorang budak yang tau diri tentu mengerti bagaimana perlakuannya terhadap Sang Tuan, bukan?" Jawab Sang Tuan penuh penekanan, Haechan sedikit gentar akan perkataannya itu. "Budak?! Kau pikir kau siapa, hah?! Seenaknya saja mengakui orang sebagai budakmu!"

Sang Pemuda tersenyum getir menatap lelaki manis yang berada di ranjangnya, ingin sekali ia membunuhnya sekarang juga--tapi ia tidak boleh gegabah. "Aku Tuanmu, Haechan," Katanya mengejek, "Tapi aku bukanlah budakmu!" Jerit Haechan dengan mata merah mengkilat, banyak emosi tersirat di tatapan pedih itu. Justru Sang Tuan kembali terpancing untuk menyurut habis amarah sang 'budak' barunya.

"Oh, ya? Kalau begitu--aku akan memaksamu hingga menjadi budakmu, Mark Lee bisa melakukan apapun kepada siapapun." Jawab Sang Tuan yang bernama Mark, Haechan mengatur nafasnya yang tak beraturan. Si Mark sialan ini benar - benar mengusik kehidupannya! "Aku bisa menjadi budakmu, tetapi jika kau menghidupkan kembali orang tua ku."

"Hah? Omong kosong, orang tuamu sudah membusuk di alam baka." Ejek Mark sambil membuka nakas, dilihatnya peralatan apa yang bisa ia gunakan untuk menghukum 'budak' nya yang tidak mau menurut. "Dan menjadi budakmu jugalah hanya omong kosong!" Haechan ingin menamparnya saat itu juga, tapi bunyi rantai yang tertarik membuatnya tersadar, tangan dan kakinya dirantai pada tempat tidur. Mark Lee sialan! Umpatnya dalam hati.

Plak!

Satu tamparan keras mendarat pada pipi Pemuda Lee, sudut bibirnya robek karena tamparan yang tidak main - main tersebut. "Argh!" Haechan memekik kesakitan kala sudut bibirnya mengeluarkan darah, Mark menyunggingkan seringai yang membuat Haechan bergidik ngeri.

Tiba - tiba Mark membuka selimut Pemuda Lee yang membuatnya berjengit kaget, kakinya dilapisi oleh celana selutut, dan ada perban pada bekas tembakan di kaki kirinya. "Apa yang--arrghh!!" Mark dengan tanpa belas kasih meremat bekas luka itu, membuat Haechan menjerit kesakitan dengan berusaha menggapai tangan Mark yang semakin keras menekan bekas luka itu. Mata Haechan mulai berkaca - kaca karenanya. "Ternyata kemampuan mu cuma segini saja?" Mark semakin menekan luka itu, Pemuda Blasteran itu menatap datar mimik muka Haechan yang kesakitan.

"B--berisik!" Kata Haechan sambil bergerak liar, berharap bisa lepas dari belenggu yang menjeratnya. "Tidak seru sepertinya jika dengan satu luka saja. Seorang budak yang tidak menurut harus dihukum," Jawab Sang Tuan sambil melepas ikat pinggang nya. Haechan bergidik ngeri, "Lepaskan aku!" Kata Haechan brutal sambil meronta, tapi cambukan Mark membuatnya menjerit seketika.

"H--hentikan, aarggh!" Haechan mengerang kala gesper Mark mengenai kulitnya. Rasanya perih dan panas secara bersamaan, Mark semakin gencar melayangkan sabuknya berkali - kali ke tubuh Lelaki Manis itu. Haechan berkali - kali juga merintih sakit karenanya, tapi mana Mark peduli, bekas cambukan itu mulai berwarna biru keunguan--dan beberapa mengeluarkan darah karena kerasnya gesper menerpa tubuhnya dengan kecepatan yang tinggi.

Pemuda Manis itu tersandar lemah di ranjangnya, sekujur tubuhnya sakit untuk digerakkan. Mark tidak main - main untuk menyuruhnya menurut, "Bagaimana? Masih ingin melawan?" Tanya Mark dengan sabuk masih terpajang di tangan kekarnya. "T-tidak akan-!"

Tak! Tak! Tak!

( anggep ajalah suara cambukan:'v )

"Akh!" Haechan merintih kala Mark kembali mencambuknya, lebih kuat dan bertenaga dari sebelumnya, bajunya dipenuhi bercak - bercak darah. Mark menjambak rambutnya kuat - kuat, menyuruh dirinya menatap langsung Mark. Wajah erotis Haechan membuat Pemuda Blasteran itu menenggak ludahnya kasar, sedangkan Haechan hanya bisa terdiam akibat ulah Mark. Tapi, bukan Mark namanya kalau tidak menyiksa korbannya hingga benar - benar 'terluka'.

Duak! Duak!

Haechan kembali dihadapkan siksaan yang buruk, Mark dengan sengaja membenturkan kepalanya ke dinding dengan keras. Haechan berusaha tidak bereaksi apa - apa dengan menggigit bagian bawah bibirnya, karena dirinya tau maksud Mark. Membuatnya memohon hingga mengemis dilantai agar dibebaskan, cuih, untuk sekedar memikirkannya saja Pemuda Lee itu sangat tidak sudi.

Mark masih membenturkan kepala Haechan tanpa ampun, bahkan mulai tercium bau anyir dari belakang kepalanya yang--mungkin bocor? Haechan mati - matian menahan rasa sakitnya dengan mempererat gigitan di bibirnya yang sudah berdarah sekarang.

"Shh--jangan gigit bibirmu seperti itu, cukup berteriak lah meminta maaf maka aku tidak akan menghukum - mu lagi. Bagaimana?" Tawar Mark yang masih menjambak rambut Haechan, "Hah? T-tidak sudi," Desis Haechan pelan sambil menahan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya. Mark jadi geram akan kelakuan budaknya itu. Ia mencium bibir Haechan tanpa permisi, menggigitnya secara brutal. Membuat bibir Haechan terluka lebih parah.

Dengan geram Mark membuka piyama yang Haechan kenakan, Haechan berusaha menahan pergerakan Pemuda Blasteran itu. Gila saja, ia ingin diperkosa?! "Hentikan brengsek!" Haechan terus bergerak agar Mark tidak melucuti pakaiannya, tapi terlambat. Baju yang ia kenakan kancingnya sudah lepas seutuhnya, mengekspos bagian dada dan perutnya yang penuh luka. Membuatnya ditatap dengan tatapan lapar oleh Mark. "Jauhkan mata menjijikan mu itu, idiot!" Haechan masih berusaha menutupi bagian dadanya.

"Percuma saja, kau yang meminta." Mark pun menarik turun celana yang Haechan gunakan, membuat Haechan meronta - ronta. Mark dengan cekatan mengambil gunting, menggunting habis seluruh pakaiannya hingga tak bersisa. Karena gerakan Pemuda Lee yang brutal beberapa bagian kulitnya tergores oleh gunting dan mengeluarkan darah. Kini Haechan sudah telanjang bulat dengan luka cambukan gesper di seluruh bagian tubuhnya.

Haechan menatap Mark takut - takut, lebih baik ia disiksa sampai mati daripada diperkosa! Dasar sialan! Umpat Haechan dalam hati, sementara Mark mulai melucuti pakaiannya sendiri yang membuat Haechan menutup matanya. "Buka matamu," Jawab sang 'Tuan' sambil merenggangkan kaki Haechan untuk membuatnya mengangkang. Miliknya ia tujukan pada tempat surgawi Haechan, tanpa aba - aba dan pelumas apapun. Haechan menggigit bibirnya sendiri.

"AKHH--!" Mark masuk dengan sekali hentak, Haechan menjerit kala milik Mark sepenuhnya tertanam didalamnya. Cairan merah berbau anyir merembes ke seprai putih di kamar itu. "Sa--kit--," Haechan merintih kala Mark terus memaksa miliknya masuk, Haechan merasa seperti tubuhnya dibelah menjadi dua saat ini. Mark mana peduli soal itu, ia butuh kepentingannya sendiri saat ini.

"Mark! Akhhh--! Sa--Aahh!!" Haechan terus berteriak kala Mark menggempur habis - habisan dirinya. Tidak ada rasa nikmat dalam bercinta, hanya ada rasa sakit dan harga diri yang runtuh. Karena ini bukan bercinta, tapi pemerkosaan.

"Akh-! Markk--breng--akhh!!" Haechan terus menjerit karena Mark mempercepat temponya begitu Haechan berteriak lagi, Mark menatap wajah erotis Haechan, luka yang mengering di bibirnya, sekujur tubuh penuh luka cambuk--membuat libido Mark naik seketika. "Berteriaklah lebih keras agar aku bisa menghajarmu sampai esok pagi," Bisik Mark sambil menampilkan seringai nya. Haechan tidak bisa melakukan apapun saat ini, kepalanya begitu pening.

Disaat Mark hampir sampai, Haechan mulai berada di ambang kesadarannya. Seluruh pandangannya mulai memburam--dan setelahnya ia terjatuh pada jurang yang dinamakan ketidaksadaran.

                --end of this chapter--

really--engga ada bagus - bagusnya sama sekali wkwk.

tears | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang