Happy Reading..• • •
"Eh, Re. Lo sekarang bawa baju olahraga kan?" Tanya Elis seraya mengambil baju olahraga dari dalam tasnya.
"Bawa kok Lis," jawab Rea sambil mengacak-acak tasnya, mencari seragam olahraga yang tak kunjung ia temukan dalam tasnya.
"RE, UDAH BELOM?? YUK CEPET GANTI, NTAR KEBURUR DICEROCOSIN PAK DODIK," teriak Rena dari luar, mendengar itu Rea semakin gelisah. Seragam olahraganya belum juga ia temukan, padahal baru kemarin om nya mengantarkan baju itu ke rumahnya.
"Aduh, seragam gue kemana coba. Padahal last night kayaknya udah gue put in bag deh. Kok nggak ada sih, where are you seragam? Oh my god, gimana nih," gerutu Rea pada dirinya sendiri. Kebiasaan kalau ia sedang gelisah, pasti bahasanya campur-campur kek gitu.
"REN, LIS. KALIAN DULUAN AJA DEH! NTAR GUE NYUSUL!1!1!" pekik Rea dari dalam kelas, untung kelas dalam keadaan sepi jadi ga bakal ada yang budeg karena teriakan Rea.
"Berisik," gertak Farrel yang tiba-tiba langsung muncul di samping Rea.
Jadi, barusan Farrel denger gue teriak-teriak dong - batin Rea
Ya, memang dari tadi Farrel sudah duduk di samping Rea, namun gadis itu tak menyadarinya karena sedang sibuk mencari seragam olahraga.
"Hehe maap," ucap Rea menunjukkan deretan giginya sambil menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada, sebagai tanda permohonan maaf. Namun, Farrel sama sekali tak memperdulikan Rea, ia malah sibuk mengotak-atik handphonenya.
Suasana kembali awkward. Rea tidak suka suasana seperti ini. Biasanya kalau dengan abangnya pasti dia udah nerocos kayak ayam habis bertelur.
"Btw, makasih ya," ucap Rea di sela-sela aktivitasnya yaitu mengacak-acak tas.
"Buat?" Tanya Farrel, karena tidak mengerti kemana arah bicara Rea.
"Yang kemaren,kan lo udah nolongin gue. Kalo ga ada lo mungkin gue udah ga ada disini," lanjut Rea panjang lebar .
"Oh," oh? Hanya oh? Setelah Rea berbicara panjang lebar kali tinggi seperti itu hanya jawaban 'oh' yang keluar dari mulutnya? Benar-benar menyebalkan.
"Hm," dehem Rea lalu melanjutkan aktivitasnya kembali.
"Lo gak ganti baju?" Tanya Rea mencoba menghilangkan suasana awkward yang terjadi diantara mereka.
"Ga," jawab Farrel singkat tanpa menatap Rea.
"Kenapa?" Tanya Rea kembali, namun tak ada sepatahkatapun keluar dari mulut Farrel untuk menjawab pertanyaan Rea.
"Sakit?" Rea mencoba menebak-nebak, sambil menatap intens wajah Farrel. Wajah itu tak menunjukkan wajah pucat setitikpun.
Jadi Farrel tidak sakit, persepsi Rea.1 menit..
2 menit..
"Ga bawa seragam olahraga?" Tanya Rea mencoba menebak-nebak kembali. Entah mengapa Rea sangat penasaran dengan lelaki berhati dingin itu.
"Yang ada lo yang ga bawa seragam olahraga," kali ini Farrel menjawab pertanyaan Rea, membuat Rea sedikit senang karena Farrel mau bicara lebih dari 5 kata. Mendengar jawaban Farrel, Rea langsung tersadar bahwa ia belum juga menemukan seragam olahraganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rea
Teen FictionYou're ice cold, that makes me even more curious ~ Reanna Artha Imanuel You're different, which makes me even more interested ~ Alfarrel Reynand Argatha