11. Costs an Arm and a Leg

183 104 185
                                    

S H A K A

Setelah kejadian kemaren sore, semua orang makin natap Hala beda-beda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kejadian kemaren sore, semua orang makin natap Hala beda-beda. Ada yang support tapi ada juga yang jutek soalnya kesel kenapa harus Hala yang dapet perhatian besar dari dua cogan kampus.

"Now, the primadona Breshvard dateng juga!!!" seru Sèlene di tanjakan tangga semen besar kampus yang selalu jadi tempat kumpulnya kelima dara pas lagi jam kosong.

"Apaan sih!" ketus Hala risih.

"Hahaha kok lo gak seneng? Hal, sekarang semua orang fokusnya ke elo."

"Gue gak nyaman Ser! Bukan gue banget mau jadi sorotan."

"Tapi lo baper kan?"

Hala diem, pipinya balik merah lagi. Iyalah siapa sih yang gak tersentuh dapet perlakuan unpredictable banget kayak kemaren.

"Hal, saran gue tentuin siapa sebenernya yang lo suka. Gue takut aja kalau kelamaan gak ada kejelasan mereka bakal milih nyanyi lagu Via Valen," saran Rhea.

Sèlene dan Serinda jadi auto nyanyi lagu yang dimaksud sambil joget-joget kecil. "Akuuu mundur alon-alon mergo sadar ku digantong."

"Hahahah apaan ya Tuhannn. Pak polisi tolong ditangkep dua temen gue, mereka habis ngelem kayaknya," gurau Deiji pura-pura nyari polisi.

"Heheheh."

Mereka berlima itu untungnya sama-sama punya selera humor yang sama dan kepribadian yang saling terima kekurangan masing-masing. Makanya bisa sedeket sekarang.

"Tapi gue setuju sih Hal sama Rhea. Lo harus teges dalam hubungan. Jangan fokus belajar aja, pinter enggak botak iya."

Hala ngenoyor kepala Sèlene, "Talk to your self, Sil. Lo yang paling gak jelas hubungannya."

Sèlene bodo amat denger itu malah sekarang dia ngemilin kacang panggang. Terlalu berat perasaannya kalau mau dibahas jadi skip dulu buat hari ini.

"Lo sama kak Malik fine-fine aja kan, Ser?" tanya Rhea tiba-tiba.

"Kok nanya?"

"Iya kan lagi bahas gebetan masing-masing. Formalitas aja gue tuh."

"Hahaha aman-aman. Cuma ya gituh, restu orang tua sama kek ngejer restu Tuhan," balas Serinda sambil ngehela nafas.

"Tapi kak Malik mikirin jalan keluarnya kan? Gak mungkin enggak soalnya kalian udah dari SMA pacaran," kata Deiji.

"I hope so."

Serinda ngasih senyum simpul ke temen-temennya. Agaknya dia keliatan murung tapi itu cuma sebentar doang karena Serinda pinter banget nutupin kesedihan dia.

"Nah! Lo gimana sama Kak Kenan? Terima aja sih susah amat. Sok jual mahal padahal beli 10 ribu dapet tiga," lanjut Serinda.

"Dih monyett! Lo kira gue kaos kaki yang dijual di pasar?"

S H A K A || BTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang