23. It's Turn Back on Time

46 10 119
                                    

S H A K A

Thursday's night, kelima cewek penghuni andralis satu itu lagi ngumpul bentuk lingkaran yang di tengah-tengah mereka ada banyak banget cemilan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thursday's night, kelima cewek penghuni andralis satu itu lagi ngumpul bentuk lingkaran yang di tengah-tengah mereka ada banyak banget cemilan. Jarum panjang jam yang nempel di dinding itu sejajar sama angka tujuh.

"Do we need to deep talk? Kemaren rencana-nya mau nongki di cafè deket kampus tapi gak jadi-jadi so ganti-nya sekarang aja? Mumpung Serinda habis ngeborong super market." Hala yang baru aja ngebuang sheet masknya ke tong sampah—duduk di tengah Sèlene dan Rhea.

"About what? Future?"

Jarang banget girl's time bahas itu, haha.

"Keluar dari sini paling gue ngelamar jadi perawat," kata Rhea—ngebuka bungkus snack.

"PNS?"

"Enggak. Gue mau-nya sih di rumah sakit swasta aja. Pengen di Bali."

"Don't say, Rumah sakit Andrelanlouis?"

"Iyaaaaa! Hahaha, manfaatin sepupu gue yang kerja di sana. Ada koneksi digunain sih di dunia kejam ini."

"Valid! Gue juga paling lanjut kerja di firma bokap jadi sekretaris? Atau gak cari loker di kedutaan," ucap Hala nimbrung perkataan Rhea.

"Huft. Even ini bukan passion gue tapi mau gimana lagi? Gak ada yang bisa nerusin usaha nyokap. Minusnya anak semata wayang," keluh Serinda.

"Plusnya lo kaya nyet! Gak perlu repot bagi harta warisan."

"I-iyaaaaa cuma agak gak klop aja lulusan sastra megang bisnis perusahaan."

"Maka-nya nyokap lo kekeh banget ngejodohin lo sama anak temennya yang lulusan s2 di Singapura ituuuu."

Males nanggepin, Serinda ngedesah sambil ngeroll eye. Being born rich is not as easy as its look like.

"Ih gak adil banget! Kalian udah ada masa depan cerah gemilang secerah lampu surga setelah wisuda lah kita Dey?" seru Sèlene bergurau.

"Gue kerja di perusahaan corporate tante gue Sil. Ngisi kekosongan staff HRD di sana kalau timing-nya pas. "

Sèlene ngehela nafas dengan senyuman memè-nya. "Gini ya temenan sama orang yang nganut paham nepotisme."

"Hahaha. Lu kawin aja sama kak Aros, Sil. Gak perlu kerja lagi hidup lo pasti terjamin tujuh turunan orang dia penerus Baruna," canda Rhea.

"Kawin kan udah nikah yang belom," timbal Hala dengan tampang polosnya—nguyah snack stick.

"Anjir! Bener lu."

"Sil, lo gak mau minta tanggung jawab gitu sama kak Aros? Secara dia udah 'ngambil' lo?" tanya Serinda hati-hati.

Denger itu, Sèlene senyum kecut. "Kayaknya, emm ... gue perlahan mau ngejauhin kak Aros dan ngelupain Ares."

S H A K A || BTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang