Fifth

57 5 5
                                    

Alanka melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah, tak sedikit siswa siswi yang melempar  senyuman untuknya. Meskipun ia dijuluki sebagai bad girls, tapi ia masih mempunyai sopan satun dan terkenal ramah dengan teman-temannya.

Saat ia  berjalan melewati parkiran tak sengaja ia melihat Arsen keluar dari mobilnya dengan menggandeng seorang cewek disampingnya. Mungkin itu saudaranyabatin Alanka. Sebenarnya ia mengetahui Arsen tak mempunyai  satu pun saudara perempuan, namun ia selalu berusaha berpikir positif meskipun hal itu bertentangan dengan hatinya dan membuatnya harus membohongi dirinya sendiri.

" Hai Ka," Seseorang menepuk bahu Alanka, membuat gadis itu sedikit terkejut.

" Masyaallah gue kaget, bangsad lo No." Pekik Alanka. Seseorang itu adalah Vano, cowok yang kabarnya lagi dekat sama Elina.

" Hehe maaf-maaf. Lagian ngapain sih pagi-pagi udah bengong, di parkiran lagi ntar disambet setan parkir mampus lo."

" Cuma lagi liat pemandangan aja." Jawaban Alanka membuat Vano melihat sekeliling dan ternyata, ia menemukan Arsen sedang bersama cewek lain.

" Lo liat itu Ka? Wah gila tu orang, awas aja nanti." Vano merasa geram dengan kelakuan sahabatnya itu.

" Udah biarin aja gue udah terbiasa kok sama yang kaya gituan. Gue duluan ya" ujar Alanka, kemudian berlari menuju kelasnya, meninggalkan Vano yang masih berdiri di depan parkiran.

" Nanti istiahat jangan lupa bawa Elina ke kantin." Teriak Vano yang hanya mendapat anggukan dari Alanka.

" Tadi pagi katanya sih sibuk, ternyata sibuk mau jemput sama cewek lain." Gumam Alanka sambil terus mempercepat langkahnya

                                                      ***
Kriiiinngg

Bel masuk telah berbunyi, sedetik kemudian guru sudah masuk ke kelas 12 IPA2 namun Alanka masih belem terlihat ada dikelasnya. Elina yang ada dikelas pun sedikit khawatir dengan nasib malang sahabatnya itu, pasalnya hari ini adalah waktu ulangan fisika.

"Selamat pagi anak-anak, hari ini kita ulangan ya." sapa bu Lala dengan nada andalanya yang selalu ditekan.

"Ulangan kok mendadak sih buk? Harusnya kan dikasih pengumuman dulu. Jangan bikin asma saya kambuh dong bu" Teriak Raka sok amnesia, padahal minggu lalu ketua kelas sudah mengumumkan jadwal ulangan fisika.

"Iya nih gak asik ah." Lanjut Elina, kesal.

"Heh kamu yang dipojok" bu Lala menunjuk murid yang duduk di pojok paling belakang.

"Iya bu kenapa, aura saya terlalu mempesona ya bu, sampai bu guru ngefans sama saya?" Raka yang merasa dipanggilpun langsung berdiri, sambil menaik turunkan alisnya.

" Jaga mulut kamu. Keluar sekarang!!"

"Enggak ah bu, emang salah saya apa coba? Mulut saya juga udah saya jaga dari dulu kok" Raka kembali duduk dibangkunya, membuat emosi gurunya naik sampai ke ubun-unbun.

"Kanapa malah duduk, saya bilang KELUAR!!!" Teriak bu Lala yang berhasil membuat kelas menjadi hening.

" Iya-iya Bu, aelah sensi amat sih ntar cantiknya ilang lo"

" Kurang ajar kamu ya, berani goda saya lagi. Bakal saya tusuk sama garpu kamu!" Nada bicara Bu Lala semakin naik, sedangkan yang dimarahi malah cengengesan.

" Iya-iya bu saya keluar." Jawab Raka.

                                                    ***

Alanka berlari menyusuri koridor kelas 12, saat sampai di depan kelasnya ia bertemu dengan Raka yang tengah berdiri di samping pintu.

" Lo ngapain disini Ka, kenapa gak masuk?" Raka yang mendengar itupun langsung menoleh.

AbsurdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang