The galak boy

10 1 0
                                    

Happy reading..

• • •


Enak banget tuh anak baru duduk sama most wanted sekolah

Pingin deh jadi anak baru, biar bisa duduk sama babang farrel

Duduk sama gue aja sini

Banyak siswa yang iri kepada Rea karena ia bisa duduk dengan most wanted di sekolah barunya. Alfarrel Reynand Argatha, si ketua osis SMA Megantara. Berparas tampan dengan iris mata hijau beserta hidung mancungnya membuat banyak perempuan tergila-gila padanya. Namun hatinya yang dingin bak es kutub membuat sejumlah fansnya mundur, tapi bukan berarti semuanya. Beberapa lainnya masih setia kok hehe.

"Hai gue Rea," ucap Rea seraya mengulurkan tangannya kepada lelaki yang duduk di sampingnya. 1 detik, 2 detik, 3 detik belum ada juga uluran tangan lelaki itu untuk membalas salam perkenalan Rea. Melihat itu, Rea pun langsung menarik kembali tangannya dan duduk tegap menghadap ke depan. Malu, itulah yang dirasakannya saat ini.

2 jam kemudian..

"Ya sudah anak-anak cukup sekian penjelasan dari saya. Sampai jumpa di pertemuan selanjutnya. Wassalamualaikum wr wb," ujar Bu Diva seraya meninggalkan ruangan kelas Rea. Mendengar itu semua siswa bernapas lega tak terkecuali Rea. Sesenang-senangnya ia dengan pelajaran matematika, bukan berarti ia takkan pernah lelah dalam belajar. Tapi lelaki disampingnya itu sama sekali tak menunjukkan wajah kepenatan setitikpun, benar-benar aneh.

"Oh iya anak-anak jangan lupa kerjakan pr nya. Halaman 15-25, harus selesai tepat waktu. Kalau tidak kalian akan saya hukum membersihkan kamar mandi," ucap Bu Diva kembali setelah meninggalkan kelas beberapa menit yang lalu. Mendengar ucapan Bu Diva itu lebih tepatnya ancaman membuat beberapa siswa bergidik ngeri. Sisanya hanya mendesah pelan, kalo keras bisa-bisa dihukumnya sekarang.

"Hai Rea, boleh kenalan gak?" Kata gadis yang duduk di depan Rea sembari membelokkan badannya menghadap Rea.

"Emm boleh," jawab Rea sopan sambil mengulas senyumnya.

"Gue Elice, E-L-I-C-E. Karena ribet panggil aja Elis," gadis bernama Elis itu mengulurkan tangannya dan langsung dibalas oleh Rea.

"Rea," balas Rea ramah.

"Kalau yang ini namanya Rena," ucap Elis sambil menepuk pelan bahu gadis berparas cantik yang duduk disampingnya.

"Renasya, panggil aja Rena," ucap Rena sopan sambil mengulurkan tangan kanannya untuk berkenalan.

"Rea," Rea pun langsung membalas uluran tangan Rena dengan senyum ramahnya.

"Re, ke kantin yuk sama kita! Kan lo masih belum tau daerah di sekolah ini," ajak Rena kepada Rea, namun Rea teringat perkataan kakak kelasnya tadi pagi.

"Maaf ren, lis. Gue gak bisa, gue masih ada urusan. Maaf ya," Rea agak tidak enak menolak ajakan Rena dan Elis. Padahal sebenarnya ia sangat ingin pergi ke kantin bersama mereka, namun mau bagaimana lagi, ia kan sudah berjanji dengan Vero.

"Yah gitu ya, yaudah gapapa. Kita duluan ya," ucap Elis sambil menggandeng tangan Rena dan bergegas pergi.

Mendengar itu Rea hanya membalasnya dengan anggukan, lalu kembali duduk di bangkunya. Sambil menunggu kedatangan Vero, Rea membaca novel yang baru dibelinya kemarin setelah pindah ke Bandung. Ia tak sadar bahwa lelaki yang disampingnya sedari tadi memandanginya.

"Farrel," ucap Farrel tiba-tiba seraya mengulurkan tangannya, membuat Rea tersadar dan langsung berbalik menatap lelaki disampingnya itu. Mendengar itu membuat Rea sedikit terkejut dan langsung menghentikan aktivitasnya.

ReaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang