Hari Senin, adalah hari yang cukup dibenci para siswa-siswi SHS Kimgrup karena apa? Mereka harus mengikuti apel pagi di lapangan sekolah yang sangat panas.
Semua siswa-siswi sudah berkumpul di lapangan utama, tapi beda halnya dengan gadis yang berlari dengan kecepatan tinggi menuju ke arah pintu gerbang yang sudah tertutup rapat.
BRAK
"Ahjusin Lee, aku mohon buka gerbangnya" ujar gadis itu dengan tatapan memelas pada satpam yang berdiri di pos jaga tersebut.
Satpam itu menghela nafas berat, sudah keempat kalinya gadis cantik itu terlambat.
"Kau lagi Nona. Apa orang tuamu tidak pernah membangunkanmu?" Tanya satpam, pria itu mulai membuka pintu gerbang bagi gadis bermata Almond.
"Hari ini mereka tidak dirumah" jawab gadis itu setelah memasuki area sekolah.
Pria itu menggeleng pelan, "sana pergi. Upacara sebentar lagi akan dimulai"
Gadis itu tersenyum kecil, ia membukukan badannya untuk ucapan terima kasih dan langsung berlari terbirit-birit menuju lapangan utama.
Duk. Bug
Gadis itu meringis kesakitan saat bokongnya mendarat di aspal jalan dengan sangat tidak elitnya.
"Sakit.," Rintih gadis itu.
"Nona, gwaenchana?"
Gadis bermata Almond itu langsung melirik tajam pada pria yang mengulurkan tangannya tapi dengan tidak sopan nya gadis itu menepis tangan besar tersebut, ia langsung berdiri dan menatap tajam si pria.
"Yak ahjusin jika ingin berhenti bilang-bilang" kesal gadis itu.
"Maaf Nona. Dan tadi kau bilang apa? Ahjussin?"
"Iya, kau itu mau apa disini? Mau mesum dengan para siswi disini? Dasar tidak memiliki etika. Yak! ahjusin jika kau ingin berbuat mesum jangan disini. Dasar pedofil" kesal gadis itu dan langsung berlalu pergi meninggalkan pria yang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Pria itu bahkan belum menyela pembicaraan gadis cantik tadi.
"Mesum? Pedofil? Menarik" Pria itu tersenyum kecil, sebenarnya sekolah ini mengajarkan apa. Kenapa siswi tadi dengan entengnya mengatakan semuanya.
"Kim Bum!" Pria itu menoleh ke arah kanan dan ia langsung melangkah kakinya mendekati pria yang memanggilnya.
"Kenapa kau senyam-senyum. Apa ada bidadari disini?" Tanya pria itu yang diangguki oleh Kim Bum.
"Bidadari yang menghinaku" jawab Kim Bum, yang membuat pria yang berjalan di sampingnya mendadak berhenti.
"Kenapa? Upacara sudah dimulai kan?" Tanya Kim Bum yang menoleh ke belakang, sedangkan pria itu menatap Kim Bum dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Siapa? Apa guru disini? Aku akan menegurnya"
"Bukan! Park Chanyeol! Cepat kau ingin aku pecat sebagai pembina siswa-siswi di sini!" Kesal Kim Bum
***
Gadis itu langsung meletakan tas ranselnya dipinggir lapangan. Ia langsung menempatkan dirinya di barisan tegah dimana teman-temannya berada.
"Telat lagi" ejek salah satu siswi yang tak lain adalah Go Ara. Gadis bermata Almond itu mendengus kesal.
"Ahjusin dan ahjumma tidak ada dirumah?" Tanya Hye sun dan diangguki oleh gadis itu.
"Aku sudah menyuruhmu untuk memasang alarm Kim So Eun yang cantik" kesal Ara. So Eun sahabatnya itu kalau sudah ketemu bantal yang pelor (nempel molor) dan sulit dibangunkan walaupun 10 jam weker berbunyi disampingnya.
"Aish, kau ini kenapa selalu membuatku kesal si. Tadi ahjusin mesum sekarang kau!"
"Ahjusin mesum? dimana?" Tanya Hye sun penasaran.
"Di depan lobi. Sekolah ini sudah tidak aman lagi bagi para siswi" jawab So Eun, ia menunduk kepalanya karena sinar matahari yang menerpa wajah cantiknya.
"Kau yakin itu ahjusin mesum? Kenapa sekolah ini jadi menyeramkan si" ujar Go Ara yang merinding sendiri.
Cek
Suara cek sounds terdengar dan membuat para siswa-siswi yang semula ribut kembali tenang.
"Ehm, terimakasih atas partisipasi kalian mengikuti upacara pagi ini. saya sebagai ketua yayasan disekolah ini mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada kalian semua..," ujar orang tersebut dan menampilkan senyum manis yang membuat para siswi meleleh termasuk para guru perempuan.
"So Eun, apa dia sangat tampan. Sampai kau menatapnya tanpa berkedip?" Tanya Go Ara pada So Eun yang masih kaget dengan Pria yang berdiri di atas podium.
"Nama saya Kim Sang Bum dan kalian boleh memanggil saya Mr. Kim, jangan memanggil saya ahjusin karena saya belum setua itu" ujar pria tersebut dengan mata yang menatap salah satu siswinya.
Sedangkan So Eun yang merasa dirinya ditatap hanya menelan ludahnya dengan susah payah.
So Eun meruntuki kebodohan mulutnya, kenapa dia tidak bisa mengontrol ucapannya sedikitpun, "menyebalkan" gumam So Eun, ia sudah kembali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Ia tidak berani menatap mata tajam milik ketua yayasan disekolah nya itu.
Beberapa menit kemudian upacara selesai dan para siswa-siswi kembali kekelas masing-masing. Semuanya mengikuti pelajaran dengan baik, hingga menjelang siang para siswi berhamburan keluar kelas untuk mengisi perut mereka di kantin.
Begitu juga dengan So Eun dan kawan-kawan mereka sudah duduk disalah satu meja dengan makanan sesuai keinginan mereka yang sudah tertata manis didepan mereka.
"Bagaimana kalau kita nanti malam ke Night club" ajak Ara pada kedua sahabatnya, mereka tak menyadari ada tatapan tak suka dari salah satu pengunjung kantin.
"Tidak" tolak So Eun, yang membuat Hye sun dan go Ara menatap kearahnya dengan tatapan terkejut. So Eun melepas aerphonenya meletakan diatas meja dan menatap kedua temannya.
"Kenapa? Besok kita libur. Dan kita sudah menyelesaikan ujian Nasional kita. Aku butuh hiburan" kesal Go Ara karena menerima penolakan dari So Eun. Sahabatnya itu memang anti dunia malam atau night club.
"Hiburan tidak hanya night club Go Ara. Dan kau juga jangan kesana" ujar So Eun kesal sembari menunjuk Hye Sun sahabat kecilnya, yang menjadi berandalan karena berteman dengan Ara, sebenarnya Ara tidak berdampak buruk bagi mereka tapi ajakanya yang berdampak buruk.
"Wae? Kita hanya minum disana tidak lebih" jawab Hye Sun walaupun agak gugup.
"Tidak lebih ya? Aku tahu kalian kesana ingin menemui pria. Tidak bisa, jika kalian tetap kesana aku akan menghubungi orang tua kalian" kesal So Eun, ia langsung pergi meninggalkan kedua sahabatnya.
"Apa-apa dia" gumam Go Ara tak percaya sedangkan Hye Sun menghela nafas.
"Maaf Ara. Aku tidak akan kesana. Aku tidak ingin mengecewakan ibu dan ayah...,"
"Hye Sun kita sudah memiliki janji dan kau membatalkannya?"
Hye sun hanya menundukkan kepalanya dan mengaduk-aduk makanannya tanpa minat, ia mengingat kejadian sekitar 3 bulan yang lalu. Ibunya menangis saat mengetahui Hye sun pergi ke club walaupun sebentar, dan itu menyebabkan ia dan So Eun bertengkar hebat.
"Ehm, yang dikatakan temanmu benar masih banyak tempat hiburan lain. Night club tidak baik untuk kalian" ujar seseorang yang membuat keduanya menoleh ke kiri dimana ketua yayasan duduk disana dan mendengarkan pembicaraan mereka.
Ara tersenyum canggung, ia tertangkap basah mengajak ke Night club kepada teman-temannya, "saya minta maaf Mr. Kim" ujar Ara sedangkan Kim Bum tersenyum kecil.
"Baiklah saya permisi. Gunakan waktu senggang kalian untuk hal yang lebih bermanfaat" ujar Kim Bum.
"Gadis menarik" gumam Kim Bum.
Tbc
Haloha, wih. Ini cuman beberapa chapter saja ya, gak ada konflik yang berlebih di dalam. Aku akan membuat sesuatu yang So sweet antara bumsso jika bisa oke.
Dan untuk cerita yang lain. Ha-ha-ha maaf ya aku belum dapat hidayah untuk cerita yang lain.
Semoga kalian suka❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Kim✔
FanfictionKehidupan yang monoton menjadi lebih berwarna karena seorang gadis kecil