2-Sebangku

21 6 0
                                    

Air mata yang kita tahan tidak akan selamanya kuat ditahan dan percayalah air mata itu akan jatuh membentuk sebuah tangisan.
___________________________________

Jam pelajaran pertama pada hari Selasa adalah pelajaran Matematika pelajaran yang membuat Andin ingin membenturkan kepalanya berkali-kali ke tembok,namun Salsa selalu menahan niat Andin.Sedari tadi mata Andin memang terarah ke papan tulis namun pikiranya? entahlah kemana.Yang pasti Andin tidak mengerti apa yang baru saja dijelaskan oleh bu Rina di papan tulis.

"Siapa yang tidak mengerti angkat tanganya coba?"bu Rina mengelilingi matanya ke para muridnya dan ternyata tidak ada yang mengangkat tanganya ke udara "Berarti semuanya mengerti ya?"

Bu Rina pun tertawa,ia yakin kalau dari empat puluh siswa yang ada di dalam kelas ini pasti ada beberapa murid yang masi tidak bisa mengerti dan bu Rina akan mengetes anak-anak yang menurut bu Rina belum mengerti dengan penjelasanya tadi.

"Oke kalau semuanya sudah mengerti,coba kamu Andin maju ke depan dan kerjakan soal halaman dua puluh di papan tulis"

deg!

Andin pun mengerjapkan matanya beberapa kali,lalu ia berbisik ke Salsa kalau dirinya tidak bisa mengerjakan soal yang disuruh oleh bu Rina tadi.Salsa tidak bisa membantu Andin sama sekali karena kini semua pasang mata terarah ke meja mereke berdua.Andin pun menghela napasnya lalu maju ke depan dengan langkah nya yang gontai.

"Andini jalanya jangan lemas gitu dong" suruh bu Rani dengan kekehan kecil di belakanganya "ya bu"jawab Andin

Begitu sudah di depan papan tulis Andin bingung apa yang haru ia tuliskan di papan tulis,sedangakan dirinya sama sekali tidak mengerti bagaimana cara mengerjakan soal itu.Andin menoleh kebelakang dan melihat bu Rina yang masi setia dengan senyum keibuanya melihat kearahnya.

Andin pun menghela napasnya "Bu kan kemarin saya udah maju bu..bahkan saya maju dua kali bu" kata Andin dengan wajah melasnya

bu Rina hanya tertawa melihat murid kesayanganya ini yang begitu tidak suka dengan pelajaran matematika "Suka-suka ibu lah ndin..lagian itu kan kemarin"kata bu Rina lagi-lagi dengan senyum keibuanya

"Yaudah bu,kemarinya lagi ibu kan nyuruh saya juga ngerjain ke depan..akh pokoknya dari dulu saya kenal sama ibu,ibu selalu nyuruh saya ngerjain soal di depan padahal kan ibu tau saya gak bisa"rengek Andin. Dan perkataaan Andin mampu membuat semua yang ada di kelas tertawa kecuali Lingga tentunya yang kini sedang asik mengerjakan soal-soal yang bahkan belum disuruh oleh bu Rina

"Hahaha..yasudah kalau gitu,pelajaran ibu masi ada dua jam lagi kan,nah ibu mau kalian pindah tempat duduk dan yang kurang bisa mengerjakan matematika akan sebangku dengan yang bjsa mengerjakan matematika.oke?!"kata bu Rina,beliau sendiri adalah wali kelas untuk kelas 11MIPA2 kelas yang kini sedang ia ajar.

Bu Rina terus menerus memindahakan tempat duduk para muridnya,kini hanya Andin yang masi bingunh harus duduk dimana karena dirinya masi berdiri di belakang bu Rani "Saya dimana bu?"tanya Andin dengan tampang polosnya

"Hahah ibu lupa,kamu duduk sama Lingga ya ndin"

Para murid yang ada di kelas tertawa ketika mendengar hal itu,akhirnya mereka berdua disatukan.Batin para murid walau sejujurnya banyak juga yang iri karena Lingga yang notabene nya adalah the most wanted duduk dengan Andin yang memiliki kedudukan yang sama dengan Lingga yaitu sama-sama the most wanted.

"YES!haha akhirnya saya bisa duduk sama balok es bu!"seru Andin,tentu saja perkataanya membuat semuanya tertawa kecuali Lingga yang kini menatap nya dengan tatapan mematikan

"Yasudah kamu duduk di sebelah Lingga..Lingga nanti kamu ajarkan Andin ya untuk soal-soal matematika yang dia tidak mengerti" Lingga pun menganggukan kepalanya dengan pasrah

Kini pelajaran kembali dimulai dengan tenang,Andin pun juga sudah duduk di sebelah Lingga yang sedari tadi sangat serius memperhatikan bu Rani mengajar dan berbanding balik dengan Andin yang lebih memilih bernyanyi dan terkadang juga ia berbicara sendiri layaknya orang gila.Dan jujur saja Lingga merasa terganggu akan hal itu.

"Diem"suruh Lingga,Andin pun menoleh ke Lingga yang sedang menatapnya intens. Andin pun tertawa "Kenapa kok lo nyuruh gue diem"tanya Andin dengan tampang meledek

"Lo berisik"kata Lingga dengan nada bicara yang dingin dan datar "Ohh..bodo gue mau berisik aja kalo gitu"ledek Andin

"ganggu"

"bodo"

"Bisa diem gak sih!"

"gak"

"Andin!"bentak Lingga

"apa"

"bisa diem gak sih!!"

"gak"

"ANDINI LATARIZA!"suara Lingga menggelegar ke seluruh kelas hingga bu Rani yang sedang serius menerangkan menoleh kearah Lingga dengan tatapan mengintimidasi "mulai deh perang!"teriak Aldan

"Berantem mulu kalo ketemu!"sorak anak-anak yang lain.Lingga menyesal karena tidak bisa mengontrol emosinya dan Andin tertawa puas melihat Lingga kesal setengah mati kepadanya "Sudah-sudah,sekarang kalian kerjakan latihan soal halaman 150 ya"pinta bu Rani

"Iya bu"jawab para murid serempak

Lingga sangat kesal pada Andin saat ini juga,karena dirinya ia menjadi pusat perhatian dikelasnya sendiri.Memalukan.
Tapi berbeda jauh dengan Lingga yang merasa kesal,Andin malah merasa senang karena Lingga tidak lagi menganggapnya ada.

"Yaelah Lingga masa lo marah sih"Andini pun merayu Lingga agar Lingga tidak lagi marah kepadanya "Lingaa..ajarin nomor tiga dong..gue gak ngerti"Lingga tidak menjawab.Jangankan menjawab menoleh ke arah Andin saja tidak.

Andin pasrah dia sudah meminta maaf dengan Lingga dengan berbagai cara namun Lingga tetap saja mengacangi dirinya.Andin kini bingung apa yang harus ia lakukan,ia ingin mengerjakan soal dari bu Rani namun ia tidak mengerti sama sekali.Ia ingin bertanya kepada temanya yang lain namun mereka sudah sibuk membantu mengajar teman-teman sebangkunya.

Andini lebih memilih untuk tidur dari pada mood nya hancur hanya karena matematika dan Lingga.Baru saja Andin memejam kan matanya tiba-tiba ia merasa kalau buku tulisnya diambli oleh seseorang.

"Kerjain"suruh Lingga dengan nada bicaranya yang dingin "gak mau"jawab Andin dengan posisi yang masi sama yaitu kepala yang ditaruh diatas meja dan menghadap kearah Lingga

Lingga pun menghela napasnya "kerjain Andin"suruh Lingga,lagi-lagi Andin menggelengkan kepalanya cepat "kenapa?" tanya Lingga

"Gue gak ngerti sama sekaliiii,kalo misal nya gue ngerti pasti ini soal semuanya udah gue kerjain"Kata Andin

"Mana yang gak ngerti?"

"Semua"Lingga menggelengkan kepalanya ia tidak percaya kalai Andin tidak bisa mengerjakan semua soal yang kini ada di hadapanya padahal ini hanyalah soal dasar dan sangat mudah bagi Lingga "Sini gue jelasin"

Lingga pun menjelaskan satu pesatu soal yang Andin tidak mengrti,Andin sangat lama dalam menangkap cara matematika diotaknya jadi mau tidak mau Lingga harus mengulangnya beberapa kali hingga Andin benar-benar mengerti.

-----
TBC

Hai!ceritanya gak seru ya?hehe 😅😅
Aku yakin kalian pasti bosen dan anggep cerita ini ga jelas wkwk.

Tunggu sampe chapter ke lima ya,pas Chapter ke lima dan seterusnya aku bakalan bikin cerita yang lebih menarik dan membuat penasaran hehe...

Kalo kalian suka jangan lupa klik bintang ya 🙏🙏🙏

KEEP SMILE 😊😊

9Mei2019

Life with the maskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang